Selamat membaca...
.
.
.
NAJWA POVAku tidak bermaksud untuk membuat Gus Raza kesal padaku karena sikapku ini. Aku hanya ingin makan bakso yang pedes siang ini. Dan aku ingin Gus Raza sendiri yang membelikannya untukku. Bukan nyuruh santri.
Bukan Aku ingin merepotkannya, tapi
entah kenapa aku ingin sekali makan bakso yang pedas siang ini. Dan seperti tidak bisa di tunda saja."Bagaimana? Enak ndak?"
tanya Gus Raza padaku saat Aku melahap bakso yang dia belikan dengan lahap. Sedangakan dia hanya memperhatikanku yang sedang makan bakso di depannya saat ini. Kalau Naufal sudah tertidur siang di kamar, karena Aku menidurkannya tadi setelah Gus Raza berangkat membelikannku bakso.
"Eugh!"
Aku hanya mengangguk pelan sambil terus memakan bakso yang di belikan Gus Raza. Sedangkan Gus Raza hanya menatapku saja sedari tadi. Entah apa yang sedang dia pikirkan tentangku saat ini.
"Mas mau ndak?"
Aku menyodorkan sesendok bakso ukuran kecil pada Gus Raza.
"Ndak!"
jawab Gus Raza menggeleng pelan, menolak sesendok bakso yang ku sodorkan di depan mulutnya.
"Ayolah mas, cobain dulu enak kok,"
ucapku memaksa Gus Raza untuk mencicipi sesendok bakso yang ku sodorkan padanya.
"Ndak, mas ndak kepengen sama baksonya, kuahnya saja sampai merah begitu penuh dengan sambal,"
ucap Gus Raza menolak sesendok bakso yang ku sodorkan. Karena dia memang tidak terlalu suka pedas dari dulu.
"Ayolah mas, satu sendok ini saja . Aaaa!"
Aku terus memaksa Gus Raza agar mau memakan satu sendok bakso yang ku sodorokan ke mulutnya. Sedangkan Gus Raza hanya menatap ku yang terus saja memaksanya memakan satu sendok bakso yang ku sodorkan padanya.
"Ayo buka mulutnya mas, enak kok ndak terlalu pedes,"
ucapku yang terus saja memaksa Gus Raza untuk memakan satu sendok bakso yang ku sodorkan padanya. Sedangkan Gus Raza hanya menatapnya saja dari tadi. Dan.....
"Aaaeemmm!"
Gus Raza pun akhirnya mau membuka mulut dan melahap satu sendok bakso yang ku sodorkan di depan mulutnya dari tadi. Menguyah bakso di mulutnya sampai menitikkan air mata karena saking pedasnya, dia memang tidak tahan pedas dari dulu.
Aku langsung memberikannya segelas air karena Gus Raza yang sudah kepedasan sampai keluar air mata menahan pedas.
Glek glek glek.
Gus Raza menenguk habis segelas air putih yang ku berikan untuk menghilangkan rasa pedas di mulutnya.
"Ah...pedas Naj,"
ucap Gus Raza lalu langsung berlari ke tempat penyimpanan gula. Dan langsung memasukkan gula ke mulutnya berulang kali, sambil terus mendesis kepedasan.
Aku hanya menatapnya dari meja makan. Sedangkan Gus Raza sudah memasukkan gula berulang kali ke mulutnya untuk menghilangkan rasa pedasnya.
Dosa tidak sih mengatakan suami sendiri lebay? Masa cuma makan sesendok bakso saja sudah mendesis kepedasan sambil menitikkan air mata seperti itu?
"Masnya saja yang lebay, lawong ndak terlalu pedas kok baksonya,"
ucapku dari meja makan dan kembali melahap baksoku. Sedangkan Gus Raza terus terusan memakan gula untuk menghilangkan rasa pedasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOAMU AZIMATKU [Romance Islami]
Ficción Generalseorang gus yang menikah dengan teman masa kecilnya,yang sudah ia anggap seperti adik sendiri disebabkan karna masih terikat hubungan kekeluargaan,🌹 Terbelenggu rindu yang akhirnya berujung temu,dan membawa misteri yang mungkin dapat menyayat hati�...