ELEVEN

784 109 4
                                    

Somi melambaikan tangannya begitu melihat Haechan memasuki cafe dengan wajah cerahnya. Haechan balas melambai dan tersenyum kecil pada Somi. Pengunjung cafe juga ikut memandang Haechan dan refleks ikut tersenyum sesaat setelah melihat senyum cowok itu.

"Gue ada kabar bahagia." belum juga duduk Haechan sudah heboh ingin bercerita. Somi merengut kesal.

"Chan.." tegurnya. "Pake 'aku-kamu'. Kan semalam udah janji." Ah Haechan lupa. Padahal semalam dia sendiri yang meminta pada Somi untuk berbicara seperti itu.

Haechan hanya nyengir kemudian duduk didepan gadisnya. "Maaf, Haechan lupa."

Kalo dia ngomongnya kaya gitu, Somi nya jadi gemes ih.

"Aku mau pesen dulu, haus." Somi tertawa melihatnya kemudian menunggu Haechan hingga cowok itu selesai memesan.

Somi sesekali mengedarkan pandangannya dan tersenyum kecil melihat pengunjung cewek yang kini menatap kearah meja nya. Lebih tepatnya, asik menatap Haechan yang tengah serius dengan buku menu ditangannya.

Somi tersenyum emang, tapi dalam hati kesal juga. Tapi dia lebih kesal sama Haechan nya, kenapa Haechan harus datang serapi ini cobak? Yang namanya manusia, ya pasti bakal noleh la kalau ada ciptaan tuhan yang indah ada dihadapan mereka.

 Tapi dia lebih kesal sama Haechan nya, kenapa Haechan harus datang serapi ini cobak? Yang namanya manusia, ya pasti bakal noleh la kalau ada ciptaan tuhan yang indah ada dihadapan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Somi bangkit dari duduknya dan menutup setengah wajah Haechan dengan beanie yang dikenakan cowok itu. "Kenapa sih yang, kalau gini aku mana bisa ngeliat."

Haechan yang ngomong tapi cewek didepannya yang ketar ketir.

"Itu lagi, ngomongnya jangan diimut-imutin gitu." Somi makin kesal. Haechan tentu saja mendadak bingung dengan tingkah aneh Somi yang tiba-tiba. Dia tidak membalas lagi dan sibuk membenarkan beanie dikepalanya. Selesai memesan, Haechan pun kembali menatap Somi didepannya. Ingin lanjut bercerita tentang kabar bahagianya.

Somi tertawa mendengar cerita Haechan yang menggebu. Sesekali cewek itu bahkan sampai memukul meja didepannya karna cerita Haechan yang sangat lucu.

Jadi kabar bahagia nya itu, Haechan udah dibolehin lagi sama ayahnya buat bawa kendaraan. Dan bagian lucunya, Haechan bilang dia harus ngelawan ayahnya semalaman. Bukan ngelawan seperti yang kalian bayangkan.

"Pertama tuh aku disuruh ayah buat nyelesain tugas sekolah gitu. Si ayah gatau aja kalau anaknya ini pinter. Abis itu kita main catur, aku berhasil lagi Som. Terakhir kita main game yang kata ayah itu, dia yang paling jago diantara teman dan karyawan nya." Haechan menenggak minuman nya sebentar, kemudian lanjut cerita.

"Aku jabanin dan lagi-lagi aku menang."

Somi kembali tertawa saat Haechan mengakhiri ceritanya.

"Terakhir ayah nabok aku karna aku bilang temen ama karyawannya mungkin aja selama ini ngalah karna gamau liat ayah nangis. Sakit Som," adu Haechan sambil menunjukkan lengannya yang terlihat sangat baik-baik saja. Hm manja.

"Sampe bunda balas nabok ayah dan marahin karna udah ngajak anaknya main alih-alih belajar."

Haechan tersenyum lebar dan Somi bahagia banget liatnya.

Seharian itu mereka menghabiskan waktu bersama. Saling berbagi tawa dan keluh-kesah yang selama ini belum tersampaikan.

...

Haechan berjalan sambil memegang kedua bahu Somi dari belakang. Gadis itu tersenyum hingga tiba-tiba dia berbalik dan kembali menutupi wajah Haechan dengan beanie nya.

"Ini kenapa sih Som, daritadi.." Haechan merengut. Pasalnya seharian jalan dengan Somi, tingkah cewek itu random banget. Buat Haechan kebingungan.

"Aku gamau kamu diliatin sama cewek lain." Ucap Somi sambil melotot kearah dua cewek yang sejak tadi mandangin Haechan. Saat ini mereka lagi di Mall dan lagi jalan buat ke bioskop. Haechan terkekeh.

"Gausah ketawa!" Somi kembali menutupi wajah Haechan. Kali ini dengan tangannya hingga dia harus berjinjit untuk menyamakan tingginya dengan wajah Haechan. Melihat itu, Haechan pun memutuskan untuk menunduk dan memajukan wajahnya. Somi kaget dengan gerakan Haechan yang tiba-tiba itu. Nafasnya tertahan saat melihat Haechan tersenyum dengan jarak yang sangat dekat dengan wajahnya.

Cup

Itu Somi yang ngecup bibir Haechan. Membuat cowok itu kaget dan menatap Somi yang kini sudah menutupi wajahnya, malu.

Lima detik berlalu. Haechan tersenyum dan menarik tangan Somi turun dari wajanya.

"Mau lagi?"

Haechan tertawa menggoda sementara Somi sudah lari entah kemana.

Tbc

Sun x Flower (HAECHAN) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang