Jadi, darimana aku harus mulai bercerita. Oh aku tahu! Aku akan menceritakannya dari awal. Kau mungkin akan beranggapan kalau ini hanyalah sejarah yang membosankan. Tapi, tetap bersamaku ok? Karena di sinilah kau akan mendengar cerita yang luar biasa.
Dahulu kala, hiduplah seorang Raja yang bijaksana. Dia memerintah dengan baik sehingga rakyat mencintai dirinya. Dia akan melakukan apa pun supaya rakyatnya merasa aman dan bahagia. Hingga sesuatu hal yang tak terduga terjadi.
Bukan main takut dan terkejutnya ketika Raja itu melihat sendiri makhluk 'Ilahi' di hadapannya ketika dia sedang bertapa di puncak gunung. Makhluk itu memberitahukan sang Raja akan bencana yang menimpa dirinya dan rakyatnya kelak. "Bagaimana cara mencegahnya?". Makhluk itu menjawab, "Hanya ada 1 cara dan itu hanya akan menyelamatkan salah satu dari kalian." Raja harus melarikan diri dari sana tanpa sepengatahuan orang lain. Maka, rakyatnya yang akan tertimpa bencana. Jika Raja memilih untuk menyelamatkan rakyatnya, dia harus melawan makhluk lain yang akan membuat bencana ini. Apa yang dipilih Raja? Karena dia terlalu mencintai rakyatnya, maka dia memilih pilihan kedua. Melawan makhluk itu. "Beri aku nama makhluk ini. Maka akan kubinasakan dia menggunakan pedangku," ucap Raja dengan tegas. Makhluk Ilahi itu tertawa kecil. Kemudian dia menjawab, "Namanya adalah Arca."
***
Badu tidak bisa lagi melawan balik. Tenaga tidak lagi tersisa akibat regenerasi untuk luka yang diakibatkan Martha. Sekarang Badu berlutut di hadapan 2 keturunan Ratu laut. Badu kesusahan bernafas akibat merasakan aura intimidasi dari Martha dan Asri. "Aku sudah memberimu kesempatan untuk mundur, Arca Hutan. Dan kau menolak.... Kau tahu kan apa yang akan kulakukan padamu?," ucap Martha dengan nada dingin. Keringat dingin membasahi muka Badu. Rasa takut berhadapan dengan Arca bangsawan. Dia kira mereka berdua hanyalah bualan yang dilebih-lebihkan sesamanya.
"Kumohon, ampuni aku. Aku melakukan ini demi Anakku"
Asri menyilangkan tangannya.
"Dia perlu pengobatan dari imbalan yang diberikan Ratu Dewi. Kumohon...."
"Ratu....?," Martha dan Asri melirik satu sama lain.
"Hmmm....."
Martha menggaruk-garuk kepalanya.
"Pergilah! Temui anakmu itu. Aku tidak mau menghabisi sesama orang tua," ucap Martha.
Badu pun pergi. Pergi melalui awan-awan gelap itu.
Pertanyaan masih ada di benak mereka. Dewi menjadi Ratu. Tidak mungkin si Pengkhianat itu dijadikan Ratu laut. Namanya sudah tercoreng di sana. Hanya ada 1 kemungkinan....
"Bibi membentuk kerajaannya sendiri," ucap Asri.
"Sepertinya begitu. Tidak kusangka dia akan mengambil tindakan ini," ucap Martha.
Dengan berakhirnya pertarungan, sekarang mereka bertiga bisa pulang ke rumah. Martha menuju ke tempat Raiyan disandarkan. Martha merasa khawatir melihat putranya yang masih memejamkan mata. Detak jantungnya masih terdengar oleh telinga Martha. "Mungkin dia akan siuman di rumah nanti...."
***
Jarum jam menunjukkan pukul 12 malam. Martha dan Asri masih terjaga menunggu Raiyan untuk bangun. "Apa kita harus melakukan 'itu' lagi?," tanya Asri. Martha diam sambil gemetaran menggenggam erat tangannya. Melihat keadaan Ibunya, Asri merasa sedih.
"Seharusnya Ibu berhati-hati lagi. Hanya karena kita berada di luar alam Arca.... Ibu menjadi lengah"
"Jangan salahkan diri Ibu sendiri. Asri juga salah kok," Asri berusaha menenangkan Ibunya.
".....Bahkan Raiyan juga terkena dampaknya. Ibu sudah melanggar janji Ibu"
Asri terdiam melihat Martha meneteskan air mata.
"Mereka pasti kecewa.... Ivan dan Sahara pasti sangat kecewa pad-"
Pelukan Asri menghentikan ucapan Martha. Asri bisa merasakan tubuh ibunya yang bergetar seolah-olah akan hancur karena kesedihan ini. Martha memeluk kembali putrinya. Dengan diam mereka menangis. Hening tak ada suara saat itu.
Tak lama, Raiyan bangun secara mengejutkan. "GAAAHHH!!!" kedua keturunan Ratu laut itu langsung mengusap air mata. Raiyan berusaha mengatur kembali nafasnya yang tidak karuan itu. Setelah normal, dia menatap Asri dan Martha dengan tatapan takut. Asri berusaha menutupi semuanya. "Raiyan? Ada apa?," tanya Asri.
"Apa yang barusan terjadi....?"
Malam itu adalah malam terburuk untuk keluarga mereka. Jawaban yang akan didapatkan Raiyan akan tiba di saat matahari mulai menunjukkan diri dari timur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arca
ActionKehidupan yang damai dan penuh dengan candaan di kota fiksi ini. Kehidupan keluarga Sakya yang selalu sama, dari generasi ke generasi. Tapi, apakah akan ada perbedaan di cerita ini?