"Wu Yifan is my owner and my prey. Wu Yifan is my love and my controller. It's fine even if he coldly cast me away. It's fine even if I'm hurt like this.
Wu Yifan is my pain and my cure. Wu Yifan is my prison and my paradise.
I put my hands up, fre...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“Mmmh...mmhh- Uhkkk”
Chanyeol terbatuk ketika kejantanan Minhyun yang berada di mulutnya menembbakkan cairan kental dengan banyak kedalam mulut Chanyeol. ia membuka mulutnya dan menjulurkan lidahnya, tak ingin menelan cairan putih kental itu.
“Ugh”
“Ahk!”
Tubuhnya melengkung sempurna saat Daniel yang berada di belakangnya menjambak rambutnya kebelakang, membuat tubuhnya melengkung sempurna.
“Ahhh... nikmat”
Daniel mendongakkan kepalanya. Menikmati masa-masa pelepasannya karna dijepitt oleh hole Chanyeol yang sempit dan sexy. Ia menarik penisnya keluar dan menampar bokong Chanyeol. Chanyeol takk bersuara. Ia hanya diam.
Ketika Daniel dan Minhyun turun dari ranjang untuk berpakaian, saat itu tubuh Chanyeol yang menungging jatuh begitu saja diatas ranjang. Tubuhnya meringkuk.
“Jangan lemah. Bangkit dan bersihkan dirimu”
Chanyeol menatap Daniel dengan tatapan benci. Ia sudah lelah menangis. Kris tidak kembali, Kris tidak datang menyelamatkannya.
Daniel dan Minhyun kemudian berlalu pergi, dengan sisa tenaganya Chanyeol bangkit untuk menuju kamar mandi dan membersihkan tubuhnya. Ia menarik selimut yang jatuh dilantai. Ia memutuskan untuk duduk disebuah single sofa yang berada di dekat jendela. Ia masih telanjang bulat, namun ia menggunakan selimut putih itu untuk menutupi tubuhnya.
Tangannya memegang tiga lembar foto dari cctv yang dicetak. Matanya berkaca..
Ia menjadi berpikir, bagaimana jika ia kabur saja dari Kris dan tinggal bersama Sehun? sehun sepertinya memiliki kekuasaan untuk melindunginya dari Kris.
Bunyi petir terdengar keras. Chanyeol menatap keluar jendela, menatap hujan yang turun dengan derasnya. Ia memaksakan sebuah senyuman,
“Aku harus bertahan” ucapnya pelan; menguatkan dirinya sendiri. Ia bangkit berdiri.
Berjalan keluar ruangan, langkahnya pelan namun pasti dari ruangan yang berada dipaling belakang rumah Kris yang megah menuju kamar tidur Kris.
