1

3.1K 214 14
                                    

Hari pertama sekolah setelah libur semester genap.

Hari pertama di kelas baru bagi murid kelas 11 setelah adanya pembagian kelas sesuai jurusan.

Hari pertama bagi seorang siswa bernama Yohan di sekolah barunya.

"Selamat pagi, anak-anak." guru perempuan lumayan berumur, kurus, tinggi, berkacamata, rambutnya diikat cepol, mulai memasuki ruang kelas.

Ruangan yg awalnya ramai berubah senyap. "Pagiiii buuuuuu"

"Baik, semuanya sudah tau nama saya kan?"

"Tauuuu"

"Siapa?"

"Ibu Asih"

"Yak betul, saya yg akan jadi wali kelas kalian semester ini. Jadi saya harap kalian jangan membuat onar, karna kalian tau kan saya guru apa?"

"Guru bekaaaa."

Jadi, Bu Asih ini adalah guru yg mengajar mata pelajaran bahasa Indonesia sekaligus guru bimbingan konseling di SMA ini.

Toktoktok, ketukan pintu itu menginterupsi kalimat Bu Asih.

"Ya, silahkan masuk."

Masuklah seorang siswa dengan santainya. Ekspresinya datar. Tanpa senyum. Tanpa kasih hormat ke bu Asih. Nampaknya dia murid kurang ajar.

"Oh iya, di kelas ini kita kedatangan murid baru." bu Asih merangkul bahu si siswa. "Ayo kenalan."

"Hai, nama gue Yohan."

"Udah?"

"Udah bu."

"Jelasin tentang diri kamu dong."

"Kalo mau tau, bisa tanya langsung nanti sama saya."

Bu Asih nampak agak marah. "Yaudah, sekarang kamu duduk dulu di bangku kosong sebelah sana."

Yohan menurut. Dia jalan ke kursi kosong paling belakang baris ke dua dari jendela. Di sebelahnya ada cewe yang tidak sengaja saling beradu tatap dengannya. Tapi cewe itu langsung buru-buru buang muka melihat ke arah jendela.

Btw, meja belajarnya tuh kayak bangku kuliah ya, satu meja per orang.

"Oke, kalo gitu siapa yg minat jadi ketua kelas?" bu Asih berucap lagi.

Semua diam, saling menatap satu sama lain.

"Nah, Yena aja bu. Itu yg dipojok." Yuvin nyeletuk.

Seisi kelas menoleh kearah pojok dekat jendela. Sedangkan yg ditatap malah kebingungan, seolah mengatakan 'kenapa-harus-gue?'

Bu Asih juga terlihat ga yakin, pasalnya Yena adalah seorang perempuan, cukup feminin, dan terlihat manja. "Hmmm kenapa kalian milih dia?"

"Iya, dia serem bu, ga ada yg berani sama dia." sahut Eunsang.

"Iya bener, pas kelas 10 kemarin gue sekelas sama dia kan trus dia jadi bendahara, eeeh ga ada tuh yang namanya ngutang bayar uang kas." bisik Minhee ke Jungmo.

"Dia jago karate bu." Yujin ikut menimpali.

"Iya bu dia aja udah yg jadi ketua kelas." Yuvin ngotot.

Bu Asih menyerah karna diserbu murid sekelas. "Oke, baik, kalo gitu ketua kelasnya Yena ya. Untuk wakil, sekretaris, bendahara kalian pilih sendiri nanti. Gimana Yena, mau kan?"

Ragu-ragu Yena mengangguk, pasrah. Dia takut sama bu Asih. Pasalnya kalo dia menolak, dia pasti bakal didudukin di ruang BK selama berjam-jam.

"Sekarang ibu mau bagi kalian jadi beberapa kelompok untuk dijadikan kelompok belajar. Jadi tiap ada pelajaran yg mengharuskan untuk kerja tim, kalian bisa kerjakan dengan anggota kelompok belajar kalian ya."

Murid-murid mulai ribut, mencari teman untuk diajak kelompokan.

Bu Asih mengambil daftar absen. "Jadi karna total muridnya ada 20, saya mau 1 kelompok isinya 3 orang. Sisanya lagi 2 orang, ketua kelas sama anak baru jadi 1 kelompok. Bagaimana?"

"Baik buuuu"

"Kalo gitu nama-nama kelompoknya nanti kasih saya di ruang guru ya, selamat pagi." kemudian bu Asih pergi keluar kelas. Sementara murid-murid mulai ribut soal pembagian kelompok.

Bangke! Yena menggerutu dalam hati, udah dia jadi ketua kelas, sekarang disuruh sekelompok bareng anak baru, anak cowo yang menurutnya songong.

Iseng, Yena melirik ke arah Yohan, tapi cowo itu seolah bodo amat. Dia tiduran di mejanya. Bukannya mikirin kelompok!

"Ish! Nyebelin!"


Tbc

Hai hai hai
Makasi udah bacaaaa
Maaf ya kalo ceritanya kurang bagus
Tapi semoga suka yaaa
💛

C l a s s m a t e • Yena-Yohan, dkkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang