07 : Pembelaan

576 113 18
                                    

Sadari tadi dirinya tidak bisa fokus, bahkan saat pelajaran dikelas sedang berlangsung, Junhyuk mendapat banyak teguran dari para guru karena banyak melamun.

"Jun, apa kau stress diganggu hantu penunggu kamar?"

Haruto berbalik cepat setelah guru cantik Kim Seolhyun keluar.

Jeongwoo menatap heran keduanya, "Hantu penunggu kamar? Apa maksudmu?"

Langsung saja Haruto menceritakan perihal Junhyuk yang selalu berbicara sendiri dan juga kejadian kemarin pada Jeongwoo.

Jongwon yang mulai tertarik mencodongkan tubuhnya agar suara Haruto terdengar.

"Benarkah? Hei Jun, kenapa kau baru bilang kamar kita ada penunggunya? Aku selalu menghabiskan hari minggu di Asrama sendirian, sementara kalian jalan-jalan keluar. Tega sekali—hmmptt."

"Ssstt!"

Haruto membekap Jeongwoo karena suaranya terlalu keras, jangan sampai sekelas tahu tentang hantu penunggu di kamar mereka.

Junhyuk menatap malas teman-temannya, ia tak perduli dengan pembahasan Haruto tentang hantu penunggu kamar.

Karena hantu penunggu kamar itu tidak ada, adanya hantu bodoh bernama Sungwon yang sekarang berdiri dibalik jendela kelas Junhyuk dan mengisyaratkan anak itu untuk keluar kelas.

"Kalian ke kantin duluan, aku ada urusan mendadak." Junhyuk menepuk perutnya, seolah ia sedang sakit perut. Ketiga temannya mengangguk berbarengan.

"Bukankah akhir-akhir ini dia sering sekali ke toilet?" Gumam Haruto diangguki Jongwon.

"Kupikir itu hanya alasan. Aku jadi curiga ada yang Junhyuk sembunyikan dari kita selain hantu penunggu kamar." Timpal Jeongwoo.

###

"Won, bagaimana kalau kau mendengarkan dulu cerita dari sisi pandang Hyeonjun. Selama ini kau bersih keras menuduhnya sementara saat itu kau sudah tak sadarkan diri."

"Sudah jelas semuanya Hyuk, dia dendam padaku makanya membunuhku."

"Tapi tidak ada salahnya kan mendengar—"

Ucapan Junhyuk terhenti kala Sungwon menatapnya datar. Ia langsung membungkam mulutnya.

Junhyuk berdecak, ini tidak akan berhasil. Sungwon tak bisa diajak berkompromi dan terus meyakini  Hyeonjun pembunuhnya.

"Baiklah, kita tetapkan Hyeonjun adalah pembunuhnya. Menurutmu selain membuktikan Hyeonjun bersalah, apa tak ada hal lain seperti kesalahanmu dimasa lalu pada seseorang? Bisa saja bukan karena Hyeonjun saja kau tak dapat ke surga, tapi karena kau berbuat salah hingga orang itu tak dapat memaafkanmu sampai sekarang."

Tentu pertanyaannya ini untuk mengalihkan fokus permasalahan, supaya Sungwon tidak hanya fokus membuktikan Hyeonjun bersalah.

Sungwon masih terdiam dan ingatannya melayang pada Jinsung. Mungkin karena Jinsung belum memaafkannya, makanya ia tidak diterima di surga.

"Ada. Tapi bagaimana caraku meminta maaf padanya?"

"Tentu saja aku akan mewakilkanmu. Tenang saja." Junhyuk tersenyum tipis.

"Yang benar."

"Iya Won."

"Meski pada 100 lebih orang?"

Mata Junhyuk melebar, "Apa? Seratus orang?"

"Eoh, jika dihitung dari aku tk, aku sudah menindas banyak orang." Sungwon meringis mengingat masa lalunya.

Junhyuk menatap horror Sungwon, "Aku akan melakukan sebisaku."

Junhyuk tersenyum ragu-ragu, Park Sungwon memang sangat brandal. Tapi ia tak habis pikir sikap itu terbentuk dari tk.

Stupid Ghost || [BROTHERSHIP] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang