5

62.4K 7.1K 734
                                    

Haechan sedikit bingung, mulai darimana pencariannya sekarang?

Ke kelas Mark? Cih, mana sudi. Omega itu memiliki banyak kesan buruk saatnya bertemu dengan Mark, rasanya seperti hal buruk akan terus terjadi jika ia berhadapan dengan muka alpha yang sialnya tampan itu. Tapi memang tidak ada cara lain, bukan? Alpha itu pasti sekelas dengan Mark, Haechan harus rela mengorbankan harga dirinya kalau sudah begini caranya. Ia pun melangkahkan kakinya dengan gontai ke kelas Mark.

Brak!

"Ketuk pintu sebelum masuk ke kelas lain, Haechan." Itu Mr. Lee, guru yang sering menjadi korban kenakalan Haechan. Memang, lelaki itu bertindak seenaknha kepada siapapun tak terkecuali pada gurunya sendiri. "Aku mencari seseorang." Kata omega itu, matanya memicing untuk menelisik wajah - wajah yang cukup asing di deretan kelas itu. Dengan bermodalkan ingatannya yang tidak sepenuhnya hafal betul ia pun menunjuk seseorang.

"Kau,"

Alpha itu memicingkan matanya, membuat seluruh matanya tenggelam bagaikan bulan sabit. "Ikut aku sebelum aku memaksamu." Kata Haechan yang terdengar lebih seperti perintah, orang - orang di kelas itu menatapnya dengan tatapan; Gila. Saja. Kau. Menyuruh. Lee. Jeno.

"Atas dasar apa kau bisa menyuruhku?" Tanya alpha itu sambil memandang sang omega dengan tatapan meremehkan, Haechan sedikit kesal, kenapa semua Alpha memandangnya dengan sebelah mata? Hanya karena statusnya sebagai pihak terbawah tidak membuatnya menjadi lemah, bukan?

"Atas dasar mate mu yang sedang kesakitan." Balasnya dingin sambil bersandar pada tembok kelas, Mark yang memperhatikan gerak - gerik Omega Lee itu hanya bisa menyunggingkan seringainya. Menarik sekali dia, lihat sebagaimana angkuhnya sekarang.

Hampir seluruh kelas terkejut, mereka sibuk menggunjingkan siapa mate dari alpha tampan bernama Lee Jeno? "Oh, ya?" Kata lelaki dengan penampilan yang cukup acak-acakan itu sambil bangkit dari tempat duduknya, "Aku akan pergi dulu, nanti aku kembali."

Akhirnya mereka berdua pun pergi menuju ruang kesehatan, Jeno sedikit sangsi sebenarnya—apakah omega didepannya ini membual? Sebab lumayan banyak omega licik yang berpura - pura menjadi mate nya, memanipulasinya dan menggunakannya. "Tunggu, atas dasar apa ia bisa dikatakan sebagai mate ku?!" Tanya Jeno sambil memberhentikan langkahnya mendadak, omega itu mendecak pelan sambil menarik tangan alpha itu kuat - kuat. "Nanti kau akan tahu sendiri, sekarang lebih baik ikut!"

Alpha itu hanya pasrah ditarik tangannya oleh Haechan, kalau lelaki madu didepannya ini membual ia takkan segan menghajar wajahnya nanti. Akhirnya mereka pun sampai di depan pintu ruang kesehatan, Haechan mencari kunci yang ia kantongi tadi. Jeno bisa mencium wangi feromon yang manis—benar - benar manis sehingga rasanya mabuk kepayang. Feromon ini begitu candu, apakah dia benar - benar omega ku?

Pintu pun terbuka, kedua nya pun masuk setelah Haechan menutup pintu lagi. Feromon milik Jaemin langsung menyambut mereka, bau strawberry menguar dengan samar—menggema didalam ruang yang lingkupnya sempit itu. Haechan dapat melihat Jaemin yang meringkuk bagaikan koala, ia pun segera menghampiri nya. "Nana...? Bangunlah."

Jaemin pun membuka matanya, maniknya langsung bersirobok dengan obisidan sang alpha yang menatapnya. Atmosfer pun berubah perpahan menjadi hangat tanpa mereka sadari. Jeno melihatnya, manik kehijauan milik sang omega terlihat begitu indah dimatanya. Memikat siapapun untuk jatuh kedalam tatapan itu.

"Jae—min?" Tanya Jeno hati - hati, Haechan yang mengerti dengan situasi yang mereka hadapi segera mengendap - endap keluar dari ruangan itu. "Kau tinggalkan saja kuncinya disitu, nanti aku akan menguncinya dari dalam." Perintah Jeno sambil duduk di pinggir ranjang Jaemin. Haechan pun segera keluar dengan terburu - buru, semoga Jeno tidak melakukan hal - hal yang buruk karena Jaemin masih dalam masa pre - heat bukan heat.

dissident | markhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang