"Gue selalu iri sama lo."
Somi menoleh pada Kokoro disampingnya.
Saat ini mereka berdua tengah berada dirumah Somi. Tepatnya didapur. Teman-teman mereka yang lain sedang sibuk mengerjakan tugas-tugas kelompok yang harus dikumpul besok diruang tengah sehingga Somi dan Kokoro berinisiatif menyiapkan cemilan.
Kernyitan bingung langsung tercipta di kening Somi. "Gue yang harusnya iri sama lo." Somi menyahut. Tatapannya kembali pada gelas-gelas yang semula berada di rak untuk diletakkan diatas baki.
Kokoro sendiri tengah sibuk memotong kue yang tadi dibawanya.
"Apa yang harus lo iri-in dari gue?" Somi tertawa mendengarnya. "Banyak banget." Somi berlalu sebentar meninggalkan Kokoro. Berjalan keruang tengah sambil membawa baki gelas dan juga minuman dingin berupa jus jeruk. Tak berapa lama dia kembali kedapur dan ikut membantu Kokoro.
"Gue iri sama lo, karna lo punya kelurga utuh, lo cantik, pintar, disayang semua orang dan lo juga punya Haechan disisi lo."
Kokoro menghentikan gerakannya. Menoleh dan menatap Somi dengan sendu.
"Tapi Haechan sayangnya cuma sama lo. Gue iri."
Somi tersenyum sedih. Ikut menghentikan aktivitasnya dan menatap Kokoro dengan helaan nafas. "Mungkin lo bakal menganggap gue ga tau diri setelah mendengar ini. Tapi Oro, seandainya Tuhan berbaik hati memberikan gue pilihan untuk memilih antara Haechan dan bunda gue, tanpa pikir panjang gue pasti bakal pilih bunda. Harusnya lo bersyukur dengan apa yang lo punya sekarang, bukan mengeluh dengan apa yang dimilikin orang lain. Karna untuk kasus lo sendiri, Haechan ada disamping lo Ro, lo punya segalanya."
Somi tertunduk. Kokoro sendiri jadi merasa bersalah padanya.
Mereka terdiam selama beberapa detik, hingga dengan canggung akhirnya Kokoro mendekat dan memberikan pelukan hangat pada Somi.
"Maaf Som. Gue ga maksud.." Somi menggeleng pelan sambil terkekeh. "Gapapa, gue udah biasa kok." Pelukan mereka terlepas. Somi tersenyum kemudian mengulurkan tangan kanannya.
"Boleh ga mulai sekarang kita temenan?"
Ini canggung.
Mungkin tidak bagi Somi.
Tapi Kokoro, selama ini teman yang dia punya hanya Haechan. Jadi dia masih sedikit kaku untuk urusan seperti ini.
"Emang boleh?" Tanyanya polos. Somi langsung terbahak ditempatnya. Tanpa babibu dia langsung memeluk Kokoro hingga membuat cewek itu terkesiap.
"Boleh banget.." ucap Somi sambil mengeratkan pelukannya. "Semoga betah ya temenan sama pacar dari orang yang lo suka."
Kokoro mendengus kesal, namun sedetik kemudian dia tertawa diikuti oleh cengiran Somi yang khas.
...
Heejin berjalan menuju kantin dengan seorang teman disampingnya. Sesampainya disana, dia langsung mendatangi meja Somi yang disitu juga ada Haechan dan teman-teman mereka yang lain.
"Hai." Sapanya manis. Senyumnya lebar, memberikan kesan ramah pada dirinya. Semua yang ada dimeja balas menyapa tak terkecuali Somi.
"Temen lo Jin?" tanya Somi pada seseorang disamping Heejin. Cewek itu tersenyum kemudian memperkenalkan dirinya sendiri. "Nancy, anak IPA 3." Balasnya kemudian. "Seangkatan sama kita?" Nancy hanya mengangguk menanggapi pertanyaan dari Haechan. Diam-diam dia melirik kearah temannya, Heejin.
"Ayo duduk disini aja!" Yeri tersenyum bersahabat dan bangkit dari duduknya. Dia juga menarik Renjun dan Jeno untuk ikut berdiri bersamanya. "Kebetulan kita udah selesai makan, duduk aja disini bareng yang lain. Kita bertiga permisi dulu."
Jeno sendiri hanya pasrah diseret oleh Yeri. Meski makan siangnya belum selesai dan obrolan nya dengan Jaemin juga harus terpotong.
"Si Jaemin kok ga lo ajak juga si?" Renjun bertanya disaat tubuh mereka sudah keluar sepenuhnya dari kantin. Yeri memutar matanya malas. "Cowok tuh emang ga pernah peka." Yeri kemudian berbisik pelan pada keduanya. Berharap agar murid yang lain tidak sampai mendengar omongan mereka. Tapi yang terjadi selanjutnya, sungguh berhasil membuat darah Yeri mendidih tiba-tiba. Renjun dengan lebay nya justru berteriak hingga berhasil membuat murid yang semula berlalu-lalang didepan mereka, jadi berhenti dan menatap penasaran.
"APA?!! JAEMIN SUKA SAMA KOKORO???"
...
Disisi lain, setelah kepergian Yeri Jeno dan Renjun, Jaemin pun memutuskan untuk pergi dari kantin. Setelah memberikan kode beberapa saat pada Kokoro akhirnya cewek itupun mengerti dan ikut pamit bersama Jaemin. Sekarang yang tersisa dimeja itu hanya Haechan, Somi, Heejin dan temennya Nancy.
Haechan sendiri tampak acuh dengan sekeliling nya dan masih fokus pada bakso didepannya saat secara mendadak Somi melemparkan pertanyaan pada Heejin.
"Jadi beneran Jin itu jaket, lo yang bagi?" Haechan tersedak kuah baksonya. Somi hanya mencibir, namun tangannya tetap bergerak memberikan Haechan air mineral sambil mengelus punggung cowok itu perhatian. "Biasa aja dong." Ucap Somi dengan nada mengejek.
Sebenarnya, Somi sendiri tidak ingin mempermasalahkan komentar Heejin pada postingannya kemarin. Tapi melihat sosoknya saat ini, berdekatan dengan Haechan, entah kenapa berhasil membuat Somi merasa kesal sendiri.
"Kan udah aku bilangin enggak. Masih aja ga percaya.." Haechan merengut disamping Somi. Berhasil membuat Somi tersenyum karna tingkahnya yang menggemaskan. Seakan tidak menyadari kehadiran dua orang lain dihadapan mereka, Haechan kembali membisikkan sesuatu pada Somi.
"Apaan sih anjir.." respon cewek itu sambil ketawa. Heejin sendiri sudah mengepalkan tangannya dibawah meja. Menatap Somi dengan pandangan nya yang berubah dingin.
"Soal itu, gue yang salah Som, gue kira itu jaket yang gue bagi taunya engga. Beda warna hehe gue yang lupa.." Heejin berujar cepat. Mencoba menghentikan tawa Somi yang terlihat menyebalkan dimatanya.
Somi pun kembali menatapnya. Mengabaikan tangan Haechan yang tengah menggenggam tangannya dibawah meja. Seolah memberi peringatan pada Somi, apapun yang mau kamu omongin ke Heejin, tahan tapi Somi justru mengabaikan itu.
Dia malah tersenyum manis kemudian mengutarakan isi hati yang sudah dipendamnya sejak kemarin.
"Lain kali sebelum komen itu, pastiin dulu faktanya, jangan asal ngomong dan bikin orang lain jadi merasa ga enak. Jujur, gara-gara itu, gue sempet kesel sih sama lo."
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Sun x Flower (HAECHAN) (END)
Cerita Pendek"Semuanya tuhan ciptakan berpasangan. Itu kenapa kamu dan aku terlahir." "Tapi tuhan juga menciptakan pertemuan dan perpisahan, Chan."