3

66.8K 7.9K 1.3K
                                    

Haechan melangkahkan kakinya menuju ke sekolah, sudah 15 menit yang lalu bel berbunyi tapi dirinya baru berjalan ke sekolah. Omega itu mana peduli tentang jam masuk sekolah, yang terpenting dia berangkat, selepas belajar ataupun tidak.


Haechan menatap pagar sekolah yang menjulang tinggi, pagar bagian depan memang lebih tinggi daripada pagar bagian belakang sekolah. Omega itu menatap lagi kearah gembok besar dan rantai besi yang mengunci pagar itu, mau tak mau Haechan harus memanjat untuk masuk.

Omega manis itu pun mulai memanjat pagar itu, aman, tidak ada masalah. Ia bersiap untuk melompat ke sisi satunya, tapi terdengar suara langkah kaki dari dalam, oh, apakah itu penjaga gerbang? Haechan bisa dihukum kalau begini.

"Tempo lalu membolos, sekarang sengaja telat."

Haechan mematung mendengar suara yang amat sangat dibencinya, suara Mark Lee. Ia menoleh kebelakang untuk memastikan eksistensi dibelakangnya memanglah Mark Lee atau bukan, "Bukan urusanmu,"

"Tentu urusanku juga. Aku sudah mencium mu waktu itu." Jawab Mark sambil melipat tangannya di dada, menampilkan aura mendominasi miliknya. Haechan merutuki dirinya sendiri kala terbesit memori akan Mark mencium dirinya, tapi ia enyahkan pikiran tersebut dengan segera. "Lantas, apa hubungannya? Kau menciumku tanpa izin didepan umum. Kau melecehkanku, Tuan Mark Lee." Jawab Haechan lancang sambil terus bergerak turun.

"Tsk, kau ini benar - benar tidak mengerti, ya? If i kiss you, that means you’re mine, now." Kata Mark dengan seringai khas nya, Haechan menggeleng kuat - kuat, "Mimpimu." Sentaknya geram sembari menatap alpha itu seperti ingin mengulitinya. Haechan turun dengan cepat dari pagar itu, dengan sekuat tenaga ia arahkan kepalan tinjunya kearah muka sang Alpha.

Bugh!

Satu pukulan mendarat di wajah tampan sang alpha, membuatnya mundur beberapa langkah dari tempatnya. Haechan memanglah seorang omega, tapi pukulan nya sama kuatnya seperti alpha seusianya. Mark mengusap pipinya yang dihiasi noktah lebam yang cukup mencolok, Haechan menatap dirinya dengan pandangan penuh emosi—rasanya lega sekali melihat hasil karyanya menghiasi wajah alpha itu. "Kelihatannya kamu memang belum pernah melihatku marah, ya?"

Haechan bersiap dengan segala kemungkinan, ia mundur dua langkah dari tempatnya. Sementara Mark bergerak maju ke depan, lelaki itu mulai pening karena feromon Mark tercium begitu kuat karena jarak mereka yang terlampau dekat. "Kau ini sebenarnya lemah, tapi sok berkuasa." Ejek Mark sambil memasang wajah angkuhnya. Pemuda itu memang terlalu gegabah ketika sudah diselimuti emosi, dengan segala amarahnya ia berniat melesakkan tinjunya kearah wajah Mark itu. Dengan cepat Mark menahan pergelangan tangannya dan menariknya seerat mungkin yang membuat Haechan spontan berteriak kesakitan.

"Berhenti bermain - main. Kau benar - benar membuatku marah." Bisik Mark tepat di cuping telinga sang omega, Haechan sempat bergidik karena bisikan itu, tapi dengan segala keberaniannya ia pun mendorong wajah Mark dengan kepalanya. "Justru kaulah yang bermain - main dengan ku, brengsek! Kita tidak saling mengenal dan kau menceramahiku soal tata krama, huh?!"

Mark tertawa kecil melihat perlakuan Omega Lee itu, "Omega harus selalu sopan, bukan? Dan, tunduk di bawah sang Alpha. Bukankah itu stereotip?"

"Itu pengecualian bagiku, aku tidak akan tunduk pada alpha manapun." Tandas Haechan kasar sambil meronta melepaskan cengkraman Mark, "Oh? Kalau begitu, aku akan membuatmu tunduk dibawahku." Jawab Mark sambil mencengkram paha dalam Haechan, mengangkat nya pada bahunya bak karung beras.

"Lepaskan aku, alpha brengsek!" Haechan terus meronta seraya memukuli punggung sang alpha, tapi kelihatannya itu tidak mempan sama sekali bagi nya. Apakah tubuhnya terbuat dari batu? Tapi itu cocok sih dengan sifat kerasnya! Gerutu Haechan dalam hati.

dissident | markhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang