"Wu Yifan is my owner and my prey. Wu Yifan is my love and my controller. It's fine even if he coldly cast me away. It's fine even if I'm hurt like this.
Wu Yifan is my pain and my cure. Wu Yifan is my prison and my paradise.
I put my hands up, fre...
The Hell is empty. I know it. cause- All the devils is in here... 🥀
↭ chapter one; God. I need your help!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Suara musik berdentum dengan gila. Kaki dan tangan, pinggul dan leher para pendengarnya bergerak meliuk mengikuti irama.
Disebuah club malam yang merupakan club sederhana ditengah kota Seoul, diujung ruangan tempat dimana enam orang berkumpul bersama, tua juga muda. Duduk melingkari meja yang terdapat tumpukkan kartu, uang serta perhiasan diatasnya.
Banyak wanita dengan pakian minim bergerak menari, menggoda. Menyentuh bagian tubuh dirinya sendiri ataupun orang lain. Begitu murahan, dan menjijikkan.
“Hiks.. Appa andwae!! Appa!! Hiks.. Appa!!!”
Perhatian beberapa orang tertuju pada seorang lelaki yang diseret paksa oleh lelaki lainnya yang lebih tua. Kemudian di dorong dengan kasar hingga membentur meja judi.
Ia menangis sesenggukkan, memeluk kaki sang ayah dengan erat.
“Appa... hiks, Channie mohon jangan-
“Apa yang kau lakukan disini?! Hutangmu bahkan belum lunas!!”
Pria yang berusia setengah abad itu tersenyum miring. Mengumpulkan seluruh rambut sang putra menjadi satu, kemudian menariknya kasar.
Ia mendorong sang anak hingga tubuh bagian atasnya membentur meja judi. Lalu kembali menjambak rambut anaknya dan menariknya keatas. Mempertontonkan leher jenjangnya yang putih mulus.
“Dia seorang omega, cocok untuk dijadikan seorang budak sex yang dapat diandalkan... Ayo main lagi. Aku mempertaruhkannya!”
Chanyeol menangis semakin keras. Urat-urat di lehernya tampak sangat jelas ketika ia bergerak meminta sang ayah melepaskan jambakkannya.
Melihat para pemain tak bergeming, tuan Park semakin tersenyum licik.
Sret!!
Bunyi kancing kemeja yang berjatuhan terdengar menggema di telinga Chanyeol. Ia meronta semakin kuat. Menangis semakin keras.
