"Suka ga rela gitu tiap liat senyum lo terbit karna orang lain. Suka sedih juga, karna gue ga pinter buat senyum lo terbit."
...
Somi kini bisa bernafas lega. Ternyata Haechan dan Kokoro hanyalah teman dekat. Dia sempat berpikir kalo mereka itu mungkin dua anak yang dijodohkan karna bisnis kelurga. Somi ngeri membayangkannya. Meskipun Haechan hanya sahabatnya, Somi tetap ga rela jika liat Haechan mempunyai hubungan selain teman dengan cewek lain. Dia belum siap. Dia masih butuh Haechan disisinya.
Dan juga, Haechan sudah menjelaskan kalau dia tidak akan bisa menjeput Somi lagi karna ayahnya yang melarangnya naik motor sampai dia setidaknya lulus SMA. Ya, itu wajar. Namanya juga orang tua yang khawatir. Takut terjadi apa-apa pada anaknya. Apalagi Haechan merupakan anak satu-satunya dalam keluarga. Somi bisa mengerti.
"Gue juga punya satu tugas penting yang harus diselesaikan. Minta maaf sampai om Kaiser benar-benar maafin gue."
Somi bertekad, mulai detik ini, gantian dia yang akan menjaga Haechan. Melindungi cowok itu dan memberikan segala yang dia punya jika bisa, termasuk nyawanya. Sama seperti Haechan yang memberikan nyawanya pada Somi, setahun yang lalu.
...
Haechan membuka pintu rumahnya. Masih dalam keadaan setengah sadar, cowok itu memicing sebentar untuk melihat sosok yang kini tengah berdiri gagah didepan rumahnya.
"Ada apa ya mas?" tanya Haechan setelah pulih dari rasa kantuknya. "Saya kurir mas. Ada paket dari toko bunga Yoonaya." ah Haechan langsung tersenyum.
"Boleh tanda tangani dulu. Iya oke mas sebelah sini." Setelah selesai, mas kurir tadi pun memberikan haechan sebuah tanaman yang sangat disukai cowok itu.
Bunga matahari.
Haechan kembali menutup pintu rumahnya setelah mengucapkan terimakasih. Kakinya membawanya masuk kembali kedalam kamar. Bunga matahari tadi dia letakkan diatas meja belajarnya kemudian tersenyum memandangi bunga yang masih dalam proses pertumbuhan itu.
Haechan meraih ponselnya. Tangannya dengan cekatan mengetikkan sesuatu disana. Dan, satu pesan pun terkirim. Pesan yang berhasil membuat si penerima nya tersenyum bahagia.
"Makasi bunganya. Kali ini bakal gue rawat sebaik-baiknya. Persis kayak lo yang ngerawat gue, setahun yang lalu."
...
Sial. Haechan merutuki dirinya sendiri dalam hati. Dia telat. Alamat kali ini bu Rani pasti akan memberinya hukuman. Dengan tergesa Haechan memakai seragamnya dengan asal. Dia menyesal kemarin memutuskan untuk kembali kerumah. Kalau sekarang dia masih dirumah Kokoro, dia pasti tidak akan telat seperti ini.
10 menit Haechan selesai berpakaian. Jam dilayar ponselnya sudah menunjukkan pukul 8 lewat 25 menit. Sudahlah. Haechan pasrah. Dengan langkah gontai diapun berjalan keluar rumahnya dan segera berangkat begitu ojek online pesanannya tiba.
...
Bu Rani tersenyum penuh kemenangan. Akhirnya dia berhasil membuat Haechan sang pembuat onar mendapat hukuman. Dia senang bukan main. "Segitu senengnya ya buk liat Haechan dapat hukuman." bu Rani mengangguk antusias, membuat Haechan tanpa sadar mencibir guru cantik itu.
"Bukan itu aja Chan." Ucap bu Rani lagi tiba-tiba. Haechan sudah ingin berlalu namun perkataan gurunya berhasil menahan langkahnya. "Hukuman kamu bukan bersihin lapangan basket doang. Tapi nanti disini, ditengah lapangan, kamu nyanyi waktu jam istirahat. Ga ada bantahan." bu Rani sepertinya tengah mengerjainya. Mana ada hukuman seperti itu. Haechan hendak protes namun guru itu sudah ngacir duluan entah kemana.
Apes banget.
...
Seketika, lapangan sekolah yang biasa sepi, berubah menjadi lautan manusia yang saling berdesakan dalam sekejap. Pelakunya?
"Gilak, kak Haechan lagi nyanyi ditengah lapangan. Kesempatan langka bisa denger suaranya!!!"
Siswi-siswi mulai berdesakan kembali. Sampai suara Haechan terdengar dan berhasil membisukan semua orang.
Dari kejauhan Somi melihat. Tangannya meraba dadanya tanpa sadar. Sesuatu yang aneh berhasil membuatnya berdebar. Menjalar dan berhasil menghangatkan seluruh tubuhnya.Haechan itu matahari. Menyinari semua orang, dengan senyum cerahnya.
He's sun. My sun.
Tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
Sun x Flower (HAECHAN) (END)
Short Story"Semuanya tuhan ciptakan berpasangan. Itu kenapa kamu dan aku terlahir." "Tapi tuhan juga menciptakan pertemuan dan perpisahan, Chan."