Chapter 40

4.6K 431 48
                                        

Author POV

Seulgi memasuki ruangannya tanpa memerdulikan Irene sama sekali, dan sedikit membanting pintu ruangannya membuat Irene terperanjat kaget.
Irene sedikit menggeleng-gelengkan kepala heran dengan sifat Seulgi yang cemburuan itu, sembari memasuki ruangannya.

Seulgi mengerjakan beberapa pekerjaannya, sampai saat dirinya melihat Irene keluar lagi. Tanpa diberitahu pun, Seulgi sudah tahu bahwa Irene keluar untuk bertemu dengan mantannya itu.
Entah apa yang membuat Irene selalu menemui Suho belakangan ini, dan hal itu juga yang selalu Seulgi tanyakan kepada dirinya sendiri.

"Emm...permisi Seulgi-ssi." Panggil seseorang kepada Seulgi, membuat pria bermata monolid itu langsung membuyarkan lamunannya. Seulgi mendongkakkan kepalanya, dan menatap sosok yang memanggilnya tersebut dengan tatapan datarnya.

"Wae Junmyeon-ssi?" Tanya Seulgi dingin.
Suho menelan salivanya dengan kasar, saat lagi-lagi dirinya mendapat tatapan elang tersebut.
"S-saya ingin bertemu dengan Joo-" ucapan Suho terpotong saat Seulgi semakin menatap tajam dirinya.

"M-maksud saya, I-Irene." Gugup Suho.
"Joohyun berada di ruangannya. Setahu saya, anda tidak memiliki jadwal pertemuan bisnis dengan Joohyun hari ini. Apa yang membuat anda datang kemari Junmyeon-ssi?" Tanya Seulgi dengan tatapan menyelidiknya.

Suho yang awalnya gugup dan sedikit takut itu, semakin takut dan gugup lagi saat melihat tatapan menyelidik dari Seulgi. Dirinya merasa terintimidasi oleh pria yang berstatus sebagai suami Irene tersebut.
"M-memang. Saya h-hanya ingin bertemu saja, karena banyak hal penting yang ingin kami bicarakan." Jawab Suho.

"Oo...sepertinya anda dan istri saya itu memiliki banyak rahasia berdua ya?" Sindir Seulgi dengan senyum manisnya, namun percayalah. Senyum itu tidak sampai kematanya.
Suho dibuat merinding, karena aura-aura membunuh dari Seulgi yang sangat pekat itu.

Ceklek!

Pintu ruangan Irene terbuka, dan menampilkan sosok Irene yang tengah berdiri dengan wajah yang sulit diartikan.
"Kau sudah ada disini oppa? Kenapa tidak masuk?" Tanya Irene, membuat Seulgi menatap tak suka kearah Irene.

"A-aku hanya ingin menyapa suamimu sebentar." Elak Suho.
"Sudahkan? Kalau begitu, ayo masuk oppa." Ajak Irene, sembari menarik tangan Suho keruangannya.

Blam!

Pintu ruangan Irene tertutup dan Seulgi langsung menggebrak mejanya kesal.
"Benar-benar memuakkan dan mengesalkan." Gerutu Seulgi sembari menahan kekesalannya.

Diruangan Irene saat ini...

Suho langsung menghela nafasnya lega, seolah-olah dirinya dipaksa menahan nafasnya sedari tadi.
"Aku rasa aku nyerah saja. Suamimu sangat menyeramkan tadi." Gumam Suho.
"Aiishh! Kau itu namja, bagaimana bisa namja secemen ini? Lebih baik kau jadi yeoja saja kalau begitu." Cibir Irene.

"Kau tidak tahu bagaimana rasanya tadi, makanya kau dengan mudahnya bisa mengatakan itu!" Kesal Suho.
"Aku tidak mau tahu, secepatnya kau jelaskan kesuamimu itu tentang rahasia kita selama ini. Aku tidak mau lagi berhadapan dengan elang karnivora seperti suamimu itu." Lanjut Suho.

"Kau saja yang jelaskan oppa, kan kau yang memberikan usulan untuk mengetes cinta Seulgi kepadaku. Berani memulai, berarti berani mengakhiri." Goda Irene.
"Elang itu suamimu pabo!" Kesal Suho.
"Suamiku bukan elang, dia beruang imut! Dan lagi, aku tidak pabo!" Marah Irene, dan menunjuk kening Suho dengan telunjuknya.

"Terserah kau saja, yang jelas aku tidak mau lagi berhadapan dengan beruang mengerikan itu lagi." Ucap Suho.
"Kalau begitu, akhiri saja akting kita selama ini. Aku juga sudah lelah, dan kasihan ke suami imutku itu. Kami selalu saja bertengkar karena masalah ini." Cicit Irene dengan lemah.

Suho menatap Irene dengan tatapan bersalahnya. Bagaimana pun, hubungan Irene dan Seulgi seperti ini juga karena ide konyol dan bodohnya.
"Mianhae, aku janji akan segera mengakhirinya. Mian, karena sudah membuat hubunganmu dan Seulgi menjadi seperti ini." Ucap Suho sembari mengelus rambut Irene dengan lembut.

Irene mendongkakkan kepalanya menatap Suho dan tersenyum lembut.
"Gwaenchanha, kau melakukan itu juga untuk melindungiku oppa." Balas Irene, membuat Suho tersenyum manis.

"Baiklah, apa selama kita menjalankan rencana bodoh itu Seulgi pernah main tangan denganmu?" Tanya Suho mulai serius.
"Aniyo. Seulgi sama sekali tidak pernah menyakitiku secara fisik." Jawab Irene.

"Bagus. Pria seperti itulah yang kau butuhkan Irene-ah. Pria yang tidak temperamental adalah pria yang pantas bersanding denganmu. Dia cemburu artinya dia sangat mencintaimu, aku setuju Seulgi menjadi suamimu." Jelas Suho.

"Geurrae, sejak kapan kau jadi sedawasa ini huh?" Goda Irene.
"Diam, aku seperti ini karena ingin melindungi adik sepupuku ini dari pria-pria yang berniat jahat kepadanya." Balas Suho sembari mengacak gemas rambut Irene.

"Aaiisshhh! Rambutku oppa!" Pekik Irene marah.
"Hahaha...nanti malam, kita bakal makan malam bareng. Ajak Seulgi juga arra? Sekaligus aku ingin menjelaskan semuanya nanti." Pesan Suho.
"Geurrae. Nanti aku bilangin ke Seulgi." Balas Irene.

"Kalau begitu, oppa pergi dulu. Sampai ketemu nanti malam." Pamit Suho.
"Ne annyeong~" balas Irene.
Begitu Suho sudah pergi, Irene mendudukkan dirinya disofa.
"Ini akan segera berakhir." Gumam Irene seraya tersenyum manis.

Tbc...

Ya, ini akan segera berakhir. Maksud Irene cerita ini akan segera berakhir yeorobun~🤣😅
Maaf kalo ada yang typo😅🙏

Would U 《Seulrene》 {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang