24

1.1K 149 15
                                    

Pertengkaran dengan Yohan di sekolah tadi justru membuat Yena semakin uring-uringan. Ia merasa kalimatnya sudah terlalu kasar.

Gimana kalo Yohan beneran pergi?

Gimana kalo Yohan ga suka lagi sama gue?

Gimana kalo Yohan malah jadian sama Hyewon?

Tapi gue gengsi lah minta maaf duluan!

Aaaaaarrgh

Yena mengacak rambutnya frustasi parah.

"Kenapa sih, dek?" tanya Byungchan yang sedari tadi hanya diam di sebelah Yena memperhatikan gerak-gerik adiknya yang terlihat agak aneh.

"Kak, gue mau tanya sama lo." Yena membenarkan posisi duduknya.

"Apaan?"

"Ini cerita temen gue ya, jadi dia tuh selalu dijahilin sama satu cowo sampe dia kesel banget, eeeeh tiba-tiba si cowo itu nembak temen gue ini kak!"

"Hm, terus?"

"Menurut kakak si cowo ini beneran suka ga sama temen gue?"

"Engga. Mungkin itu cuma prank?"

"Prank? Wah bisa jadi kak! Abisnya tiap hari tuh dia ngeselin mulu, mana mungkin suka beneran ya kan?"

"Tapi bisa juga si cowo pengen deket sama si cewe makanya begitu..."

"Bukan, cewenya aja yang terlalu baper ini fix!"

"Lah kok jadi lo yang menyimpulkan sendiri?"

"Suka-suka gue lah kak!" jawaban Yena mulai sinis. Makin hancur mood dia.

"Siapa sih?" Byungchan mencolek dagu adiknya dengan gemas.

"Ha? Apaan sih kak!"

"Siapa sih nama temen yang lo ceritain itu?"

Yena terdiam sejenak, berpikir apa jawaban yang pas, "Percuma gue bilangin juga lo ga kenal!"

"Yena bukan sih namanya? Hm?" goda Byungchan lagi.

"IIIH ENGGA KAK!"

***


Sementara itu, Yohan mondar-mandir gelisah di depan pintu apartemen Yena. Dia mau minta maaf, tapi bingung gimana caranya. Mau telfon atau chat, tapi sudah diblokir duluan sama Yena. Cuman datengin rumah Yena satu-satunya jalan untuk saat ini, tapi ngga berani ngomong.

Sebenarnya, apa yang Yohan takutkan?

Takut Yena makin marah sama dia!

Kalau dipikir-pikir Yohan menyesal atas perbuatannya yang sudah kelewatan tadi.

Harusnya lo ga nembak Yena!

Harusnya lo bisa tahan buat ga cium Yena!

Harusnya lo ga kenal Yena!

"Goblok banget lo, Han!" umpat Yohan kesal sembari membenturkan kepalanya di salah satu dinding.

Tiba-tiba sebuah tangan menepuk pundaknya pelan.

"Nak Yohan?"

Yohan spontan menoleh dan mendapati seorang wanita paruh baya tengah menatapnya khawatir.

"Mamih?" iya, itu mamanya Yena.

"Kamu ngapain berdiri disini? Ga dibukain pintu ya?"

"Eeee engga, Mih. Tadi Yohan itu, anu, gimana ya..." Yohan mulai kikuk sendiri.

C l a s s m a t e • Yena-Yohan, dkkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang