"Cepat panggil dokter chan!"
"Apa yang terjadi?"
"Junhyuk baru saja menggerakan tangannya!"
Samar-samar suara itu terdengar disekitarnya, alis Junhyuk berkerut sampai tak berselang lama matanya terbuka perlahan. Cahaya langsung saja menghujani retinanya, membuat matanya terpejam kembali, sesekali mengerjap sampai dirinya bisa membiasakan diri dengan cahaya.
"Astaga! Putraku, Junhyuk-ah, ini Ibu Jun, ini ibu." Jisoo menatap penuh harap pada Junhyuk yang menatapnya tanpa berkata apapun. Sedikit khawatir Jisoo kembali memanggil nama putranya, tapi Junhyuk masih saja terdiam.
Tak lama, dokter masuk kedalam ruangan di ikuti Chanyeol di belakangnya. Segera sang dokter memeriksa keadaan Junhyuk.
Ditengah pemeriksaan suara Jumhyuk terfengar parau,
"Kak..." dengan air mata mengalir membasahi pelipis.
###
Changmin berdiri disamping kasur rawat Jiheon setelah menemui dokter, sesekali menghembuskan napas ketika mengingat rekaman itu. Jika benar itu rekaman mereka, itu berarti memang putranya terobsesi pada Jiheon dan juga putranya adalah seorang pembunuh. Memikirkannya membuat napasnya seakan tersendat.
Mata kecil Changmin terpejam erat. Perbuatan putranya seolah semua adalah salahnya yang tak bisa memberi perhatian lebih. Ia dan juga istrinya terlalu tidak peduli dengan putranya. Mungkin karena itu, keberadaan Jiheon menjadi sangat berharga dalam hidup putranya sehingga ia terobsesi pada gadis itu. Lalu karena obsesinya, ia melakukan hal yang tak biasa untuk melindungi sesuatu yang berharga baginya itu. Ini benar-benar salahnya.
Tatapan sendu Changmin layangkan kearah Jiheon yang terbaring, entah kenapa ia merasa bersalah pada gadis itu.
Titttttttttttttt
Changmin bergerak perlahan menatap ventilator, matanya kian melebar melihat garis disana tampak lurus.
###
Yujin, Jeongwoo dan Haruto berjalan tergesa di koridor rumah sakit, di tengah jalan mereka berpapasan dengan Chanyeol yang segera menghampiri ketiganya.
"Kalian mau menjenguk Junhyuk malam-malam begini?!"
"Tidak paman, teman kami ada yang mengalami kecelakaan. Kami duluan paman." Ujar Yujin dan kembali berjalan melewati Chanyeol, diikuti dua orang dibelakangnya.
Sampai di ruang yang dituju, belum sempat Yujin membuka pintu, pintu itu sudah terbuka dari dalam dan seseorang bersama dokter mendorong troli keluar dengan gundukan diatasnya yang tertutup kain putih.
"Dokter, bukankah ini ruang rawat temanku?" tanya Yujin dengan sesekali melirik gundukan diatas troli. Perasaannya kian tak enak.
"Anda Yujin?"
"Iya."
"Maafkan kami, temanmu tidak bisa kami selamatkan."
Mata Yujin membulat terkejut, begitu juga Jeongwoo dan Haruto. Satu tangan Yujin dengan cepat menyingkap kain putih itu dan apa yang dilihatnya langsung membuat sekujur tubuhnya lemas.
"Ji-Jiheon... Ti-tidak! Jiheon! Hiks! Jiheon!" Yujin mulai histeris, ia mengguncang tubuh kaku itu, berharap Jiheon membuka matanya.
Haruto segera menahan pergerakan Yujin yang terus meronta.
Sang dokter menatap prihatin, menghela napas dalam sebwlum bergerak menutup kembali kain putih menutupi wajah Jiheon. Setelahnya segera kembali mendorong troli bersama suster yang membantunya. Sementara Changmin yang sempat membantu dokter sekarang berdiri memperhatikan Yujin yang masih menangis histeris.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stupid Ghost || [BROTHERSHIP] ✔️
FanficKata orang ada alasan kenapa arwahmu masih gentayangan, itu berarti ada masalah yang belum kau selesaikan di dunia atau kau tak tahu sebab apa kau meninggal. Tapi dalam kasus Sungwoon berbeda, ia merasa sudah mengetahui segalanya, seharusnya ia suda...