part 10

1K 36 0
                                    

“apakah gue itu gk penting bagi dia? Apa gue hanya di cari saat dia membutuhkan gue?  Apakah saat bahagianya dia gk pernah mengajak gue untuk merasakan kebahagian? Apa saat dia bahagia harus mengajak pacarnya itu yang sebenarnya gue sudah menjadi istrinya dan lebih mementingkan pacarnya tersebut atau aku hanya dibolehkan untuk merasakan kesedihannya?”

Jam menunjukan pukul 01.30 WIB

Terdengar suara “Riana” iya benar itu panggilan dari kak Dimas

“iya kenapa kak?” tanyanya
Lalu ia memegang dahinya dan benar saja saat ini kak Dimas panas

“loh kak kok badan kakak panas, aku buatin kompres ya” tanpa mendengar jawaban dari kak Dimas ia lalu berjalan menuju dapur setelah selesainya ia membuat air hangat

“kak aku kompres ya?” Tanya nya
“iya” jawabnya

Riana terus menerus mengganti kompres dan mengecek panas badan suaminya itu. Dan jam sudah menunjukan pukul 04.00 iya harus mengerjakan tugasnya, baru saja ia mau bangun dari tempat tidur dan terasa ada tangan yang menariknya

“Riana tolong jangan kemana-mana, biar bik Rimah aja yang ngerjainnya” suruhnya

“ya kak Dimas, tapi aku mau bilang sama bik Rimah dulu ya”

Dan Dimas pun mengerti dengan cara menganggukan kepalanya, lalu Riana turun ke bawah,  setelah beberapa saat Riana kebawah dan lalu Riana kembali dengan membawa semangkuk bubur yang ia buat

“kak makan dulu biar bisa minum obat”

Dimas hanya membalas dengan anggukan

“aku suapin ya” Tanya Riana
“iya” jawabnya

Setelah selesai makan bubur Riana memberikan obat kepada kak Dimas, obat yang diberikan Riana mengandung obat tidur yang akan membuat kak Dimas akan tertidur

“Riana temenin gue ya”

“iya kak” lalu Dimas memeluk Riana agar tidak kemana-mana

Jam sudah menunjukan pukul 07.00 pagi Riana melepaskan pelukan tersebut lalu turun untuk mandi
Selesainya mandi Riana sudah melihat kak Dimas yang duduk di sofa

“kakak udah sehat”

“udah” kak Dimas terlihat beda ia kembali ke sifat biasanya yaitu jutek

“kakak mau kemana?” tanyanya karena kak Dimas sepertinya memakai pakian yang sangat rapi  terlihat bahagia beda dari semalam yang sangat pucat karena sakit

"oh ya gara-gara lo gue kemarin sakit"
Sebenarnya alasan kak Dimas aja biar dia gk mengucapkan terimakasi ke Riana

“gue mau jalan-jalan sama pacar gue” tanpa memikirkan perasaan Riana yang begadang demi merawatnya dan Dimas bisa-bisanya berkata seperti itu, tanpa mengucapkkan terimakasi ia lalu meninggalkan Riana

“apakah gue itu gk penting bagi dia, apa gue hanya di cari saat dia membutuhkan gue, apakah saat bahagianya dia gk pernah mengajak gue untuk merasakan kebahagian, apa saat dia bahagia harus mengajak pacarnya itu yang sebenarnya gue sudah menjadi istrinya dan lebih mementingkan pacarnya tersebut atau aku hanya dibolehkan untuk merasakan kesedihannya” tanyanya dalam hati tidak ia ketahui ia telah menjatuhkan cairan bening yang  dimana cairan bening semakin deras

“Fer gue izin sekarang” Riana menelpon Fera karena dia saat ini izin

“iya Riana” jawabnya, sebenarnya Fera tau bahwa Riana sedang menangis saat ini tapi dia gk mau menanyakan kenapa ia menangis 
Riana menangis tersedu-sedu dan merebahkan dirinya ke sofa

Jam sudah menunjukan pukul 10.45 Riana masih saja ia menangis tanpa berhenti, terdengar ketukan pintu. Ya, yang terlihat adalah bik Rimah yang membawa makanan untuk nya karena Riana sejak tadi pagi belum juga sarapan

“non makan dulu, bibik udah bawak makanan untuk non” ajaknya

“iya nantian” sambil menghapus air matanya

“kapan non?, nanti non sakit lagi, bibik suapin ya"

Riana hanya mengangguk, iya butuh kasih sayang saat ini. Riana menganggap bik Rimah adalah seperti mama nya sendiri.

Dan terlihat lah seorang laki-laki yang memasuki kamarnya nya

“lebay banget sih lo” kak Dimas membuat Riana lagi menangis

“emangnya gue salah apa sama lo” Tanya nya sambil menangis

“gue udah sabar hadapin sikap lo yang seperti ini, gue udah mau baik ngerawat lo saat lo sakit, tapi apa yang lo berikan ke gue, lo hanya memberikan air mata untuk gue” Riana sudah tidak tahan bagaimana lagi, tanpa pikir panjang Riana mengambil kunci mobilnya tersebut lalu pergi tanpa meminta izin kepada kak Dimas

“pergi aja lo sanah” teriak nya kepada Riana yang sudah di bawah dan Riana menangis sambil mengemudi mobilnya tersebut, bik Rimah tidak dapat bilang apa-apa ia hanya bisa kedapur karena takut mengikuti urusan mereka berdua

🐢🐢🐢

Riana memberhentikan mobilnya di apartemennya, kak Dimas tidak tau bahwa ia pergi ke apartemen. Riana sudah bilang sama bik Rimah agar melakukan apa saja yang biasanya di lakukan oleh Riana dan menyuruhnya untuk mengabari apa yang terjadi dirumah. Riana lalu masuk ke kamar nya dan

Bersambung
Jangan lupa vote ya
🐍🐍🐍

My lovely boy (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang