Ini yang terbaik, pikir Felix. Tetapi mengapa ia merasa kegelapan disekitar menelannya begitu saja?
*
*
*"What happened?" tanya Seungmin, ketika dia menyadari awan mendung yang menggantungi kepala Felix. Si dokter pediatric mengalihkan perhatiannya dari chart yang sedang dia baca dan memperhatikan sahabatnya itu.
"Nothing happened. Why would you ask that?" Felix membalas. Ia bertanya-tanya apa mata merah dan suara seraknya benar-benar terlihat.
"Ini tentang Yang Jeongin, si pengacara fiksi itu, kan?" Seungmin menyipitkan matanya. "Apa yang dia lakukan padamu?"
"It's not about Yang Jeongin," Felix mendesah, ia merasa bersalah karena pria tak berdosa itu terus saja terseret dalam hal ini. Mungkin dia tak berhenti bersin sejak bertemu Felix malam itu karena secara harfiah seluruh penghuni rumah sakit menjadikannya bahan gosip. "And he did nothing."
"Apa menurutmu aku akan percaya?" tanya Seungmin. "Orang-orang bilang dia menjemputmu kemarin."
Felix mengerang sebelum berteriak frustasi. "Can’t everyone in this hospital mind their own business for once?" Para dokter dan perawat disekitar mereka mendadak menjadi sangat sibuk, tetapi Felix sadar mereka masih berbisik-bisik.
Ia mungkin tidak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan tapi ia bisa menebak. Keributan yang terjadi ketika Prince menjemputnya tentu akan meninggalkan cerita. Sejak pagi baik dokter, perawat, maupun para staff menyapanya dengan sangat ceria yang seketika berubah menjadi awkward ketika mereka menyadari mood jelek Felix.
"I knew there was a mistake on that guy’s part," ia bisa mendengar bisik-bisik itu. Di lain waktu mungkin ia akan membual bahwa ia yang memutuskan Prince atau mungkin ia bisa berpura-pura patah hati dan mendapat es krim gratis dari perawat noona.
But he couldn’t even bring himself to pretend today.
*
*
*"Selamat pagi nyonya Kang," Felix membuka pintu kamar rawat pasien. Ia selalu memulai pekerjaannya meninjau para pasien dengan mengunjungi wanita itu, Felix ingin memastikan dia baik-baik saja.
Sejak melihat memar-memar kebiruan yang memenuhi kulit keriput nyonya Kang, Felix tidak bisa mengesampingkan rasa sesak yang menghimpit dadanya.
Nyonya Kang sedang duduk menatap jendela ketika Felix masuk, nampak tenggelam dalam pemikirannya sendiri. "Selamat pagi, Dr. Lee," katanya, tersenyum kepada dokter muda itu.
"Bagaimana perasaan anda hari ini?"
"Aku merasa sehat," jawabnya. "Rasanya hari ini aku merasa sangat terjaga."
"Itu karena kami menghentikan suntikan obat penghilang rasa sakit anda tadi malam," Felix menjelaskan. "Mulai hari ini anda bisa meminum obat anda secara oral. Saudari anda bisa membantu anda meminumnya. Ngomong-ngomong dimana nyonya Bongsun? Aku belum melihatnya hari ini."
"Dia ada di kantor polisi," jawab nyonya Kang dengan sedih. "Polisi membawa suamiku untuk diinterogasi dan Bongsun ada disana sebagai saksi."
Felix merasa tidak enak karena menyinggung masalah ini, tapi ia sama sekali tidak merasa bersalah karena telah melaporkan suami nyonya Kang atas kekerasan yang dia lakukan pada istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
whole life story || hyunlix
FanfictionFelix mempertaruhkan karirnya untuk menyelamatkan seorang pria misterius yang terluka parah, tapi kemudian ia sadar tindakan spontannya sebagai seorang dokter itu membawa konsekuensi jangka panjang bagi moral dan hatinya. © dreamchatter Start : 03/0...