1.8

1.6K 378 81
                                    

Felix berjalan dengan amat sangat lambat, mencoba membeli sebanyak mungkin waktu yang ia miliki untuk menyusun alibi. Ia tidak akan berbohong, tapi ia juga tidak akan mengatakan apapun yang dapat membahayakan Hyunjin. Ia mengetuk pintu kantor Woojin dan melangkah masuk.

"Dr. Lee beberapa agen dari badan intelijen ingin berbicara dengan Anda terkait pasien yang hilang," kata Woojin. Ada dua orang pria yang sedang duduk di depan si kepala departemen bedah.

"Hello, Doc. My name’s Keum," salah satu pria yang berjarak paling dekat dengannya mengulurkan tangan. Felix berusaha sebaik mungkin untuk tidak terlihat gugup dan menyambut uluran tangan itu.

"Lee Felix."

"Apakah benar bahwa bulan lalu kau merawat pasien luka tanpa identitas? Can you tell us about that man?"

"Kejadiannya satu setengah bulan yang lalu. Dia sepertinya berusia akhir dua puluhan," kata Felix. "Aku tidak terlalu memperhatikan wajahnya karena wajahnya tertutupi darah."

"Bisakah kau mendeskripsikan lukanya?"

"Dia ditusuk lebih dari sepuluh kali," kata Felix. "Satu luka tembak mengenai paru-paru kanannya."

"Dan dia pergi begitu saja sejam setelah operasi?"

"Aku mendapat masalah karena aku memilih mengoperasinya dibanding perdana menteri," kata Felix. "Jadi secara alami aku ingin memeriksa pasien yang membuatku mendapat masalah. Aku bertanya pada perawat dimana kamarnya, tapi ketika aku sampai dia sudah tidak ada."

"It wasn’t because of the wrong room?"

"Kami mengerahkan seluruh staf yang kami miliki untuk menyisir seluruh bagian rumah sakit mulai basement hingga rooftop, tapi kami tidak bisa menemukannya. Not at all."

Kedua agen itu menatapnya dengan tajam, mencoba mencari tahu apa ia berkata jujur atau bohong. Felix dengan berani mencoba membalas tatapan mereka tapi ia segera menyesalinya. They seemed to have a way stare the truth out of someone’s mouth.

"Kami ingin semua file tentang pasien yang hilang itu doc. Apakah anda bisa menyiapkannya?"

Tentu," Felix mengangguk. "Aku akan mengumpulkannya terlebih dahulu. Bisakah anda menunggu? It shouldn’t take me more than an hour."

"Baiklah kami akan mewawancarai staf rumah sakit sembari menunggu," mereka menggangguk sebelum melangkah keluar.

*
*
*

Felix memastikan kedua agen itu telah berjalan cukup jauh sebelum menumpukan diri sepenuhnya pada Woojin.

"Hyung," ia berbisik. "Bisakah kau membantuku?"

Woojin menatapnya curiga, "tergantung."

"Apa kau masih ingat alamat Jeongin?"

Woojin mengangguk, "I still have it in my phone, I think."

"Bisakah kau menemuinya dan katakan padanya bahwa aku tidak bisa hangout malam ini karena aku harus berurusan dengan badan intelijen? Katakan padanya kalau mereka mencari seorang pasien yang hilang dan aku harus membantu mereka."

"Tapi mereka hanya memintamu mengumpulkan berkas, aku tidak berpikir kau harus membatalkan janjimu dengan Jeongin," Woojin mengerutkan kening.

"Just tell him for me, hyung. Okay?"

"Mengapa tidak kau lakukan sendiri?"

whole life story || hyunlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang