12. perasaan III ( ZIWA )

249 22 0
                                    

Zil pov..

Aku sedang duduk dia ayunan samping rumahku, menikmati taman yang berada di depanku.

tadi Dimas sudah di terima oleh intan, apa wati juga akan menerimaku, secara dari kecil aku selalu menjahilinya dan mengganggunya, tapi sejak aku menjadi osis aku sudah jarang menjahilinya, dan sejak bulan desember aku sudah tidak pernah lagi menkahilinya.

" jangan ngelamun, udah mau magrib, kesambet baru tahu rasa" ucap rey yang baru datang.

" siapa juga yang ngelamun, yang ada kamu yang sering ngelamun mikirin gevi" jawabku.

" kamu ngelamun mikirin wati kan zil?" Tebaknya.

" sok tahu kamu rey" elakku, padahal benar.

" terserahmu lah zil " balasnya dengan memasuki rumah, setelah mengatakan itu rey masuk kerumah.

Aku harap kamu akan menerima perasaanku, jika aku menyampaikannya padamu suatu saat nanti.

Aku pun masuk ke rumah menyusul rey yang sudah masuk duluan.

Ke esokkan harinya aku dengan dedi sedah berada di kantin sekolah mengurus undangan untuk tamu acara tahunan, acara akhir tahun ini acara tahunan yayasan pratama jadi semua jenjang ikut, di pesta akhir tahun hanya di hadiri smp, sma, smk, dan perguruan tinggi saja.

" udah semua kan zil?" Pasti dedi.

" iya, udah semua kok, biar kita  gk capek bagiin undangan ini kerumah satu persatu, ebihbaik kita kasih ke anak mereka" usulku.

" oke, gk masalah, aku juga males, kalau harus dateng satu persatu kerumah mereka, apalagi undangannya banyak banget gini" setuju dedi.

" sekarang kita pisah pisahin berdasar jenjang anaknya yang sekolah disini" saranku.

" oke" jawabnya.

Aku dan dedi segera melakukannya.

" zil, aku perhatikan sejak kita jadi ketos dan wakil ketos kamu jarang berantem sama wati, sekarang malah gk pernah lagi, ada masalah apa zil?" Tanya dedi tetap denagan memilih undangan.

" aku udah gk mau berantem lagi sama dia, aku ngerasa bersalah dari dulu selalu cari gara gara sama wati" jawabku apa adanya.

" tapk itu aneh, di sekolah jadi gk ada perteng karan kalian berdua, dan aku tahu kalian dari dulu serig bertengkar, kan kita sering ketemu walaupun jarang main bareng dulu" ucap dedi.

Aku dan dedi lanjut misah misahin undangan.

30 menit berlalu, kami sudah menyelesaikan memisahkan undangan sesuai jenjang.

" sekarang tinggal menyerahkan ke jenjang masing masing" ucap dedi.

" suruh anak osis lainya saja, untuk menyerahkan ke osis jenjang lain" saranku, karena aku malas.

" iya" setuju dedi.

Dedi lalu memanggil anak osis lainnya untuk membagikan undangan.

" zil, cerita ke aku jika ada masalah, jangan di pendem sendiri" ucap dedi.

" pikirkan baik baik, aku harus membantu kak rizal, kak zahdan, dan kak akmal menyiapkan acara" pamit dedi dengan mengacak rambutku.

Kak rizal itu ketua osis sma, kak zahdan itu ketua osis smk, dan kak akmal itu perwakilan dari universitas.

Tiba tiba ada 3 dari 5 pangeran sekolah ke duduk di sebelahku, 5 pangeran sekolah itu kak indra, aku, kak dimas, kak dedi, dan rey.

" dari kemaren murungterus kenapa sih zil?" Tanya rey kawatir karena aku gk biasanya gini.

Amalia menghadapi Cinta✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang