TWO

2.5K 310 17
                                        

Haechan masuk kedalam ruang BK disusul Leon dibelakangnya. Dengan wajah dingin, Haechan duduk dihadapan bu Rani, selaku guru BK yang bertugas hari ini.

"Kali ini kenapa lagi Chan?" guru itu bertanya skiptis. Haechan tau kalau guru itu sedang mengejeknya karna setiap dia masuk keruangan ini, dia pasti selalu berhasil memberikan alasan yang masuk akal sehingga guru cantik itu tidak pernah berhasil menghukumnya. Cowok itu membuang nafasnya kesal.

"Kali ini Haechan salah buk." bu Rani terkejut mendengar ucapannya. Dia mulai berpikir kalo selama ini Haechan memang selalu jujur padanya. Jika benar dia akan menegaskannya dan jika pun salah dia tak malu langsung mengakuinya. "Tau salah kenapa dilakuin Chan?" guru itu tetap fokus pada Haechan, tak mempedulikan kehadiran Leon yang sejak tadi sudah menunggu, siap untuk ditanyai.

"Harus Haechan lakuin buk, biar Haechan bisa lindungin orang yang Haechan sayang." bu Rani mendesah pelan mendengar nya. Yah, permasalahan anak muda.

Guru itu kembali bersandar dibangkunya. Menatap kedua muridnya bergantian. "Kali ini ibu maafkan." putusnya kemudian. Mendengar itu, Haechan lantas langsung bangkit dari duduknya dan berlalu setelah mengucapkan terimakasih.

...

"Di skors?" Haechan duduk dibangkunya dan menatap Renjun yang terlihat khawatir. "Engga." jawabnya kemudian. Cowok disebelahnya terlihat menghela nafas lega. "Syukurlah, gue takut lo di skors Chan, soalnya besok kan kita ada ulangan." dengan tanpa dosanya Renjun berucap. "Gue emang rajin belajar, tapi otak gue ga sepintar punya lo hehe."

"Bangke."

...

Bel pulang sudah berdering sejak 15 menit yang lalu, namun Somi tidak menunjukkan tanda-tanda kalau dia akan segera bangun dari duduknya. Cewek itu menatap gelisah pada layar ponselnya. Terdapat dua notif yang berhasil membuatnya dilema. Sahabat atau pacar?

"Percaya sama gue, dia ga baik buat lo Som."

Jika Haechan sudah bersikap seperti ini, Somi tidak pernah bisa membantahnya. Tapi entah kenapa kali ini, perkataan Leon jauh lebih menghantuinya.

"Gue sayang sama lo Som. Haechan bersikap kayak gitu karna dia cemburu sama gue, dia gamau liat lo deket-deket ama cowok lain. Apalagi pacaran. Pokoknya, gue gamau kita putus."

"Ga pulang?" Somi terlonjak kaget. Dengan cepat dia meraba jatungnya, memastikan apakah masih ada ditempat semula. "Lo bikin gue jantungan tau." kesalnya. Cowok yang semula berada diambang pintu kini perlahan melangkahkan kakinya menghampiri Somi. Sambil tersenyum, tangannya bergerak untuk mengelus rambut Somi lembut.

"Gausah dipikirin Som. Kalo lo emang sayang sama dia dan ga percaya omongan gue, gapapa. Tapi janji satu hal sama gue. Kalo terjadi apa-apa sama lo kedepannya, gue gamau sahabatan sama lo lagi." Glek. Somi menatap mata Haechan dalam. Dia terlihat serius dengan ucapannya.

Mereka saling berpandangan. Cukup lama, sampai akhirnya Somi lah yang mengalihkan perhatiannya lebih dulu. Tangannya bergerak merapikan mejanya, memasukkan buku-buku nya kedalam tas, kemudian bangkit berdiri.

"Kenapa lo selalu nempatin gue diposisi sulit Chan?" nada Somi terdengar kasar.

Cowok itu tersenyum. "Sulit karna lo menghargai gue Som. Itu artinya lo selalu pertimbangin omongan gue."

"Ya karna lo berharga buat gue."

Tbc

Sun x Flower (HAECHAN) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang