2

77.8K 8.5K 599
                                    

Terhitung sudah dua hari semenjak kejadian Haechan dengan alpha yang bahkan ia tak kenali namanya itu bertemu. Omega Lee itu merasa terancam bahkan tidak nyaman dimanapun, selalu merasa ada yang membuntuti nya kemana saja.

"Hei, kenapa?" Tanya Na Jaemin, omega manis sahabatnya. Selama hampir tiga tahun menjadi sahabat Haechan Jaemin cukup mengerti seorang Lee Haechan, maka dari itu ia bingung terhadap kelakuan sahabatnya yang terus murung.

"Hm, tidak." Kata Haechan sambil menelungkupkan wajahnya kedalam lipatan lengannya, ini lah yang membuat Jaemin sering lelah kepada sahabatnya ini. Mereka sama - sama melabeli hubungan mereka dengan embel - embel sahabat tetapi Haechan masih membuat tembok tak kasatmata antara mereka berdua. Sulit bagi Jaemin untuk menembusnya dikarenakan tembok itu begitu kokoh.

"Baiklah, kau bisa bercerita kepadaku nanti jika kau tidak keberatan." Kata Jaemin halus sambil mengusak surai lembut milik Haechan pelan, tumben Haechan tidak marah, biasanya ia akan melotot galak seraya berkata, 'Jangan rusak penampilan tampanku,'. Jaemin benar - benar merasa ada yang tidak beres dengan Haechan sekarang.

----

Waktu istirahat adalah waktu yang paling dinantikan oleh para murid pada umumnya, tak terkecuali dengan Haechan. Tapi, kali ini Haechan merasa istirahat adalah waktu yang paling dibenci oleh dirinya, sebab ia bertemu dengan Alpha mengerikan itu lagi.

Tidak boleh takut! Dia hanya Alpha biasa, tidak ada yang perlu ditakutkan! Bisik Haechan dalam hati sambil menenangkan degup jantungnya yang tak karuan, Jaemin dan Haechan pun segera mengantre untuk memesan makanan. Saat Haechan ingin duduk tiba - tiba tangannya digenggam oleh seseorang, Omega Manis itu menengadah untuk melihat siapa orang itu.

"Kau—," Kata Haechan geram sambil meremat tangannya hingga buku - buku jarinya memutih, kenapa Alpha ini selalu mengganggu dirinya? "Apa maumu?" Tanya Haechan kasar sambil menyentak tangannya, berhasil, tangannya lepas dari cengkraman sang Alpha.

Jaemin kaget bukan main saat melihat perseteruan antara Haechan dan sang Alpha, Jaemin tidak salah lihat bukan? Karena, ia baru saja melihat Alpha Mark Lee yang kejam dan mengerikan. Sekali kau membantah perintahnya seuntai konsekuensi harus ditanggung.

"Berbicaralah sopan sedikit," Kata sang Alpha—Mark Lee—dingin sambil menatap Haechan langsung pada iris matanya yang kelabu, tanpa mereka sadari penghuni kantin telah menonton aksi debat mereka berdua. "W—wow Mark Lee, sepetinya bukan disini tempat untuk berkelahi." Seorang Alpha lagi datang dengan penampilan acak - acakan. Dan, tunggu, Jaemin bisa mencium feromonnya dengan jelas. Dan, jangan lupa, mata keunguannya yang berpendar, Jaemin tidak salah lihat bukan?

"Tsk," Mark pun segera pergi, menyisakan gunjingan - gunjingan menyeruak memenuhi kantin, Haechan mati - matian menahan dirinya untuk tidak lepas kendali akan amarahnya. Sementara Jaemin berusaha menenangkan Haechan, "Sudahlah, lupakan saja." Bisik Jaemin sambil menepuk - nepuk pundak Haechan guna menyemangati, yang dibalas senyuman oleh empunya.

Mark Lee sialan! Tidak akan kumaafkan kau!

----

Haechan pulang sendirian. Jaemin mengikuti kursus lebih awal kali ini—ya, Omega Na itu mengikuti kursus setiap hari. Bahkan dihari libur sekalipun. Sahabatnya itu terlampau rajin, bertolak belakang dengan Haechan yang benar - benar tidak peduli dengan nasib perguruan tingginya kelak.

Mungkin itu akan menjadi hal yang baik atau buruk, karena halte bus sangat sepi sekarang. Bus pertama sudah berangkat tadi, dengan seluruh tempat dipenuhi sekumpulan remaja. Berakhir dengan Haechan sendirian duduk menunggu bus selanjutnya. Yang menjadi masalah, Haechan bisa melihat Mark baru saja keluar dari gerbang. Feromonnya tercium begitu jelas, membuat Haechan pusing karenanya.

"Aku menemukanmu," Bisik Mark sambil berjalan santai menuju halte bus, Haechan kelabakan dengan kedatangan Mark, mencoba menetralkan degup jantungnya yang mulai menggila. "Pergi," Bisik Haechan sambil menatap Mark waspada, Alpha itu terkekeh sambil menunjukkan seringainya. "Tidak, sebelum kau mendapat hukuman."

Tuhan! Hukuman apa yang mau dia berikan untukku?! Batin Haechan sambil meremas seragamnya, Omega dalam dirinya meraung - raung ketakutan. Feromon milik sang Alpha begitu menyiksa Haechan, ia menatap iris mata Mark yang keemasan. Masih sama, apakah matanya memang seperti itu? Kenapa tidak ada yang menatapnya aneh?

Perlahan - lahan, Mark berjalan semakin dekat, Haechan tak bergerak sama sekali dari tempatnya. Hingga, jarak mereka begitu dekat. Haechan bisa merasakan terpaan nafas sang Alpha di dahinya, Haechan mendongak, menampilkan wajah pongahnya sedemikian rupa. Sang Alpha terkikik karena wajahnya itu begitu—manis?

Tiba - tiba, sesuatu yang hangat menempel di bibirnya, Haechan hampir menjerit karena ia menemukan bibir Mark menempel pada bibirnya. Dan, beruntung, halte itu benar - benar sepi. Mark melepaskan tautan bibir mereka, memandangi wajah Omega Lee itu dengan seringai andalannya.

"Remember one thing again, you can’t take your eyes off me,"

Dan, setelah itu Mark menatap iris kelabu Haechan. Benar-benar kelabu; segelap awan dan seringan kapas. Setelah itu, ia tertawa karena melihat pantulan matanya sendiri yang berwarna kecoklatan di mata Haechan. Mark pergi bertepatan dengan bis kedua datang, Haechan mengusap bibirnya yang basah. Matanya melotot tajam kala melihat Mark yang tersenyum mengejek kearahnya.

       

dissident

kayaknya pas aku nulis di acc ini cuma mentok 700+ tapi klo di acc ku yang dulu bisa sampe 1000+ ya :') maap pendek sksk. anyway, sorry if this cringey sksks. mr. mark lee ngegas is my favorite—so yeah. 😶😶😶

dan—mau nanya, ada yang ngikutin pdx? :(

dissident | markhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang