Author POV
Tok tok tok!
"Masuk." Mendengar perintah tersebut, Seulgi langsung memutar knop pintu ruangan milik Irene dan memasuki ruangan tersebut sesuai perintah Irene.
"Anda memanggil saya nona?" Tanya Seulgi kepada Irene, dan Irene hanya menganggukkan kepalanya saja tanpa melirik Seulgi yang berada didepannya.
"Sesuai dengan penawaranku kemarin. Hari ini juga kau sudah menjadi sekretarisku menggantikan Joy. Kembali ke ruanganmu sekarang, dan bereskan barang-barangmu." Perintah Irene, masih dengan mata yang menatap ke berkasnya.
"Tidakkah, ini terlalu cepat nona?" Tanya Seulgi, membuat Irene langsung menghentikan kegiatannya dan menatap Seulgi dengam wajah yang datar.
"Apa kau baru saja membantah perintah bossmu?" Tanya Irene balik, sembari menatap tajam ke arah Seulgi.
Seulgi yang ditatap demikian pun langsung bungkam untuk sesaat.
"Baik nona. Aku akan membereskan barang-barangku sekarang." Mau tidak mau, Seulgi menuruti perintah Irene.
Irene menganggukkan kepalanya, dan menyuruh Seulgi keluar dari ruangannya.
Setelah Seulgi keluar, Irene memijit pelipisnya. Wajah wanita itu tampak frustasi. Tak lama setelah Seulgi keluar, Joy memasuki ruangan Irene.
"Kukira kau akan menahannya lebih lama diruanganmu unnie. Kenapa cepat sekali? Apa saja yang kalian bicarakan?" Tanya Joy.
"Aku menyuruhnya membereskan barang-barangnya." Jawab Irene, membuat mata Joy membulat sempurnya karena terkejut.
"Kau memecatnya unnie?! Hanya gara-gara dia berbicara dengan wanita lain dan membuatmu cemburu?!" Pekik Joy kaget. Untung saja ruangan Irene kedap suara.
"Memangnya siapa yang bilang kalau aku memecatnya?" Tanya Irene.
"Tidak ada." Jawab Joy.
"Tidak ada kan? Lalu kenapa kau berfikir sampai kesana?! Aku tidak segila itu." Balas Irene kesal.
"Mianhae. Itu juga karena ucapanmu sangat ambigu." Ucap Joy.
"Terserah. Pokoknya, aku mau kau membimbingnya." Perintah Irene.
"Ok, as you wish." Balas Joy, dan kemudian pergi meninggalkan Irene sendirian diruangannya.
Irene menghela nafasnya berat.
"Jika aku tidak menjauhkan Seulgi dari ruang accounting, akan ada banyak lagi yeoja yang menggodanya." Gumam Irene pelan.
Tidak lama kemudian, Joy kembali memasuki ruangan Irene.
"Seulgi sudah datang." Ucap Joy.
"Bimbing dia Joy." Perintah Irene.
"Baik unnie." Balas Joy, dan kemudian kembali ketempatnya yang kebetulan berada didepan ruangan Irene.
Setelah Joy keluar, Irene berjalan menuju jendela yang menghadap langsung keruangan Joy. Ruangan Joy berlapis kaca, sehingga Irene dapat melihat interaksi antara Joy dan Seulgi dari tempatnya berdiri sekarang.
Dilihatnya Seulgi tersenyum kearah Joy, dan Joy sendiri juga membalas senyuman Seulgi.
Joy tampak mempersilakan Seulgi untuk duduk, dan keduanya berbincang.
Harus Irene akui bahwa Joy tipikal wanita yang gampang bersosialisasi dengan orang baru. Lihat saja dirinya dan Seulgi saat ini. Keduanya bahkan tampak sudah sangat akrab, dan tak jarang Seulgi tertawa didepan Joy.
Irene menyipitkan matanya, dan kemudian menutup gorden jendelanya sembari mendengus kesal.
Cemburu.
Itulah yang dirasakan Irene saat ini. Ingin rasanya ia menarik Seulgi keruangannya, dan menyimpan pria itu hanya untuknya. Tapi sayangnya ia tidak segila itu.
Akan ada saatnya Irene menyatakan perasaannya kepada Seulgi. Ada saatnya. Dan jika saat itu tiba, Irene akan menyimpan Seulgi untuk dirinya sendiri.
Irene kembali duduk dikursi kebesarannya, dan mengerjakan beberapa pekerjaan yang memang harus diselesaikan sekarang juga.
....
"Akhirnya~" ucap Irene lega saat pekerjaannya selesai. Dilihatnya jam tangannya yang menunjukkan angka 7.
Sudah malam, dan sudah seharusnya ia pulang.
Irene membereskan barang-barangnya, dan kemudian menyambar tasnya. Saat Irene membalikkan badannya, Irene melihat jas Seulgi yang tadi pagi namja itu pinjamkan untuknya.
Tangannya bergerak untuk mengambil jas tersebut, dan kemudian berjalan keluar.
Setelah menutup pintu ruangannya, Irene melihat wajah Seulgi yang berdiri didepannya saat ini.
"Kau masih disini?" Tanya Irene.
"Seorang sekretaris belum boleh pulang, jika bossnya belum pulang bukan? Setidaknya, itulah yang aku pelajari jadi Joy." Jawab Seulgi.
"Kau tidak perlu menungguku seperti itu. Aku bisa pulang sendiri." Ucap Irene.
"Kalau seorang sekretaris dilarang menunggu bossnya sampai pulang, apa boleh seorang pria menunggu seorang wanita sampai wanita tersebut pulang?" Tanya Seulgi.
Wajah Irene memanas seketika, saat wanita itu mendengar pertanyaan Seulgi.
"A-apa maksudmu?" Tanya Irene gugup.
"Aku tidak memiliki maksud apa-apa. Sekarang, mari kita pulang nona. Hari sudah malam, dan aku tidak bisa meninggalkan anda dikantor ini sendirian." Jawab Seulgi.
"Sendirian?" Tanya Irene memastikan.
"Iya, sendirian. Dikantor ini hanya ada kita berdua saja nona. Semua karyawan sudah pulang, dan aku tidak mungkin meninggalkam anda yang seorang nyctophobia ini di kantor yang pastinya sudah gelap." Jawab Seulgi.
Irene yang mendengar jawaban dari Seulgi pun akhirnya membenarkan ucapan Seulgi.
Keduanya bersama-sama berjalan menuju lift dan saat pintu lift terbuka, Seulgi dan Irene memasuki lift tersebut.
Tidak perlu waktu lama, pintu lift terbuka kembali dan menampilkan lobby yang sudah gelap gulita.
Seulgi mengeluarkan ponselnya, dan menyalakan senternya.
Saat Seulgi ingin melangkahkan kakinya kedepan, tiba-tiba saja Irene memegang lengannya.
"Wae?" Tanya Seulgi kepada Irene.
"Bersama." Jawab Irene. Seulgi menganggukkan kepalanya, dan kemudian keduanya berjalan berbarengan.
Seulgi menggenggam erat tangan Irene yang sudah mulai mendingin.
"Jangan takut." Ucap Seulgi.
"Aku tidak tahu kalau sebenarnya lobby dikantorku semenyeramkan ini." Balas Irene membuat Seulgi terkekeh lucu.
"Apa yang kau tawakan?" Tanya Irene yang merasa tersinggung.
"Aniyo. Sudahlah, ayo kita keluar dari sini." Ajak Seulgi.
Setelah berhasil keluar, Seulgi melepaskan genggaman Irene ditangannya.
"Tunggu disini, aku akan mengambil mobil dulu." Ucap Seulgi.
"Mengambil mobil? Kau membawa mobil? Kapan? Kan tadi kita berangkat memakai bus?" Tanya Irene.
"Joy meninggalkan mobil disini. Katanya aku diperkenankan untuk menggunakan mobil itu untuk mengantarmu pulang. Mulai dari sekarang." Jawab Seulgi.
Irene menganggukkan kepalanya. Dalam hati sebenarnya Irene merasa sangat senang. Itu artinya setiap pulang kantor, Seulgi akan mengantarnya pulanh sampai kerumah.
Tidak lama Irene menunggu, mobil yang digunakan Seulgi akhirnya tiba didepannya.
Seulgi tampak keluar dari mobilnya, dan kemudian membukakan pintu bagian belakang untuknya.
"Silakan masuk nona." Ucap Seulgi.
Irene yang melihat itu langsung mengabaikan Seulgi, dan membuka sendiri pintu penumpang yang berada disamping pengemudi.
"Aku akan duduk disini. Aku tidak mau duduk dibelakang." Ucap Irene.
Kening Seulgi mengerut bingung, dan lalu menutup kembali pintu yang sempat ia buka tadi.
Seulgi berjalan menuju bangku kemudi, dan kemudian memasang sit beltnya. Dilihatnya Irene tidak memasang sit beltnya, dan Seulgi berinisiatif untuk memasangkannya untuk Irene.
"Lain kali pasang sit beltnya nona." Ucap Seulgi dengan wajah yang hanya berjarak 10 cm saja dari wajah Irene.
Bahkan Irene sampai bisa mencium wangi citrus yang keluar dari tubuh Seulgi, sehingga membuat wajahnya memerah.
Tbc...
Sorry klo ada yg typo readers-nim...🙏
Maaf juga klo author upnya malam, gk kek biasanya pagi🙏
Mama author lg di rmh sakit dan ini author sempet2in update biar gk tb2 ngilang tanpa kabar lg.
KAMU SEDANG MEMBACA
Would U 《Seulrene》 {END}
RomanceBae Joohyun atau Irene, adalah seorang CEO muda yang menganggap bahwa semua pria itu pada dasarnya sama saja. Semua anggapan bermula saat mantan tunangannya mengatakan hal yang membuatnya naik pitam, sehingga wanita itu dengan mudahnya mengakhiri pe...
