15

43.4K 5K 258
                                    

"Tolong cari dia, namanya Haechan Lee kalau tidak salah. Aku sangat membutuhkan anak itu," Pinta seorang wanita sambil menyerahkan foto seorang remaja, nampak sekali foto itu diambil secara diam - diam. Pemuda itu masih mengenakan seragam sekolah, rambut acak - acakan dan wajah yang sedikit babak belur. Foto itu bertempat di gang kecil—dan dibelakangnya nampak ada seorang remaja lain dengan fitur wajah lebih tegas.

"Siap, Nona." Kata salah seorang lelaki pesuruh itu sembari mengantongi foto itu—alpha wanita itu menyunggingkan senyum nya. "Kutunggu secepatnya," Katanya sembari memoles senyum dibalik bibir merahnya.

Son Wendy tidak akan pernah tidak mendapatkan apa yang ia inginkan, bukan?

----

Mark memacu mobilnya dengan cepat, membelah jalanan dengan terburu - buru, membuat pengendara sekalipun pejalan kaki memakinya. Tidak peduli, Mark mengandalkan instingnya untuk mencari mate nya itu.

Cafe kota.

Entahlah, insting Alpha itu mengatakan Haechan ada disana. Ia bergegas menuju kesana secepat yang diringa bisa. Sesampainya di cafe itu, Mark tersengal, ia mengecek seluruh pengunjung yang duduk disana.

Nihil, Haechannya tidak ada disana. Tapi, Mark masih bisa mencium sisa semerbak wangi feromon manis Haechan. Berarti Omeganya itu sempat kesana, beberapa waktu yang lalu.

Sial, dimana dia?! Pikirnya sembari mengacak surainya kasar, Mark tidak pernah mengkhawatirkan seseorang dengan kacau seperti ini, tetapi—sekarang Haechan memang perlu ia khawatirkan.

Tidak ada yang tahu, bukan? Putri dari seorang mafia bisa berbuat apapun yang ia mau. Terlebih ia memiliki nilai plus untuk balas dendam.

Haechan memang Omega yang tangguh—tetapi, Alpha Son Wendy dengan akal liciknya bisa melumpuhkannya.

Alpha Lee itu memejamkan matanya, berusaha mengandalkan instingnya untuk mencari keberadaan Haechan. Tapi lenyap sudah, bau feromon Omega itu sudah semakin memudar—yang berarti Haechan sudah meninggalkan cafe itu sejak lama.

Apa dia pulang ke rumah? Tanyanya dalam hati, Mark pun kembali memacu mobilnya—sembari melirik jalanan, siapa tahu ia bertemu dengan mate nya itu.

----

Haechan menendang kerikil dengan kesal, ia sudah sedikit lega dengan bercerita kepada si Huang, tapi—ia masih penasaran dengan buku album itu. Seolah - olah foto - foto itu menghantuinya.

Sepertinya, aku harus cepat kerumah. Dan membuka pintu rahasia itu lagi, karena Mark sepertinya belum pulang. Sebuah ide terbesit di kepalanya, ia pun berlari membelah jalanan kota. Rasa ingin tahu yang membludak memang sering membuat orang - orang gegabah
mengambil tindakan—apalagi bagi seorang remaja peralihan seperti Haechan.

Ditengah senja menelisik, tiba - tiba tangan Haechan ditarik dengan kuat - kuat. Menyebabkan tubuhnya oleng dengan tiba - tiba, Haechan mengumpat kecil saat ia menemukan seseorang berpakaian serba hitam menariknya ke gang kecil.

"Sialan! Siapa kalian?!" Gertaknya sambil berusaha melepaskan diri, ia tidak suka wangi feromon alpha pesuruh maupun alpha hidung belang—baunya tidak seperti alpha - alpha lain. Wangi mereka bisa masuk dalam konteks menjijikan. Karena bercampur baur dengan Omega - Omega maupun alpha lain.

dissident | markhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang