Kala memasukki halaman luas yang tengah berlangsungnya sebuah pesta, suara baritone yang tengah mengalun menyanyikan sebuah lagu itu menghentikan langkah Sungwon.
Ia mendahului langkah Junhyuk yang berjalan bersama Ibunya lalu berlari kearah suara yang sangat dikenalnya ini. Langkahnya berhenti di sebuah panggung dimana seseorang tengah bernyanyi disana.
"Ayah?" Sungwon terkejut dengan keberadaan Ayahnya disana, bernyanyi dengan sebuah gitar ditangannya. Ini kali pertama lagi ia melihat Ayahnya memegang alat lain selain ponselnya. Ya Ayahnya itu selalu sibuk dengan ponselnya, urusan bisnis tentu saja.
"Won, ada apa denganmu?"
Sungwon melirik Junhyuk lalu menggeleng kecil, "Tidak apa-apa. Aku hanya ingin menyaksikkan penampilan panggung." kemudian duduk disalah satu bangku yang menghadap panggung.
"Disini terlalu berisik. Ayo kita pindah ke tempat diujung sana."
"Tidak mau. Akan sangat membosankan disana."
Setelah dirinya menolak permintaan Junhyuk, anak itu beranjak pergi dengan sedikit wajah menekuk kesal. Ya ini yang ia sukai dari Junhyuk, tidak pernah memaksa, atau mungkin karena dia memang tidak suka banyak bicara.
Kembali, ia memperhatikan Ayahnya. Suara Ayahnya sungguh berat dan ia memainkan gitar itu dengan handal. Aneh sekali, sejak kapan Ayahnya mau melakukan hal seperti ini. Sungwon sedikit menyunggingkan senyumnya melihat sisi lain dari Ayahnya.
Ditengah lagu, Ayahnya melirik kearah seseorang, ia mengikuti pandangan Ayahnya dan gerak matanya berhenti pada seorang wanita dibawah pohon sana. Mata Sungwon mengerjap kala menyadari wanita itu Ibu Junhyuk, Kim Jisoo.
Wanita itu juga nampak menatap kearah Ayahnya. Melihat semua itu membuat pemikirannya tentang mereka berputar kembali dalam otaknya.
Apa selama ini Ayahnya berselingkuh di belakang Ibunya dengan wanita itu, Ibu Junhyuk. Pemikiran itu terus saja berputar.
Sungwon menunduk, menggeleng-gelengkan kepalanya, menolak semua pemikirannya saat ini.
Kala menengadah ia lihat Ayahnya turun dari atas panggung, segera saja ia mengikutinya. Setalah langkahnya tiba di sebuah meja, hembusan napas Sungwon keluarkan melihat Ayahnya duduk dimeja yang mana wanita itu juga duduki.
Sungwon hanya terus mematung didepan meja, mendengarkan obrolan kedua orang dewasa itu.
"Aku tak ingin tahu apapun lagi yang bersangkutan denganmu."
"Tapi ini menyangkut anak kita."
Mendengar itu Sungwon menatap Ayahnya seraya mengerutkan alisnya dalam. Siapa yang dimaksud anak kita itu?
Mereka mempunyai anak? Sejauh itukah?
"Aku tidak perduli. Anak itu sudah bukan lagi urusanku setelah kau mengambil hak asuhnya."
"Bisakah kita tidak melibatkan anak kita dengan masa lalu kita, Soo? Mereka tidak ada sangkut pautnya dengan masalah kita."
"Kita sudah berada di jalan kehidupan masing-masing, dan aku tak mau terlibat lagi dalam kehidupanmu Chan. Biarkan semuanya seperti ini, biarkan selamanya Junhyuk tidak tahu tentang Ayahnya dan biarkan Sungwon selamanya hanya tahu Ibu kandungnya adalah seseorang yang selama ini berada disampingnya....
.... Biarkan semua ini menjadi kebenaran untuk mereka."
Deg!
Dengan gerakan lambat, ia menoleh kearah wanita yang baru saja mengatakkan hal yang membuat dirinya tercekat.
Sungwon mundur beberapa langkah dengan wajah nampak tak percaya, memandang Jisoo yang terlihat membalikkan badannya dan berjalan pergi meninggalkan Ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stupid Ghost || [BROTHERSHIP] ✔️
FanfictionKata orang ada alasan kenapa arwahmu masih gentayangan, itu berarti ada masalah yang belum kau selesaikan di dunia atau kau tak tahu sebab apa kau meninggal. Tapi dalam kasus Sungwoon berbeda, ia merasa sudah mengetahui segalanya, seharusnya ia suda...