Mark berjalan menyeret tubuh sang Omega ke kamarnya, sementara Haechan terus meronta. Apalah daya kekuatan Mark lebih kuat dari dirinya. Tubuh Haechan dibantingnya ke tembok, Haechan meringis kala punggungnya mencium tembok, itu menyakitkan.
"You don’t know about my darkest side, right? So, let me tell you."
Mark berjalan menuju ke nakas, mengambil tali serta—penutup mata. Gila. Apa yang ingin Mark lakukan sebenarnya? Haechan menggeser tubuhnya sedikit demi sedikit menuju ke pintu, Mark terlihat mengerikan sekarang. Apakah dua tinjuan pada wajahnya membuat sisi buasnya keluar?
"Berhenti bergerak." Kata Mark yang sudah siap dengan tali - temali di tangannya, Haechan menenggak ludahnya pasrah. Sebenarnya Mark itu siapa—? Ada berapa kepribadian di dalam tubuhnya itu? Ini gila, dan juga mengerikan. "Apa yang kau—akh!" Tubuh Haechan di angkat bak karung beras, Omega itu menggeleng kuat - kuat seraya meronta. Alpha itu membanting nya dan mengikat tangan dan kaki Omega itu dengan erat. Ia takkan membiarkan Haechan lolos untuk kali ini.
"Dengar, aku hanya ingin memberitahumu. Itu saja, kau cukup diam dan—,"
"Berhenti terus memerintahku!" Omega itu terus meronta membuat Mark geram karenanya, dengan segera Alpha itu mengambil kain dan menyumpalnya pada mulut Haechan. Omega itu menggumamkan sumpah serapah yang sudah ia pelajari selama hidupnya, Mark menyebalkan sekali. "Aku tidak akan lama."
Mark menarik kursi dari kayu yang berada di samping nakas, duduk dengan satu kaki bertumpu pada kaki lainnya, menatap Haechan dengan aura mengintimidasi yang begitu kuatnya. "Kamu tidak tahu, 'kan siapa sebenarnya aku?" Kata Mark sambil tertawa meremehkan, Haechan sibuk memikirkan cara melepaskan dirinya dan segera mencekik leher sang Alpha. Tapi, sayangnya—itu sia - sia.
"Jangan pernah bermain - main pada sang air—Lee Haechan,"
Haechan tertegun sejenak, aksi merontanya sempat terhenti sesaat. Omega itu terhenyak. Jangan bermain - main pada air—
"Mungkin air itu terlihat dangkal untuk sesaat, nampak begitu mudahnya untuk kau pijak. Itu cukup membuatmu tenang dan hanyut dalam pusarannya. But, no one knows, lautan air itu bisa menjadi tak berdasar, kelam, mengerikan, dan—menjadi mimpi burukmu?"
Ingatkan Haechan untuk bernafas sekarang. Pusing dengan kata - kata Mark yang tak berujung. Sejak kapan Mark pintar bermain teka - teki?
"Uhm—Mmpph ...!" Haechan berusaha berbicara, Mark yang melihatnya langsung menarik kain yang menyumpal mulut Omega rebel itu. "Sialan, seharusnya daritadi kau melepaskan kain itu!" Umpatnya setelah dilepaskan.
"Tapi, kamu juga bermain dengan orang yang salah, Tuan Alpha." Kata Haechan sambil menunjukkan seringainya. Cukup pelajaran saja dia bodoh, untuk logika—tolong jangan.
"Oh, ya? Kamu telah memanggil lautan air untuk menenggelamkan dirimu." Tawa Mark menggema di ruangan itu, atmosfer malam itu berubah memanas dari biasanya. Haechan ingin sekali menampar wajah Mark Lee sekarang!
"Selamat bermain—Bear." Ucap Mark sambil mencium pelipis Haechan pelan, berjalan dengan santainya kearah pintu. Ia menutupnya—dan tak lupa menguncinya. Haechan merutuki Alpha itu, dia baru saja meninggalkannya dalam keadaan bingung dan terikat. Sialan.
----
Perkataan Mark tempo lalu membuat Haechan benar - benar bingung. Mark jadi jarang nampak ada dirumah setelahnya—aneh, setahunya Alpha itu tidak memiliki banyak kesibukan. Entahlah, hanya dirinya yang tidak tahu atau bagaimana. Mark itu benar - benar misterius.
KAMU SEDANG MEMBACA
dissident | markhyuck
FanfictionMark ingin memberi kuasa penuh atas Haechan di tangannya, namun, sepertinya membuat omega itu patuh sedikit sulit. ➸ markhyuck omegaverse fanfiction. warn : bxb, mature, explicit sex, violence, harshwords. ( © RE0NJWIN, 2O19. ) [ COMPLETED. ]