22

1.3K 173 31
                                    

Sudah lebih dari seminggu sejak video Yohan yang bernyanyi saat di villa beredar dan menjadi topik hangat. Semua orang mulai menyadari bakat dan visual Yohan yang menawan. Tak hanya SMA PDRI 11 saja tapi hampir di seluruh kota.

Kepopuleran Yohan juga berdampak pada Hyewon. Pengikut instagram mereka berdua naik drastis. Bahkan mereka sudah mendapat tawaran endorse dari beberapa online shop.

Sementara Yena merasa kehilangan sosok Yohan yang biasa mengganggunya. Tak ada lagi Yohan yang selalu menyapanya tiap pagi, tak ada lagi tawa riang Yohan saat menjahilinya, tak ada lagi pesan masuk dari Yohan yang mewarnai malam harinya.

Yena kangen Yohan yang dulu.

"Yen, lo ga makan?" tanya Junho memecah keheningan kelas yang semua muridnya sedang istirahat. Hanya ada Yena di pojokan.

"Diet." jawab Yena seadanya. Matanya masih setia memandangi pemandangan di luar jendela sebelah kirinya dengan tangan yang menopang dagu.

"Apa yang didietin sih? Udah kurus gitu."

"Pipi gue isinya lemak."

"Yaelah... Makan gih! Nanti pingsan."

"Tsk. Ga laper gue, Jun."

"Kenapa sih? Hm?" kini Junho duduk di kursi depan meja Yena. "Cerita sama gue!"

"Gue gapapa....." jawab Yena diiringi dengan helaan nafas panjang.

"Yaudah, mungkin lo ga mau cerita sekarang, tapi gue akan selalu siap dengerin curhatan lo kapan pun itu." tambah Junho dengan senyum simpul di wajahnya.

"Makasih ya, Jun." Yena balas tersenyum, senyuman palsu. "Gue ke kamar mandi bentar." kemudian Yena keluar kelas dengan setengah mager.

Di ujung lorong koridor kelas terlihat murid perempuan berkumpul ramai. Entah merebutkan apa.

Sialnya posisi toilet ada di dekat sana. Jadi Yena harus melewati kerumunan itu untuk berhasil masuk ke toilet. Dengan tenaga seadanya, Yena ikut berdesakan di antara mereka. Namun tiba-tiba mereka menjadi brutal hingga mendorong Yena sampai terjatuh di lantai.

"Aw..." Yena meringis kesakitan. Kini mulutnya mulai mengeluarkan sumpah serapah yang sedari tadi ia pendam. "Anjeng! Apa-apaan sih? Bisa kok ga pake dorong-dorongan!"

Beberapa dari mereka hanya menoleh tanpa memperdulikan Yena yang sedang marah.

Kesal, Yena berdiri dan mencari tahu apa yang membuat para siswi menjadi sebrutal itu.

"Cih!" Yena berdecih begitu mengetahui siapa dalang di balik semua ini. "Yohan ternyata."

Amarah Yena pada Yohan pun semakin menjadi-jadi.

Yohan terlihat tengah sibuk memberi tanda tangan dan foto bersama dengan mereka. Ya, beberapa hari terakhir ini memang ia kewalahan menghadapi orang-orang yang mengaku sebagai penggemar dan meminta ini itu padanya.

Yena ingin beranjak pergi menuju toilet lain yang lebih sepi, namun tangannya ditahan oleh seseorang. Ia menoleh dan mendapati Yohan dengan wajah serius menatapnya. "Gue mau ngomong."

"Gue mau pipis." kata Yena ketus lalu melepaskan genggaman Yohan dari lengannya.

Yohan tidak melawan, ia hanya mengekori Yena sampai menghilang di balik pintu toilet. Dan para siswi tadi pun juga mengikutinya.

"Sorry, temen-temen. Besok kita lanjut sesi jumpa fansnya ya... Sekarang gue lagi ada urusan, penting." jelas Yohan pada mereka semua. "Bubar ya...."

Meskipun kecewa, mereka tetap menuruti apa kata idolanya. Semuanya langsung pergi meninggalkan Yohan.

Tepat saat itu juga, Yena keluar dari toilet.

"Yen, Yena... Gue mau ngomong sebentar doang..." bujuk Yohan sambil menyamai langkah Yena.

Namun Yena tetap berjalan lurus tanpa menoleh sedikitpun ke arah Yohan. Marah besar dia.

"Yen, lo marah sama gue?" tanya Yohan begitu berhasil menghadang Yena.

"Engga." Yena menjawab seadanya lalu semakin mempercepat langkahnya.

"Gue kangen sama lo..." kata Yohan lagi setengah frustasi karna Yena sama sekali tak peduli.

Yena menyeringai, "Kangen? Emang gue siapa lo?"

"Pacar gue kan?"

"Sana lo pacaran sama Hyewon!" bentak Yena sambil menunjuk ke arah kelasnya.

Yohan terdiam, mulai paham akan sesuatu. "Jadi..... Lo rela gue pacaran sama Hyewon?"

Kekesalan Yena memuncak, ia meraih kerah baju Yohan lalu mendorongnya sampai menabrak pintu loker yang ada di belakangnya. Kasar banget!

"Beb, jangan kasar gini dong... Takut...." ringis Yohan, tiba-tiba teringat tentang gosip Yena yang pernah membuat koma mantan pacarnya.

Yena menoleh kanan kiri berjaga-jaga jangan sampai ada yang melihat perbuatannya ini. Untungnya, koridor itu memang jarang ada yang lewat.

"Dengerin gue," kata Yena masih mengenggam kerah seragam Yohan. "Kenapa sih lo selalu bikin gue marah bikin gue kesel bikin gue naik darah? Ha?"

"Gue– cuman pengen bisa deket sama lo...."

Tak puas, Yena mengencangkan genggamannya. "Jawab yang bener! Mana bisa deket kalo tiap hari cuman bikin kesel mulu! Lo ada dendam pribadi sama gue? Bilang!"

"Gue suka sama lo. Dari dulu. Dari pertama kali kita ketemu. Gue cuman ga tau harus gimana cara ngungkapinnya..."

"Jangan bercanda!"

"Serius! Lo mau ga jadi pacar gue?"

Yena tercekat. Tangannya gemetar hebat. Akhirnya ia melepaskan genggaman itu dan mencoba untuk mengendalikan detak jantungnya yang saat ini sungguh tak terkendali. Kepalanya tertunduk, mendadak pusing.

"Yena?" panggil Yohan dengan suara sedikit gemetar.

"Ha?" Yena mendongak dan menyadari bahwa kini wajah mereka hanya berjarak 5cm.

Cup.

Yohan mengecup bibir Yena sekilas. Namun memberikan efek yang luar biasa bagi mereka. Keduanya sama-sama malu.

Klotak.

Yohan dan Yena menoleh ke sumber suara benda jatuh tersebut dan betapa terkejutnya mereka mengetahui bahwa ada dua orang siswi yang terlihat sama terkejutnya.

Sakura berdiri mematung dengan mulut terbuka lebar. Sedangkan Minju tak sengaja melepas susu kotaknya demi menutupi mulutnya yang hampir teriak kaget.

"Kita ga liat apa-apa kok... Sumpah! Maaf ganggu..." ucap Sakura canggung lalu berbalik arah. Tak lupa ia menarik Minju yang masih tak mampu berkata-kata.

Sementara itu wajah Yena kini sudah merah padam, malu banget pasti. Dia tak berani bicara bahkan menatap Yohan sekalipun. Pikirannya kalut. Alhasil ia memilih pergi dari sana sambil mengipasi wajahnya yang terasa panas.

Yohan tak mencegah Yena pergi. Justru ia merutuki dirinya sendiri karna sudah kelewatan batas. Ia mengusap wajahnya gusar.

"Kenapa lo ga bisa tahan sih, Yohan......"














Tbc

Cie cie uhuy

C l a s s m a t e • Yena-Yohan, dkkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang