1.1

2.4K 456 120
                                    

"Aku melihatmu semalam, Lee Felix! Who was that pretty man who took you home?" Seungmin berteriak padanya dari seberang ruangan. Saat ini mereka berada dalam ruang istirahat dokter yang penuh manusia. Felix benar-benar akan membunuh Seungmin.

"Nobody took me home!" Felix hampir melempar berkas pasien yang ia bawa ke arah Chenle yang sedang menidurkan kepalanya di meja.

"Dua pasang mata melihatmu sedang merayu sosok manusia malang. Sepasang mata milik manusia dengan integritas tingkat tinggi, sedangkan yang satu milik manusia yang tidak pernah berbohong."

"Kalau begitu beritahu aku siapa mereka, Seungmin, karena bagiku kau dan Jisung sama sekali tidak memenuhi deskripsi itu," kata Felix datar.

"You’re avoiding the question," tuding Heejin. "So did you meet a cute man last night or not?"

"I did," jawab Felix. "Tapi aku tidak menghabiskan malam bersamanya, dia hanya pengacara yang tertarik pada kasusku."

"Ooohhh...a cute lawyer," jerit Eunbin. "There are cute lawyers hanging around in a bar like infinite?"

"One cute lawyer," koreksi Felix.

"Apa yang dilakukan pengacara di Infinite?" Sohye mendengus.

"Siapa namanya Lix?" Heejin bertanya.

"Yang Jeongin, dan dia bekerja di gedung sebelah."

"Wow, takdir. Apa kalian akan mulai makan siang bersama?"

"Tentu saja tidak."

"Lalu bisakah dia untukku?" sela Sohye.

"Jika kau bisa menemukannya, silahkan, tapi dia satu diantara ratusan orang yang bekerja di gedung itu."

"Tak masalah, Hye. Aku dan Jisung akan membantumu menemukan pria ini. We’re curious on why he pick Felix flat ass of all people."

Berbicara tentang Jisung dan Seungmin, hari ini mereka 180° berbeda dari sebelumnya. Mereka masih mengejar satu sama lain tapi tidak lagi dengan kebodohan aku suka pada temanku tapi aku tidak tahu apakah dia menyukaiku juga yang membuat seluruh eksistensi di rumah sakit ingin membenturkan kepala mereka berdua.

"Apa kalian berdua akhirnya jujur pada perasaan kalian dan berciuman?" Felix bertanya pada Seungmin dengan rasa ingin tahu ketika mereka berjalan menuju bangsal pasien. Unlike what people like to think (and unlike Seungmin too, by the way), Felix punya cukup kesopanan ketika ia bertanya masalah pribadi.

Seungmin tersipu dan membuka mulutnya, tetapi sebelum dia menjawab seseorang memotong dari belakang.

"Kutebak dia mendapat lebih dari sekedar ciuman," Woojin mendengar percakapan kedua juniornya itu dan mengundang dirinya sendiri masuk. "Cara berjalan Seungmin hari ini lucu."

"Oh, wow," kata Felix, karena ia tidak memperhatikan hal itu. "Really?"

"Kau tidak sadar?"

Felix menggelengkan kepalanya, ia lebih shock karena fakta ini dibanding fakta bahwa Seungmin dan Jisung akhirnya berkencan setelah 7 tahun.

"Mungkin ini karena sudah cukup lama sejak aku mengencani seseorang," kata Felix pada dirinya sendiri.

"Kalau begitu setidaknya kau harus memberi si pengacara menggemaskan sebuah kesempatan," Seungmin menepuk bahu Felix.

"Pengacara menggemaskan apa?" sela Woojin sekali lagi. Felix mengerang, semua ini semakin tidak terkendali dan itu salah Seungmin. He would make a good journalist, that one. Bakat menggosipnya terbuang sia-sia dalam ruang operasi.

whole life story || hyunlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang