Chapter 26

5.3K 513 24
                                    

Author POV

1 bulan kemudian, Shilla hotel Seoul....

Beberapa tamu undangan telah tiba, dan semuanya tampak sangat bahagia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa tamu undangan telah tiba, dan semuanya tampak sangat bahagia. Terutama, orang tua dari kedua mempelai.
"Tak kusangka, ternyata impian kita untuk menjadi keluarga terwujud." Ucap Mr Bae sembari tertawa bahagia dengan didampingi oleh Mrs Bae disampingnya.

"Aku juga tidak menyangka. Sebenarnya aku berencana untuk mengenalkan Seulgi kepada Irene secepatnya, tapi mereka malah bertemu duluan dan menjalin kasih." Balas Mr Kang dengan senyum bahagianya beserta sang istri disampingnya.

"Dari Seulgi masih bayi aku sudah sangat ingin pria itu menjadi menantuku, dan hari ini terwujud juga." Kata Mr Bae.
"Hahaha....kalau begitu kita sama. Dari Joohyun berumur 3 tahun aku sudah sangat ingin dia menjadi menantuku. Ayolah, siapa yang tidak ingin memiliki menantu cantik seperti putrimu itu?" Balas Mr Kang.

"Tuan-tuan, kita sudahi dulu pembicaraannya. Putra dan putri kita akan segera menuju altar." Ucap Mrs Bae.
"Aku sangat tidak sabar lagi. Aku harap Seulgi tidak mempermalukanku." Gumam Mr Kang dengan wajah yang sedikit cemas.

"Tenanglah, kau telah mendidiknya dengan baik. Dia tidak akan mengecewakanmu." Ucap Mrs Kang sembari menenangkan suaminya.
"Terima kasih yeobo. Kau memang istri yang terbaik." Puji Mr Kang membuat Mrs Kang tersipu malu.

"Entah kenapa, melihat suasana yang meriah seperti ini malah mengingatkanku pada acara pernikahan kita dulu. Aku jadi ingin sekali kembali kemasa-masa itu." Goda Mr Kang kepad sang istri.
"Diamlah. Kau ini banyak bicara sedari tadi." Kesal Mrs Kang.

Di lain tempat....

"Irene-ah, apa kau gugup? Aku tahu ini pernikahan kita, dan kau tak usah terlalu gugup." Ucap Seulgi kepada Irene dengan kaki yang bergetar hebat.

Irene terkekeh lucu melihat Seulgi. Bagaimana bisa pria itu menyuruhnya untuk tidak gugup, padahal dianya sendiri gugup sampai kakinya bergetar seperti itu.
"Kurasa dengan melihat kakimu kita sudah bisa tahu siapa yang gugup disini." Goda Irene.

Seulgi melirik kakinya yang terus bergetar tersebut, dan kemudian memukul kakinya itu.
"Diamlah!" Geram Seulgi pelan sembari meninju kakinya.

"Kebetulan tadi eomma memberikanku obat penenang. Kau mau meminumnya?" Tanya Irene.
"Dimana obat itu?" Tanya Seulgi balik.
"Didalam tasku." Jawab Irene, dan buru-buru Seulgi langsung mengambil tas Irene dan meminum obat penenang itu.

"Tuan Kang dan nona Bae, apa kalian sudah siap?" Tanya seorang pelayan kepada Irene dan Seulgi.
Kedua mempelai itu saling menatap satu sama lain, dan kemudian tersenyum.

"Kajja." Ajak Seulgi sembari mengulurkan tangannya kepada Irene.
Irene menerima uluran tangan dari Seulgi, dan keduanya berjalan menuju pintu yang langsung menuju kearah altar.

Would U 《Seulrene》 {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang