"Apa yang kau pikirkan sekarang?" Pertanyaan Mark itu membuat Haechan terkejut-hampir ia lempar panci beserta alat makannya karena sibuk melamun. "Eh-m-maafkan aku!" Pekiknya. Ia kembali mengaduk sup yang baru saja ia buat. Selesai masakannya itu jadi-ia pun segera menaruhnya di meja makan. Memasak? Ya, Haechan memasak! Si Omega itu, semenjak menikah dengan Mark ia memutuskan untuk belajar memasak. Ya, bagaimanapun pula itu perlu, bukan? Meski pada percobaan pertama ia berhasil memecahkan tiga piring beserta menghanguskan beberapa bahan masakan.
Menikah dengan Mark-seperti hal yang tak pernah ia pikir sebelumnya. Memintal hidup dengan Alpha yang dulu ia benci setengah mati, menjalin hubungan sehidup semati dengannya-sungguh, Haechan tak pernah berpikir hingga sejauh itu. Masih teringat jelas dipikirannya-ketika ia mengucap janji suci bersamaan dengan Alpha itu. Mengingatnya membuat pipinya merah-apalagi ketika Mark mengecup bibirnya, sial! Haechan tak dapat mengalihkan pikirannya dari kejadian itu.
Haechan percaya pada karma sekarang, Mark yang dulu ia benci setengah mati menjadi orang yang ia kasihi setengah mati. Pernikahannya dengan Mark dilaksanakan tertutup tepat dua bulan setelah ia dinyatakan lulus.
Haechan dan Mark sama - sama tidak melanjutkan pendidikan mereka. Mark bekerja menggantikan ayahnya yang menikmati masa tua-sedang Haechan hanya menjadi jobless dirumah. Tak apa, selama bersama Mark, ia bahagia, kok.
"Kau memikirkan apa tadi?" Ulang Mark sembari menyuapkan sup buatan suamknya itu-Haechan terdiam. Ia cuma memikirkan liku kehidupannya, tetapi gengsi sekali ia mengutarakannya secara gamblang ke Alpha itu. "Bukan apa - apa." Jawabnya sembari menyuapkan juga sup buatannya sendiri-sedikit skeptis, namun rasanya pas, sih. Haechan agak trauma mengicipi sup buatannya sendiri karena terakhir membuat hanya ada rasa lada disana.
"Pasti soal pernikahan kita, bukan?" Mark yang sudah menyelesaikan acara makannya bersiap. Haechan pun ikut membantu, ia merapikan dasi milik mate nya itu. Kalau soal pernikahan, itu pasti. Ya jelas saja, semua orang tahu Mark dan Haechan itu benar - benar berkontradiksi-lantas mereka benar - benar terkejut saat mendapat undangan pernikahan sepasang kekasih itu yang digelar tertutup. Jaemin menjadi orang yang paling heboh setelah dikabari dan ia menelpon Haechan 5x24 jam perharinya.
"Mungkin?" Omega itu tertawa, membuat Mark mencubit pipinya pelan. "Apa kau tidak kesepian jikalau dirumah sendirian?" Tanya si Alpha sembari memakai sepatunya, ia mengambil tas kerjanya sembari memastikan jikalau ada yang kurang. "Ya kau pikir?!" Serunya ketus sembari memainkan ponsel, sifat ketus Omega itu memang masih melekat erat-ya meski ia sudah sedikit merubah sikap. Bagaimanapun juga menghilangkan sifat yang sudah mendarah daging itu sedikit susah.
Mark mendekat, menarik tengkuk Omeganya lalu mengecup bibirnya sekilas-lalu sebelum benar - benar pergi ia berbisik dengan suara Alphanya, pelan sekali.
"Bagaimana jikalau kita menambah anggota saja agar kau tidak kesepian lagi?"
Shit! Umpat Haechan dalam hati-baginya, menikah maupun tidak Alpha itu sama saja!
✿ fin. ✿
henlo!!
this isnt joke again guys, this is real the end! T^T
makasih udah ngikutin dissident selama ini, kalo bukan karena vomment kalian, dissident gabakal sampe chapter ini!! /sobbing (';ω;`)♡maaf kalau semisal ada chapter yang banyak plot hole, atau mungkin gaje-soalnya aku sendiri gak expect dissident bakalan sampe chapter 20 h4h4.
btw ide cerita ini dapet ketika aku ndekem liburan puasa kemareen, jadi mmf klo emg bener2 gajetot T^Tsee u next time-di sequelnya dissident yang bakalan di upload gatau kapan /ketawa jahatʕ º ᴥ ºʔ
-rea.
KAMU SEDANG MEMBACA
dissident | markhyuck
FanfictionMark ingin memberi kuasa penuh atas Haechan di tangannya, namun, sepertinya membuat omega itu patuh sedikit sulit. ➸ markhyuck omegaverse fanfiction. warn : bxb, mature, explicit sex, violence, harshwords. ( © RE0NJWIN, 2O19. ) [ COMPLETED. ]