Brak!
Kayu besar itu terayun kesamping dan menghantam lantai. Suara yang ditimbulkan mengagetkan semua orang yang ada di ruangan. Termasuk Yechan yang segera menghindar ke sisi lain karena kayu itu terjatuh tepat di sampingnya.
Sungwon masih berdiri ditempatnya dengan masih menahan emosi, matanya yang bergetar menatap Junhyuk yang terlihat cemas. Saat tadi suara Junhyuk memasuki indra pendengarnya, ia tersadar bahwa apa yang akan dilakukannya adalah salah. Semarah-marahnya dan seberapa sakit hatinya Sungwon, jika ia harus membalas perbuatan Yechan dengan perbuatan yang sama itu berarti tidak ada bedanya dirinya dengan Yechan.
Sungwon berjalan melewati Junhyuk yang berdiri tak jauh darinya seraya berkata, "Kau pergilah temui Yujin dan beri tahu keberadaan Haruto.", lalu masuk begitu saja kedalam tubuh Haruto yang beberapa detik terlihat hilang keseimbangan sampai Sungwon berhasil mengusai tubuh Haruto, tubuh anak itu kembali tegak dan sorot matanya berubah.
Junhyuk mengerjap melihatnya, ia tidak tahu apa yang Kakaknya itu rencanakan. Ditengah rasa heran, Sungwon melalui Haruto menatapnya seolah menyuruh Junhyuk segera menuruti apa yang diperintahnya tadi, Junhyuk balas mengangguk kecil kemudian menghilangkan tubuhnya.
Sungwon beralih menatap Yechan yang tampak sedikit mengkerutkan alis saat sosok Haruto menatapnya dengan sorot pandang berbeda, "Kenapa kau menatapku seperti itu?"
"Kau puas?"
"Apa?"
"Kau puas dengan apa yang kau lakukan saat ini?"
Yechan mengangkat ujung bibirnya dan memandang rendah sosok Haruto, ia berjalan menghampiri anak itu tanpa tahu dengan siapa dirinya berhadapan sekarang. Ia mencengkram kerah seragam Haruto.
"Kau hanya perlu diam sialan!" Mata Yechan menatap tajam tepat ke kedua bola mata Haruto dimana Sungwonlah yang merasakan tatapan kekesalan itu, saking kesalnya wajah Yechan tampak memerah.
"Apa tak ada rasa menyesal barang sedikitpun di hatimu kak?" Suara yang keluar begitu pelan dan tertahan. Rasa sesak kembali Sungwon rasakan. Melihat Yechan yang sangat berbeda dihadapannya, sangat jauh dari seorang Yechan yang dirinya kenal. Rasanya Sungwon ingin berharap bahwa dalam diri seseorang dihadapannya ini juga telah dirasuki mahkluk halus.
Yechan tak menjawab pertanyaan itu, ia malah membuang muka dan Sungwon tak tahu apa yang dipikirkan Yechan, dalam keheningan itu suara Yechan terdengar lirih, "Itu salahnya yang memilih mati..."
Yechan kembali menatap Haruto dengan matanya yang kian memerah, "Aku tak berniat membunuhnya, tapi dia yang memilih mati! Aku hanya memberinya balasan atas prilakunya pada kekasihku! Aku tak berniat membunuhnya! Aku bahkan tak tahu dia akan mati!" Dengan satu sentakan, Yechan menghempas kerah seragam Haruto.
"Kau tak tahu apa-apa brengsek!" Yechan kian emosi, matanya menatap tajam sosok Haruto.
"Jadi kau tak berniat membunuhku?"
"Kubilang aku tidak berniat mem-" perkataannya terhenti berbarengan dengan sebuah pemikiran yang mengherankan melintas di kepalanya. Yechan menatap tak percaya pada sosok Haruto.
"Kenapa rasanya aku lega saat Kakak berkata bahwa Kakak tak berniat membunuhku?" sudut bibir Sungwon terangkat, memperlihatkan senyum tipis namun masih sarat akan luka terlihat.
Entah kenapa, dalam penglihatan Yechan saat ini, sosok dihadapannya ini berubah menjadi sosok Sungwon. Delusi ini begitu terasa nyata.
"Pa-park Sung- Park Sung-Sungwon....?" Kaki Yechan bergerak mundur.
"Membayangkan kau ingin aku mati itu membuatku merasa sangat sakit. Tapi, saat ini aku merasa lega karena kau tak berpikir demikian kak."
Rasa sesak tiba-tiba terasa menyakiti dada Yechan. Sangat sesak sampai rasanya tak tertahan lagi. Bibirnya tampak bergetar seolah tak mampu berucap kata satupun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stupid Ghost || [BROTHERSHIP] ✔️
FanfictionKata orang ada alasan kenapa arwahmu masih gentayangan, itu berarti ada masalah yang belum kau selesaikan di dunia atau kau tak tahu sebab apa kau meninggal. Tapi dalam kasus Sungwoon berbeda, ia merasa sudah mengetahui segalanya, seharusnya ia suda...