Belakangan, bagi Prince mendobrak masuk ke dalam rumah Felix adalah kegiatan sehari-hari. Felix, pada gilirannya menjadikan ten questions sebagai kegiatan sehari-hari mereka.
Ia bertanya-tanya bagaimana Prince bertindak seolah apartemen ini milik mereka bersama. Dia minum susu dari kulkas Felix, makan sereal Felix, memesan makanan ketika mereka kehabisan sereal, dan secara umum menambah kekacauan di tempat tinggal Felix.
"Berhentilah membuat kekacauan di rumahku!" Ia menyenggol Prince dengan kakinya. Mereka baru saja menghabiskan sekotak ayam dan sebotol cola. Hanya ada dua sayap ayam yang tersisa di dalam kotak sekarang dan Prince tanpa sengaja menendang botol kosong itu di bawah sofa.
"Please," Prince menggodanya. "It won't make any difference."
"Bagaimana kalau kau membuat dirimu berguna dengan membantuku membersihkan tempat ini?"
"Aku cukup berguna," kata Prince. "Aku menemanimu. Jika aku tidak di sini, kau pasti kesepian."
"Aku tidak kesepian," Felix menyikut pinggang Prince.
"Ya! Sakit! Kau penuh tulang," Prince merengek, dia menjauhi Felix dan bersiap untuk menyerang balik.
"Aku baru saja keluar dari rumah sakit! Kau tidak bisa menyerangku!" Teriak Felix.
"Itu tidak adil," Prince mengerutkan kening sembari mem-pout-kan bibirnya. Felix yang melihat tingkah kekanakan pemuda disampingnya hanya tertawa.
"Apa?" tanya Prince, cemberut.
"Nothing," kata Felix, menyeringai.
"Whaaaattt?"
"Aku hanya berpikir," kata Felix. "That you're very cute."
Prince tercengang selama beberapa detik, sebelum akhirnya dia tertawa terbahak-bahak. "Menggemaskan? Kau pikir aku menggemaskan? That's absurd!"
"Apa yang absurd tentang itu?" Felix bertanya. "Apakah kau tidak pernah bercermin?"
"Of course I have," jawab Prince. "But I don't think I'm that handsome."
Rahang Felix jatuh, "apa kau sedang mencoba merendah untuk meroket? Come on, you must have heard that you're handsome from many people."
Prince mengangkat bahu. "Aku tidak benar-benar bertemu banyak orang."
"Nah, sekarang siapa yang kesepian disini? Kurasa kau mengunjungiku untuk meringankan kesepianmu bukan sebaliknya," Felix menggoda pemuda itu.
"Tetap saja kau yang paling kesepian diantara kita," Prince membalas. "Kau sudah pulang selama tiga hari dan tidak ada yang mengunjungimu!"
Hei, itu benar, tiba-tiba Felix sadar. Woojin meneleponnya setiap hari tetapi dia tidak bisa mengunjungi Felix karena dia sangat sibuk. Tapi Seungmin? Jisung? Dimana mereka?
Bukan berarti Felix merindukan mereka. Faktanya, ia merasa sudah amat cukup dengan presensi mereka berdua selama di rumah sakit. Sejujurnya, ia bahkan lupa pada mereka karena kehadiran Prince memenuhi harinya.
Tapi mereka seharusnya datang agar Felix bisa memamerkan kehidupan sosialnya (sebenarnya kehidupan sosial yang menyedihkan, mengingat itu hanya terdiri dari Seungmin dan Jisung) pada Prince.
Orang bilang berhati-hatilah pada apa yang kau harapkan, dan Felix akhirnya mempercayai itu ketika pintu depan apartemennya terbuka dan suara Jisung memenuhi ruangan.
"Feliiiiix sorry we took so long to visit you," terdengar kegaduhan dari pintu masuk.
Felix memandang Prince dengan ngeri, "vanish," bisiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
whole life story || hyunlix
FanfictionFelix mempertaruhkan karirnya untuk menyelamatkan seorang pria misterius yang terluka parah, tapi kemudian ia sadar tindakan spontannya sebagai seorang dokter itu membawa konsekuensi jangka panjang bagi moral dan hatinya. © dreamchatter Start : 03/0...