"Wu Yifan is my owner and my prey. Wu Yifan is my love and my controller. It's fine even if he coldly cast me away. It's fine even if I'm hurt like this.
Wu Yifan is my pain and my cure. Wu Yifan is my prison and my paradise.
I put my hands up, fre...
"This is insane. This is complicated. This is hurt. This is pain. But- It's addicted"
🥀
↭ chapter eleven;I think it's not me.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“Apa dia mati?!”
Kris tak menanggapi Luhan. ia menggendong Chanyeol dengan gendongan ala bridalnya dan segera naik mobilnya. Ia duduk dikursi belakang sembari memangku Chanyeol.
“Kris! baringkan saja dia dibelakang! Kau kemudikan mobilnya, kau kan tidak bawa supir!”
Kris menatap Luhan dengan tajam. Membuat Luhan menghentakkan kakinya kesal.
“Aku bukan supir! Aku tidak akan duduk disana dan-
“Kau sedang menguji kesabaranku?”
“AISH!!”
Luhan dengan kesal memasuki mobil mewah Kris. duduk dikursi kemudi dan mengemudikan mobilnya dengan cepat.
“Lagian budak itu kenapa sih?! Sekarat?!!”
“Aku menyuntikkannya obat tidur”
“Kenapa? Ah- karna kau tidak mau ia terbayang wanita yang sudah dibunuhnya heh?”
Kris tak menyahuti. Dan itu semakin membuat Luhan menginjak pedal gasnya dengan gemas. Mobil mereka melaju hampir 100km/jam. Tapi Luhan seakan tak peduli. Ia saja masih bisa menyalip mobil dihadapannya.
“KENAPA KAU PEDULI SEKALI DENGANNYA!!!”
Kris melirik Luhan seperskian detik lalu kembali menatap wajah Chanyeol yang tertidur pulas. Tanpa cela cacat sedikitpun. Terlihat sangat tenang. Sangat kontras dengan dirinya beberapa menit lalu yang bergetar karna ketakutan.
Chanyeol membuka kelopak matanya. mengerjap pelan, menyadari dirinya sudah berada di kamarnya membuatnya merasa sangat tenang dan aman.
Dia berhasil. Orang itu sudah mati. Kris- Kris akan memujinya!
Ia dengan semangat berlari menuju kamar mandi dan membersihkan tubuhnya. Terdengar bunyi rintikkan hujan dan gemuruh petir. Ia tak peduli.
“Tuan Kris!!”
Ia berlari menuju kamar Kris, membuka pintu kamar itu namun tak mendapati siapapun disana. Ia lalu bergegas ke lantai bawah.
