↭ Chapter XLIV

1.8K 264 17
                                    

Chanyeol terbangun. kelopak matanya mulai bergerak perlahan namun terasa begitu berat. Kepalanya pening saat cahaya berloma memasuki retina matanya. pandangannya masih mengabur tidak fokus. Hingga ia mengernyitkan keningnya dan menghela nafasnya panjang.

Ruangan serba putih. Dengan bau khas obat-obatan yang menusuk indra penciumannya. Jelas sekali. Dia berada dirumah sakit saat ini.

Ia memaksa tubuhnya untuk bangun dan duduk bersandar. Matanya menatap keluar jendela, menemukan butiran air turun dengan derasnya. Diluar, langit sangatlah gelap dan kilat cahaya terlihat sesekali muncul lebih dulu dari suara menggelegar itu.

Dia tidak tau bagaimana ia bisa sampai disana. Yang ia ingat ia akan membunuh Hansol dengan kedua tangannya sendiri saat itu.

“Hyung”

Chanyeol menoleh. Matanya membulat terkejut menatap Jaehyun datang seorang diri dengan pakaian serba hitam.

“Dengarkan aku, dan jangan terkejut-

Jaehyun menggenggam tangan Chanyeol dengan erat. Seolah ia menyampaikan kekuatan pada Chanyeol untuknya bertahan.

“Appamu meninggal, hyung”

Chanyeol terdiam. Bahunya melemas saat Jaehyun menariknya kedalam pelukkan hangat. Ia menangis. Bulir air matanya jatuh bersamaan dengan isakkannya yang lirih terdengar menyedihkan.

“Hiks- Appa….”



 




Bunuh diri. Overdosis. Ditemukan sudah tidak bernyawa di dalam kamarnya dengan tangan yang memeluk erat foto istri dan anaknya.

Chanyeol kalut. Ia tidak memikirkan apapun selain mencoba menarik kenangan saat keluarganya masih utuh dan bahagia. Ia memeluk foto sang ayah dan duduk bersandar pada dinding didalam ruangan khusus untuk keluarga yang tengah berkabung.

Tak ada yang datang. Hanya ada dirinya seorang dan Jung Jaehyun yang duduk bersila disisinya. Ia mengabaikan eksistensi pemuda Jung itu dan memilih memejamkan matanya diatas lututnya yang tertekuk.

Ia merindukannya. Pelukkan hangat sang ibu dan tangan besar sang ayah yang dulu selalu melindunginya dan melimpahkannya kasih. Saat ini rasanya begitu kosong. hampa terasa dalam lubuk hatinya yang seolah tertekan karna rindu.
Hingga kegelapan menghampirinya dan menelannya jatuh kebawah alam bawah sadarnya.

Chanyeol lelah. Baik fisik maupun psikisnya. Ia begitu lelah hingga benar-benar ingin memilih menyerah dan mengakhiri hidupnya. Juga.






“KITA HARUS PERGI-

“TIDAK TANPA KRIS HYUNG!!”

Jaehyun menatap Taeyong dengan marah tapi pemuda mungil itu justru menangis dengan frustasi. Ia mengacak wajahnya dan menarik kerah kemeja yang Jaehyun kenakan hingga Jaehyun menunduk dan berwajah sejajar dengannya.

“Kita harus menyelamatkan diri kita, baru kita bisa menyelamatkan Kris!!”

“Itu namanya egois-

“KAU EGOIS KALAU KAU KERAS KEPALA SEPERTI INI JUNG!!”

Jaehyun tersentak mendengar bentakkan Taeyong yang keras padanya. Ia menatap Yuta yang mengangguk seolah menyuruhnya untuk mengikuti maunya Taeyong. Ia juga menatap Namjoon yang sedang membopong Suho karna tampak kelelahan dan terluka.

“Jika kita tidak menggunakan kesempatan kita untuk menyelamatkan diri, Kris juga akan marah, Jae”

“Tapi Kris hyung-

Krisyeol; My Master, Wu Yifan 🔞 (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang