Episode 9

13 2 3
                                    

3 Februari 3130. Pada hari itu, sepasang suami istri tinggal di sebuah rumah yang terbuat dari kayu. Rumah kecil itu berwarna campuran dari biru tua dan muda. Ya, di situlah semuanya bermula. Mereka sangat senang ketika mendengar kabar itu. Di dalam perut sang istri akan didiami selama 9 bulan. Harapan dan do'a mereka akhirnya dikabulkan. Bayi yang mereka inginkan akan datang ke kehidupan mereka. Betapa senangnya suami istri itu ketika mempersiapkan segala kebutuhan sang buah hati. Mainan dan benda-benda lain mereka beli untuk si kecil nantinya. Senyuman mereka selalu muncul ketika mereka mencoba merasakan pergerakan bayi itu. Tidak sabar ingin melihat sang buah hati. Bagaimana rupanya nanti? Apa dia akan mewarisi wajah ayahnya atau ibunya? Mereka selalu memikirkan nama yang akan diberikan kepadanya. Pada akhirnya, muncul sepatah kata dari buku yang dibaca sang istri. "Raiyan...." Nama yang diisi harapan dari mereka berdua. Semoga anak itu kelak akan menjadi keberadaan yang selalu disenangi semua orang. Menjadi seseorang yang akan membawa kebahagiaan. Membuat semua orang merasakan kesenangan surga.

Perut sang istri sudah membesar. Kira-kira sekarang sudah 7 bulan dia mengandung Raiyan. Rasa sayang mereka berdua semakin besar pula. Dan pada hari itu... badai sangat kencang menerpa kota tua. Sang istri terkejut ketika melihat suaminya menggendong seorang wanita yang tak sadarkan diri dan membawa seorang anak kecil yang sepertinya adalah anak dari wanita itu. Mereka berdua memiliki kemiripan. Sama-sama berambut hitam panjang dan mata yang berwarna hijau cerah. Tanpa banyak pikir, mereka membawa 2 orang yang tak dikenal ke dalam rumah biru itu.

Mereka membaringkan wanita itu di sofa. Pakaian mereka sudah diganti dengan yang kering oleh sang istri. Sang istri bertanya kepada suaminya, "Siapa orang ini?" sang suami bilang dia menemukan wanita itu pingsan dalam perjalanan ke rumah menggunakan mobil miliknya.

***

Cerita yang didengar Raiyan adalah cerita yang paling aneh dalam hidupnya. Mungkin lebih aneh dari cerita di mana seekor babi bisa hamil akibat air seni. Bisa dilihat dari wajahnya. Alisnya tidak seimbang, ada yang ke bawah dan ada yang ke atas. Martha tidak tekejut melihat reaksi Raiyan.

"Jadi.... Mereka itu, sepasang suami istri itu adalah-"

"Orang tuamu," potong Martha.

"Aku tidak mengerti. Bukankah Ibu adalah orang tuaku? Bagaimana bisa aku mempunyai orang tua lain?," Raiyan bingung.

Martha diam sejenak untuk mengambil nafas. Hatinya mulai merasa tenang untuk melanjutkan pembicaraan ini.

"Raiyan.... Apa kau mengalami sesuatu ketika kau tidak sadarkan diri?"

"Aku..."

"Seorang wanita aneh muncul di mimpiku. Dia bilang namanya adalah Dewi Anggatri, saudari kembar Ibu," ucap Raiyan.

"Itu adalah mimpi aneh, sungguh. Entah mengapa aku bisa merasakan rasa sakit yang sangat nyata. Dan dia menunjukkan suatu kejadian yang dialami olehku... namun aku tidak ingat tentang 2 orang itu....," Raiyan memegang dahinya.

"Lanjutkan. Pasti ada lagi hal yang kau lihat kan?"

Raiyan mulai gugup dan takut dengan apa yang akan dia katakan kepada keluarganya. Namun, tatapan yang diberika Asri itu.... dipenuhi dengan 'tekad'.

"Aku melihat sebuah cermin. Di dalam cermin itu aku melihat kalian sedang menopang Trisula yang melayang dan bertarung dengan seseorang," Raiyan melanjutkan ceritanya.

"Sudah kuduga. Dewi pasti akan melakukan hal itu.... "

"Dia ingin menunjukkan Raiyan sesuatu yang dia tidak pahami untuk seorang manusia. Dia ingin membuat Raiyan merasa takut.... Kepada kami," gumam Martha dalam hati.

"Raiyan, apa yang kau lihat dan apa yang kau alami di dalam mimpi itu adalah...."

ArcaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang