15 : Hubungan apa?

580 106 32
                                    

Tak terasa sudah satu bulan lebih berlalu dari semenjak pertama Junhyuk bersekolah disini.

Minggu ini ia kembali melakukan aktifitas rutinnya yaitu berolahraga pagi di sekitar halaman asrama dengan ketiga temannya.

"Aku ketagihan berolahraga haha!" Ujar Jeongwoo seraya menggerak-gerakkan tangannya kedepan dan kebelakang, lalu mulai berlari jigjag dengan cepat meninggalkan ketiga temannya.

"Kenapa dengannya?" Jongwon terlihat keheranan.

"Dia mulai sedikit gila setelah aku mengatakan dia bertambah tinggi 1 cm setelah sering berolahraga." Haruto menjawab diiringi tawa tertahannya.

"Ptthh—" Jongwon menahan tawanya juga, "Aku tidak merasa perkataanmu itu benar."

"Biarlah demi kebaikannya. Olahraga itu penting! Iya kan Jun?" Haruto berucap dengan semangat.

"Eoh!" Junhyuk mengangguk segera untuk mengiyakan.

Dari ujung jalan terlihat sebuah mobil melaju kearah mereka. Junhyuk yang merasa tak asing dengan mobil tersebut menghentikan langkahnya, diikuti kedua temannya.

Entah kenapa detak jantungnya berdetak keras, serasa memukul dadanya kala melihat siluet seseorang yang keluar dari pintu mobil yang terbuka perlahan.  Sampai sosok itu terlihat jelas mata Junhyuk mengerjap karena rasa terkejutnya.

"Ibu?" Gumamnya merasa tak percaya karena sadari tadi dirinya memang mengharapkan kalau itu adalah siluet Ibunya, dan ternyata benar.

"Jun!" Ibunya memanggil dengan senyum hangat terpancar di wajah cantiknya.

"Itu Ibumu?"

Pertanyaan Haruto menyadarkan Junhyuk, ia menoleh gelagapan sebelum mengangguk, "I-Iya, emm, kalian duluan saja."

"Oke!" Jongwon dan Haruto menjawab berbarengan, sebelum mereka pergi tak lupa membungkuk memberi hormat pada wanita yang berada 2 meter diseberang mereka.

Sepeninggal kedua temannya, kaki Junhyuk melangkah perlahan menghampiri Ibunya.

"Ibu datang?"

"Eoh, Bagaimana keseharianmu disini? Menyenangkan?"

"Ya menyenangkan."

Senyum diwajah Jisoo terganti dengan raut cemberut main-main mendengar jawaban putranya yang biasa saja begitupun ekspresi wajahnya.

"Hei, apa putraku ini tidak senang dengan kedatanganku? Harusnya kusuruh saja pamanmu itu yang datang."

"Paman pasti sedang sibuk," Junhyuk berucap seraya melirikkan matanya kearah lain.

Melihat putranya seolah tak ingin menatapnya membuat Jisoo menghela napas.

"Apa kau berpikir Ibu terpaksa datang karena pamanmu itu sedang sibuk?" Jisoo tersenyum tipis sebelum melanjutkan, "tidak, ibu datang karena ingin bertemu denganmu. Bisa saja Ibu menyuruh sekretaris atau bibi Han untuk menjemputmu, tapi—"

Mendengar itu mata Junhyuk bergerak perlahan, kembali melirik wajah Jisoo dan menunggu lanjutan dari perkataan Ibunya.

"Ibu terlalu merindukanmu, Jun."

Pupil Junhyuk sedikit melebar mendengarnya.

Dari saat Ibunya sibuk dengan perkerjaannya dan jarang bertemu dengannya. Tak pernah sekalipun kata itu terucap dari bibir Ibunya ataupun dirinya. Seolah mereka sudah terbiasa hidup tanpa perhatian satu sama lain, dan situasi ini membuatnya canggung luar biasa.

Jisoo tersenyum kecil dengan mata yang berkunang-kunang melihat raut terkejut putranya, ia berpikir ucapan seperti ini adalah hal biasa bagi anak lain mendengar dari Ibunya, tapi ini pertama kalinya ia mengucapkan kata itu. Wajar saja bila Junhyuk nampak terkejut. Jujur ia sangat ingin mendekap putranya saat ini.

Stupid Ghost || [BROTHERSHIP] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang