21

3.5K 185 3
                                    

Mendapat luka setelah merasakan kebahagiaan? Percayalah, lebih baik saya tidak menerima kebahagiaan sama sekali daripada setelah dilambung tinggi lalu dengan mudah dihempas.

🦄🦄🦄

Menatap lurus kedepan dengan tatapan kosong, pikiran menerawang tentang teka teki kehidupan yang tengah dialami gadis itu, perlahan butiran air mata jatuh dengan sendirinya tanpa adanya isakan.

Tubuhnya seakan lemas tak berdaya, matanya sayu seperti tak ada harapan, bibirnya terkatup rapat seakan tak ingin mengeluarkan kata, hatinya mati rasa seakan tak bisa merasakan apapun saat ini, karna semua terlalu tiba-tiba. Takdirnya begitu membuatnya bingung, baru saja ia merasakan bahagia bersama Bian, sekarang ia harus merasakan kepedihan akan kenyataan menyangkut hidupnya.

"ARGH!!!!! KENAPA TAKDIR SELALU BUAT MAINAN GUE!!!" teriak Letta sambil mengacak acak rambutnya frustasi.

Flashback on..

Seorang wanita paruh baya berdiri tepat didepan pintu apartemen Letta dengan menenteng beberapa berkas ditangannya.

Letta yang baru saja datang dengan muka letihnya karna seharian menghabiskan waktu di pantai bersama Bian pun mengerutkan keningnya.

"Aletta Mauren?" Ucap wanita paruh baya itu ketika Letta berdiri tepat didepannya.

"Iya dengan saya sendiri, ada perlu apa?" Jawap Letta.

"Bisa kita bicara sebentar?"

"Tentu, mari kita bicara didalam saja." Ucap Letta yang mendapat anggukan dari wanita itu.

"Ada perlu apa ya?" Ucap Letta sambil mendaratkan bokongnya disofa yang kemudian disusul wanita paruh baya itu.

"Sebelumnya perkenalkan dulu, nama saya Lolita Rosselen. Saya datang kamari karena ingin memberitahu 1 fakta yang belum kamu ketahui semenjak kepergian Resa, mama kamu Letta" jelas wanita paruh baya bernama lolita itu yang membuat nafas Letta tercekat seketika.

"Langsung saja nyonya, saya tidak suka berbelit belit jika tentang mama saya." ucap Letta yang dihadiah i sodoran map berwarna coklat muda oleh Lita.

"Apa ini?"

"Buka saja, kamu akan mengetahui segalanya disana."

Pupil mata Letta membesar, jantungnya berdetak 2X lebih cepat dari sebelumnya ketika mengetahui isi dari map berwarna coklat itu.

"Ini gak mungkin, ini pasti bohong!" Ucap Letta sambil menatap Lita dengan tatapan tajamnya.

"Untuk apa saya berbohong, telah lama saya menanti pertemuan ini Letta, pertemuan dengan putri kandung saya yang telah lama terpisah karena sebuah kesepakatan dimasa lalu. Izinkan saya untuk menjelaskan kepada kamu, mengapa kamu tidak saya rawat."

Letta masih diam menanti penjelasan dari Lita.

"Waktu saya melahirkan kamu, perusahaan papa kamu sedang kacau dan bangkrut, saat itu saya juga masih pusing karena kakak kamu sedang sakit, saya butuh uang untuk biaya pengobatan kakak kamu dan juga biaya persalinan, belum lagi karyawan yang meminta gajinya yang belum kami bayar. Dan saat itu datang lah sahabat saya yang bersedia membayar semua biaya rumah sakit kakak kamu dan biaya persalinan kamu, juga membayar semua gaji karyawan tanpa ada terkecuali. Tapi semua itu dengan syarat kamu, Letta kecil harus menjadi anak angkat Resa dan Alex, karna saat itu kedua orang tua tiri mu tidak bisa memiliki seorang keturunan."

AlettaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang