Bae Joohyun atau Irene, adalah seorang CEO muda yang menganggap bahwa semua pria itu pada dasarnya sama saja. Semua anggapan bermula saat mantan tunangannya mengatakan hal yang membuatnya naik pitam, sehingga wanita itu dengan mudahnya mengakhiri pe...
Irene bangun dengan wajah lesunya. Maklum, kemarin habis ngelayanin beruang kalap. Irene melirik Seulgi yang ternyata masih saja tertidur dengan nyenyak, persis seperti beruang.
Tangan Irene mengelus lembut kepala Seulgi, dan kemudian yeoja itu bangkit dari kasurnya. Irene meraih bathropenya dan berjalan menuju kamar mandi. Selesai dengan rutinitas paginya, Irene kembali berjalan menuju kasur untuk membangunkan Seulgi.
"Seulgi-ya, bangun sayang. Kau mau tidur sampai kapan hm?" Ucap Irene seraya mengelus lembut kepala Seulgi. "Eeuunnggg..." lenguh Seulgi, dan membalikkan tubuhnya membelakangi Irene.
"Jangan tidur lagi dong. Hari ini kita harus kekantor, dan bekerja. Tidak boleh malas-malasan." Bujuk Irene lagi. "Aku capek." Ucap Seulgi dengan suara serak khas bangun tidurnya. "Sayang bukan hanya kamu saja yang capek, aku juga capek. Meladeni beruang kalap itu tidaklah mudah sayang." Mendengar ucapan Irene tersebut, Seulgi langsung bangkit dari tidurnya dan menatap Irene.
"Siapa yang kau maksud beruang hm?" Kesal Seulgi. Mendadak, rasa ngantuknya hilang seketika. "Siapa lagi jika bukan kau huh, bayi beruang. Tapi kalau kalap kek beruang kelaparan." Cibir Irene.
Seulgi mendengus kesal mendengarnya. "Lagian siapa yang menggodaku kemarin huh? Sekarang akunya yang disalahin, padahal yang mancing duluan dia sendiri." Gerutu Seulgi. "Sudah jangan ngedumel gak jelas, sana mandi." Ucap Irene seraya mendorong tubuh Seulgi ke kamar mandi.
"Ne ne ne." Balas Seulgi dengan malas. Irene terkekeh karena sifat Seulgi yang kadang bisa dewasa, kadang bisa seperti bocah berumur 4 tahun.
....
Selesai sarapan bersama, Seulgi dan Irene pamit kepada orang tua mereka. Setelah itu, keduanya sama-sama berangkat menuju kantor. Sesampainya disana, wajah Seulgi langsung berubah menjadi murung lagi saat dilihatnya sebuah mobil BMW i8 berwarna hitam pekat terparkir rapi didepan mereka.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jangan salah paham, aku tidak mengundangnya sama sekali." Ucap Irene buru-buru, karena ia tahu apa yang dipikirkan Seulgi saat ini. Lebih tepatnya, saat mereka melihat mobil tersebut terparkir.
"Aku tidak mengingat bahwa kau ada jadwal pertemuan bisnis dengannya. Lalu mau apa dia kemari?" Tanya Seulgi, namun percayalah wajah Seulgi saat ini sangat tidak enak buat buat dilihat. Mata elang itu memicing semakin tajam kearah mobil tersebut. Kalau seandainya mata bisa mengeluarkan api, Irene yakin 100% bahwa mobil bmw tersebut bakalan meledak saat ini juga.
"L-lalu....apa aku b-boleh bertemu dengannya?" Tanya Irene gugup. Mata elang nan tajam itu langsung mengalihkannya kepada Irene.
Glek!
Irene menelan salivanya dengan susah payah, saat dilihatnya mata Seulgi yang dengan tajamnya melirik dirinya. "Apa kau masih pantas bertanya saat kau sudah tahu jawabannya? Tidak boleh!!" Ketus Seulgi.
"Hanya sebentar, janji." Bujuk Irene lagi. "Baiklah." Ucap Seulgi, membuat Irene langsung tersenyum. "Tapi setelah bertemu dengannya jangan harap kau bisa bertemu denganku lagi. Bagaimana? Kau terima konsekuensinya?" Lanjut Seulgi, yang langsung saja membuat senyum Irene perlahan meluntur.
"Apa-apaan itu? Kau sangat berlebihan Seulgi-ya. Aku yakin dia bertemu denganku pasti karena ada hal penting yang ingin dia bicarakan denganku." Kesal Irene. "Berlebihan katamu? Aku suamimu, apa aku harus diam saja disaat aku melihat istriku bersama dengan pria lain? Dan sialnya pria itu adalah mantan kekasihmu." Balas Seulgi tak kalah kesalnya.
"Jelas ini berlebihan. Kau melarangku bertemu dengannya, melarangku berdekatan dengannya, dan melarangku berbicara dengannya. Apa menurutmu itu tidak berlebihan? Itu membuktikan bahwa kau tidak percaya padaku. Kau meragukan perasaanku. Apa kau masih pantas meragukanku, disaat kau bisa dengan bebasnya menyentuhku semaumu hah?!" Bentak Irene.
"Geurrae, geurrae. Lakukan sesukamu hari ini, aku tidak akan peduli lagi. Hari ini, besok, lusa, dan seterusnya aku tidak akan lagi melarangmu berdekatan dengannya. Kau puas?" Nyerah Seulgi. "Mwo?! Apa-apaan kau ini? Kenapa kau jadi seperti ini hah?!" Geram Irene.
"Dia menyukaimu, tidakkah kau sadar itu huh?! Kau tidak percaya padaku? Terserahmu saja. Disini aku adalah seorang pria, sama sepertinya. Tatapan yang ia berikan padamu, sama seperti tatapan yang selama ini kuberikan padamu. Aku ini pria yang tentu saja dapat mengerti seorang pria juga." Jelas Seulgi.
"Sekarang turunlah, kita sudah sampai." Ucap Seulgi seraya keluar dari mobil. Pagi-pagi mood Seulgi sudah tidak baik saja karena bertengkar. Irene juga tampak kesal sendiri dengan Seulgi. Menurutnya, Seulgi terlalu cemburuan dan kekanak-kanakan.
'Bagaimana bisa dia menuduh sembarangan orang lain yang bahkan tidak pernah ia ajak berbicara sebelumnya?' Batin Irene. 'Shit! Pagi-pagi sudah bertengkar. Mau jadi apa rumah tangga ini jika selalu seperti ini?' Batin Seulgi, sembari berjalan dibelakang Irene.
Tbc...
Mianhae readers karena part ini pendek. Author gk bs bikin panjang2 karena PR author lg numpuk. Yaa....walaupun belakangan ini libur, tp PR dari sekolah gk libur. Jdi istilahnya, PRnya jalan teros...😅
Harap maklum ya guys, klo tugas author udh kelar semua, author bklan apdet part selanjutnya yang panjang deh...hehehe🤣 See you all~👋