Don' cry

326 9 0
                                    

Aku menggeliat saat sebuah tangan mulai menggoyang-goyangkan tubuhku.

"Hmmmm" dengungku

Sekali lagi tangan itu menggoyang-goyangkan tubuhku, mungkin sedikit menarik selimut yang membalutku.

"Hmmmm" dengungku sekali lagi

"Bangunlah, capai aku berdiri terus" suara itu sedikit membuatku malas untuk bangkit.

"Tadi kak Revan nelpon aku katanya kamu disuruh kerumahnya, tadinya di mau nelpon kamu langsung tapi kamu enggak angkat-angkat" jelas sonya

Aku bangun seketika, mencari ponselku yang kutindih bantal. Okey 5 panggilan tak terjawab dari kak Revan.

Ku acak-acak rambutku dengan kesal, lalu kulirik sonya. Ahh dia hanya mengangkat bahu dan pergi.

"Bego banget sih aku...masa hp bunyi gak denger, dasar kebo!" Umpatku pada diriku sendiri.

***

Aku berlari melewati ruang makan.

"MAU KEMANA KAMU????" Teriak ibu dengan suara cemprengnya.

Aku yang memyadari panggilan itu segera mundur lalu nyengir kuda.

"Itu bu....alice mau kerumah anu..." ucapku terbata-bata

"Kamu itu ngomong apa sih al?" Tanya nenek

"Alice mau kerumah pacarnya tan, nek" selak sonya

"Oooooooooooh ngomong dong, jangan ana anu aja, ya sudah sana kerumah mantu ibu, yang akur ya dan inget jangan kelewat batas" pesan ibu

"Siap bos!" Seruku sembari bergaya ala prajurit.

****

Minggu yang cukup menjengkelkan, kenapa harus membuat kak revan marah? Kenapa harus ditolak kang grab? Kenapa mesti dikejar-kejar seles ? Dan kenapa lupa bawa uang??? Mau bayar makek apa nih angkot? Kartu pelajar?. Kenapa tuhan...........?

Setelah gelisah memikirkan bagaimana caranya membayar angkot, tidak terasa angkot sudah sampai ditempat pemberhentian, rasa gelisahku pun semakin meningkat.

Disaat orang-orang membayar angkot, aku hanya bersandar disamping angkot sembari menggigiti kukuku, aissss kenapa sesial ini! .

"Mana mbk?" Tiba-tiba kernet angkot menghampiriku sembari menyodorkan tangannya, seketika itu pula aku tersenyum sambil memperlihatkan deretan gigiku.

"Jadi gini bang......."

"Enggak punya uang ya mbk?" Potong sang kernet sambil memasang wajah datar.

"Cenayang neh abang" batinku

"Hehe..."

"Trus???" Tanya bang kernetnya dengan raut wajah agak ga ikhlas gitu.

"Ngutang boleh??? Atau aku gadai in nih kartu pelajar aku, entar dibayar kok"

"Ya udah mbk gak apa-apa"

"Eh seriusan???" Tanyaku dengan sumringah.

"Iya"

"Yakin?" Tanyaku

"Iyaa"

"Yakinnnnnnnn??" Tanyaku

"Iya mbk"

"Yakin bangetttttt????" Tanyaku

"......." bang kernet diam seribu bahasa.

Aku pun tersenyum seimut yang kubisa. Usai mengucapkan terimakasih aku melangkah pergi kerumah kak revan yang sudah sangat dekat.

I AM FINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang