10

68.5K 6.1K 393
                                    

"Hum... Akh..."

Haechan terbangun dari tidur panjangnya, dengan keadaan kepala seakan pecah dan bagian bawahnya yang teramat sakit. Ia mencari - cari alasan kenapa ia bisa begini;

Satu detik...

Dua detik....

Tiba - tiba sekelebat bayangan adegan mating yang dilakukannya dengan sang Alpha terputar dalam memorinya, pipinya semerah cherry ketika ia mengingat sang Alpha menungganginya dengan liar tadi malam. Apalagi sang Alpha yang sudah menandai dirinya, Haechan adalah milik Mark sekarang. Brengsek.

Haechan meringis disebabkan oleh gesekan tubuhnya dengan ranjang yang sudah tak terbentuk—ia merasa kurang, dan ya, tentu saja, tidak ada Mark disampingnya. Setelah ia melakukan mating dengan ku sekarang ia meninggalkanku? Lirihnya dalam hati, air matanya menggenang di pelupuk. Karena in-heat nya yang masih berlanjut, Haechan menjadi sangat sensitif. Haechan menangis. Secercah rasa menyesal datang kemudian. Apakah Mark mau menjadi mate nya? Apakah dirinya bisa menjadi mate dari seorang Mark Lee?

Tunggu—

Apakah, Haechan sedang menyesal sekarang? Haechan merasa sehabis dilecehkan oleh Alpha itu. Haechan sendiri juga bingung dengan dirinya, jarang sekali Omega Lee itu menangisi hal - hal tidak penting. Hei, kapan terakhir kalinya dia menangis?

"Hiks... Aku membencimu, Mark jerk Lee..."

Cklak!

Pintu terbuka, disusul denhan Mark Lee yang membawa nampan berisi sarapan. Ia kelihatannya sudah bersiap - siap sejak pagi sekali. Haechan harap Mark mendengar lirihannya tadi. "Morning, Bear." Ucapnya sambil membawa nampan itu ke nakas. "—Hey, kenapa menangis?" Katanya saat melihat mata sembab dan hidung merah milik mate nya

Haechan mengusap air matanya kasar, "Tidak, bukan apa - apa. Aku kelilipan." Jawabnya berbohong, kentara sekali kalau Omega itu sedang berbohong. "Oh, ya? Kalau begitu, lebih baik makan sekarang, ya?" Mark tidak mau menanyai Haechan soal kenapa dia menangis lebih lanjut, Haechan masih membutuhkan ketenangan karena in-heat nya.

"Mark."

"Hm?"

"Apakah aku—worth it?"

Mark tertegun selama beberapa saat, sebenarnya apa yang sedang Haechan pikirkan saat ini? "Of course—Bear. You’re worth it." Kata sang Alpha sambil membelai surai lepek milik Haechan, Omega itu merasa sedikit tenang karena mencium feromon milik sang Alpha. Haechan sedikit heran, sesungguhnya Mark Lee itu menakutkan. Hei, ada beberapa kepribadian pada dirinya.

"Huh, i don’t feel it, tho."

"Apa ada masalah?" Alpha itu memeluk sang Omega dengan penuh kasih, "Kau bisa bercerita kepadaku."

Haechan terdiam sejenak, seluruh perkataan yang sempat ia ingin katakan kembali menggantung di lidahnya yang kelu. Banyak hal yang membuat Haechan bingung hingga kesulitan berucap. "Its okay, kamu bisa bercerita kapanpun. Aku akan selalu ada, oke?" Bisik sang Alpha.

Mungkin ini akibat heatku, lupakan saja. Batin sang Omega sambil memakan sarapannya yang menggiurkan, entah kenapa dia begitu sensitif saat heat sekarang.

----

Haechan kembali menjalani hari - harinya setelah heat nya berlalu. Cukup menyulitkan karena diakhir heat nya tiba - tiba Mark mendapatkan rut. Berakhir dengan Alpha itu mengunci dirinya di dalam kamar selama beberapa hari. Mark tidak bodoh untuk membuat Haechan menolong rut nya, itu bahaya besar. Bisa - bisa Alpha itu bertindak diluar batas, atau—bisa jadi Mark menanamkan knot nya? Oh, tidak, itu akan menjadi hal buruk.

dissident | markhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang