Keadaan semakin tidak terkendali. Raiyan yang belum pernah memakai kekuatannya di dalam pertarungan bersusah payah untuk beradaptasi. Ditambah dengan serangan Orang misterius itu yang beragam dan acak. Sudah berapa kali Raiyan terkena pukulan dan tendangan sampai membuat dinding kamar Ricky berlubang akibat hempasan dari tubuhnya. "Ini buruk....," pikir Raiyan. Listrik merah semakin bertambah dan merambat ke seluruh kostum yang dia kenakan. Keringat Raiyan membasahi seragam yang dia kenakan, membuat dirinya mudah untuk tersengat karena basahnya itu. Orang itu menerjang dengan tangan kanannya yang dipenuhi oleh semua listriknya. Dia berusaha untuk mengakhiri ini semua. Tubuh Raiyan terkena sengatannya, dirinya berteriak kesakitan setelah mendapati kejutan di sekujur tubuh. Orang misterius itu menambahkan tendangan keras yang membuat Raiyan terjatuh ke bawah tangga. Dia tidak mampu lagi berdiri. Tangannya mulai gemetaran berusaha bangkit. Namun, tenaga yang dimiliki oleh Raiyan tidak lagi mampu untuk melawannya. "Bangunlah, Sialan!," teriak Raiyan dalam hati. Orang misterius semakin mendekat seiring Raiyan mencoba bangkit kembali. Dia menyalurkan aliran listrik yang besar lagi ke tangan kanannya. Cahaya dari aliran merah itu menyilaukan mata biru Raiyan.
Aneh... Sungguh pemandangan aneh ketika Orang itu berteriak kesakitan secara tiba-tiba. Raiyan yang mendengar teriakannya terkejut. Suara yang dia dengar itu adalah.... Ricky. "Apa-apaan?!" Orang itu menghantamkan dirinya sendiri ke dinding, ke sisi kiri dan ke sisi kanan dengan teriakannya yang masih berlanjut. Hal itu memberikan Raiyan cukup waktu untuk bangkit kembali. Orang itu masih melukai dirinya sendiri. Terus menerus dia menghantamkan kepala dan badannya sendiri. Raiyan mulai bersiap untuk menyerang kembali.
"Aku akan mengeluarkanmu dari sana, Rick. Mungkin ini akan menyakitimu juga.... Tapi, aku harus melakukan ini. Kau pasti akan mengerti nantinya," ucap Raiyan sebelum dia berlari menerjang ke arah Orang itu.
Raiyan melancarkan serangan berbentuk tendangan melompat ke kepalanya. Orang itu terhempas ke bawah. Raiyan mengira tendangan itu akan menyadarkan pikiran Ricky kembali. Namun, justru semuanya bertambah buruk. Dia bangkit kembali dengan wujud yang mulai berubah. Kedua lengannya menumbuhkan semacam mata pisau besar yang melengkung, dan jari-jarinya mulai membentuk kuku-kuku tajam di ujungnya.
"Oh tidak..... Sudah kuduga baku hantam bukanlah solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah," gumam Raiyan.
Dia berubah menjadi makhluk yang mengerikan. Serangannya mulai tidak karuan seperti binatang buas. Tepat waktu sekali tubuh Raiyan menyesuaikan dan menahan serangan gila itu.
"Mari bicara seperti orang yang beradab, Rick," ucap Raiyan sambil menangkis bagian lengannya yang tidak tajam.
Sengatan listrik berubah menjadi tembakan yang kuat ke arah Raiyan. Kekuatan yang besar melalui dadanya itu membuat Raiyan kembali membuat lubang di rumah Ricky.
"Ouch.... Aku lupa tentang itu"
"Kurasa 1 kali tendangan lagi akan menyadarkanmu. Aku perlu tahu apa yang terjadi denganmu"
"Ra...i...ya...n," dia mulai berbicara.
Raiyan terkejut mendengar suara Ricky yang keluar dari mulut makhluk itu.
"To...long..."
"TOLONG AKU!!!!," teriaknya sambil berlari ke arah Raiyan.
Raiyan memasang muka seriusnya menghadapi apa yang akan dikeluarkan oleh makhluk itu. Raiyan berdiri tegak dengan tatapan tajam kembali ke mata merahnya. Mata biru Raiyan bersinar terang dengan warna yang biru pula. Inilah Mode Konsentrasi, salah satu dari kekuatan SuperHuman yang diberikan melalui kristal itu. Raiyan menyerang lebih awal dengan pukulan lurus ke wajah makhluk itu, membuat dirinya terpental dan melubangi dinding dapur.
"Akhirnya kau mengatakannya...."
"Mungkin aku agak berlebihan memukulnya seperti itu," pikir Raiyan.
Raiyan melangkah ke arahnya. Nampaknya dia sudah tidak sadarkan diri. Atau mungkin tidak.... Dia mulai kejang-kejang setelah Raiyan berada beberapa centi dari tubuhnya. Ricky yang ada di dalam kostum itu mulai berteriak kesakitan. Raiyan yang mulai khawatir akan rasa sakit yang dialami temannya membuat keputusan yang beresiko. Dia merampas kostum itu dari Ricky, menyimpan makhluk itu di dalam dirinya. Raiyan merasakan sakit di dadanya setelah proses perampasan. Namun, itu hanya sesaat. "Aku harus membawa Ricky ke Kakak dan Eden. Mereka pasti tahu apa yang telah terjadi kepadanya. Dan aku tidak bisa membiarkan dia di sini dengan keadaan rumah yang...."
Lampu yang tergantung di atas pecah setelah terjatuh ke bawah lantai dapur.
"Rusak parah...."
Raiyan menggendong Ricky di belakangnya. Setelah keluar dari sana, dia menggunakan kekuatan supernya untuk bergerak lebih cepat ke rumah membawa temannya yang sedang pingsan. Lompatan tinggi dan cepat yang dilakukan membuat semuanya menjadi lebih mudah. "Seharusnya aku melakukan ini dari tadi," gumam Raiyan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arca
ActionKehidupan yang damai dan penuh dengan candaan di kota fiksi ini. Kehidupan keluarga Sakya yang selalu sama, dari generasi ke generasi. Tapi, apakah akan ada perbedaan di cerita ini?