"Sesuai rencana, dia datang kemari."
Suara tawa memecah keheningan di ruangan yang sepi itu, memang ada beberapa penghuninya disana-namun tidak ada yang bersuara kecuali sang nona.
Yang bermarga Son menatap bocah malang yang tak sadarkan diri tergeletak di sudut ruangan, wajah dan tubuhnya yang babak belur dan penuh luka membuatnya tersenyum penuh kepuasan. Senyum culas terpampang dari bibir dengan polesan lipstik merahnya-Son Wendy selalu bisa mendapatkan apa yang ia inginkan.
"Bagus, Mark. Youre playing my game, now."
----
Mark memacu mobilnya-secepat yang ia bisa. Aura alphanya benar - benar mengerikan membuat setiap orang yang membaui feromonnya akan langsung menjauh-takut mereka akan celaka nantinya.
Buku - buku jarinya semakin memutih kala lampu lalu lintas berubah merah. Alpha itu mengusak surainya marah, geraman serta umpatan meluncur dari mulutnya.
"Son Wendy keparat!" Umpatnya sembari terus meremat setir tak bersalah itu. Surainya ia acak hingga berantakan. Pikirannya kalang kabut, Son Wendy itu-tengah melakukan sesuatu pada mate nya!
Setelah lampu berubah hijau, alpha itu segera memutar stir kearah kiri. Sedikit lagi, sedikit lagi ia akan sampai. Sedikit lagi, sedikit lagi ia akan memecahkan kepala kakak tirinya itu hingga berkeping - keping!
Mark memasang holster di dekat sabuknya, dan juga memasukkan revolver disana.
Tunggu aku, Bear.
----
Haechan terbangun dengan rasa sakit yang menjalari tubuhnya, untuk sekedar bergerak pun rasanya sakit bukan main. Hati kecilnya meraung untuk minta pertolongan. Rasanya-seluruh tubuhnya hancur.
"Anh!" Haechan memekik kala rambutnya dijambak, mata sayunya dipaksa untuk menatap ke atas. Yang pertama kali ia lihat adalah Wendy, dengan raut mencemooh dan gaun hitam yang dipenuhi bunga. Anggun namun nampak mematikan juga dalam waktu yang bersamaan.
"Hey, bear. Ingin tahu sebuah cerita?" Sudut mata Haechan menangkap seseorang yang sedang mengintip dari ventilasi-atau hanya perasaannya saja?
"Wah, apakah mulutmu itu tidak bisa digunakan?" Suara penuh penekanan itu terdengar, Haechan menelan ludahnya gugup. "Eumh-y-ya."
"Hm. Suatu hari-ada seorang anak laki - laki. Sangat menyenangkan, wajahnya rupawan kalau kau ingin tahu. Tinggal bersama ayahnya yang pemabuk. Ibunya meninggal, entahlah karena apa. Lalu, ada seorang wanita dan anaknya. Kau tahu? Setelahnya lelaki itu menikah dengannya!" Wendy menceritakannya dengan nada bahagia, namun wajahnya datar dan penuh amarah yang tersirat.
"Setelahnya, hidup mereka bahagia. Namun, sang lelaki berselingkuh-dan ia menghancurkan wanita itu. Hancur. Semuanya-tidak lagi bersisa, tidak ada cinta dan kebahagiaan. Mereka bercerai," Tiba - tiba raut wajah itu menjadi sedih, Haechan menjadi berpikir, apa untungnya ia mendengarkan cerita orang yang bahkan tidak ia ketahui siapa? Buang - buang waktu saja!
"Dan-bagian menyenangkannya, kamu tahu, Bear? Anak dari sang lelaki, dia yang menceraikan wanita itu. Dia adalah Mark Lee! Mark fucking Lee! Did you know that?!" Teriak Wendy lantang, matanya memerah seperti-menahan tangis? Haechan jelas kaget mendengarnya, selingkuh? Menghancurkan? Mark-Mark Lee?!
"Dan kau tahu siapa anak dari sang wanita? Aku, Son Wendy! Its me, Haechan!" Teriak Wendy penuh amarah, wajahnya memerah. Haechan benar - benar terkejut sekarang. Kejutan macam apa ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
dissident | markhyuck
FanfictionMark ingin memberi kuasa penuh atas Haechan di tangannya, namun, sepertinya membuat omega itu patuh sedikit sulit. ➸ markhyuck omegaverse fanfiction. warn : bxb, mature, explicit sex, violence, harshwords. ( © RE0NJWIN, 2O19. ) [ COMPLETED. ]