Sudah sebulan sejak Haechan dan Somi resmi jadian. Tak banyak perubahan. Rutinitas mereka tetap berjalan seperti biasa. Banyak yang turut senang atas hubungan mereka, namun tak sedikit juga yang menentang dan berbalik jadi membenci keduanya. Terutama Somi, cewek itu harus bersabar menghadapi para fans maniaknya Haechan, setiap harinya.
Seperti hari ini.
Lagi-lagi Somi hanya bisa menghela nafas sabar saat menemukan buku paketnya yang sudah tak berbentuk didalam loker. Bukan hanya satu, tapi semua buku sekolahnya hancur mengenaskan. Somi tidak kuat lagi rasanya.
"Pokoknya gue harus cari tau siapa pelakunya." Somi bertekad.
...
Haechan masuk kedalam kelas Somi. Wajahnya dipenuhi senyuman, berbanding terbalik dengan Somi yang kini terlihat sangat muram.
"Lagi?" Haechan yang sudah hapal dengan perubahan mood Somi membuatnya bertanya langsung. Dia tau penyebabnya. Somi hanya mengangguk dengan wajah sedihnya. Tangannya bergerak mengambil buku paketnya dari dalam laci. Haechan pun terbelakak melihatnya, apalagi saat tau kalau semua buku paket itu dibeli pake uang yang jumlahnya ga sedikit. Perlahan tangannya mengepal. Ini jelas sudah keterlaluan. Selama ini Haechan diam saja karna tindakan mereka tidak merugikan dan melukai keduanya. Tapi kali ini mereka udah melewati batasannya.
"Lo gapapa kan?" Haechan menjadi sedikit khawatir. Bagaimana jika setelah ini mereka menyakiti Somi?
"Gue gapapa. Ya, sejauh ini."
...
Somi naik menuju kamarnya. Hari ini dia sangat lelah. Rasanya Somi ingin menangis jika mengingat semua kejadian yang menimpanya beberapa minggu belakangan.
Cewek itu menghempaskan dirinya diatas kasur dan mulai menatap langit-langit. Pikiran nya kalut. Tanpa melepas seragamnya, Somi berniat ingin tidur. Namun satu notif dari Haechan membuatnya mengurungkan niat.
"Jangan mikirin yang macem-macem Som. Gue dideket lo sekarang."
Dan satu airmata pun langsung lolos menuruni pipi Somi. Pada akhirnya dia menangis juga.
...
Haechan tersenyum dan berjalan cepat menghampiri Heejin. Saat ini mereka berdua tengah berada di cafe deket rumahnya Heejin. Sudah menjadi rutinitas bagi Haechan untuk mengunjungi cewek itu setiap minggunya. Ya, karna Haechan cowok baik, selain Kokoro dia juga harus merawat Heejin yang sudah menjadi temannya sejak mereka bertemu dirumah sakit, tahun lalu.
Somi kenal baik dengan Heejin, makanya saat Haechan izin ingin mengunjungi, Somi langsung mengiyakan permintaannya begitu saja.
"Gue udah sembuh Chan. Lo ga perlu repot-repot ngunjungin gue lagi." Haechan menyesap ice cappucino nya sebelum membalas omongan cewek didepannya.
"Gapapa Jin, gue cuma pengen liat keadaan lo langsung. Takut lo kenapa-kenapa sementara orang tua lo sibuk kerja diluar kota." Heejin tersenyum. Dalam hati bersyukur punya teman seperti Haechan. Meskipun dia tidak mendapat perhatian dari orang tuanya, semua itu tertutupi dengan kehadiran cowok manis didepannya ini.
"Gue bisa hubungin lo kalo butuh bantuan." Haechan hanya ngangguk-ngangguk ga jelas. Sesekali cowok itu menoleh pada jam yang bertengger manis dilengan kirinya. Udah sore.
"Kalo gitu gue cabut duluan ya. Ada janji soalnya sama Somi." kening Heejin mengerut. "Jadi lo beneran pacaran sama Somi Chan?" Haechan yang sudah bangkit dari duduknya hanya mengangguk singkat tanpa menyadari perubahan yang terjadi pada raut wajah Heejin.
"Gue pergi dulu ya. Kabarin gue kalo ada apa-apa." Sambil tersenyum Haechan menepuk puncak kepala Heejin lembut kemudian berlalu begitu saja.
Heejin mematung. Setelah tersadar dia pun menoleh kekanan mencari sosok Haechan yang kini sudah hilang entah kemana. Kesal, dia langsung memukul dinding kaca disampingnya. Pemandangan lalu-lalang kendaraan yang biasanya Heejin sukai, entah kenapa terdengar berisik dan menyebalkan hari ini.
Cewek itu meraih ponselnya lalu mengetikkan sesuatu disana.
"Gue kira lo boong Nan, sorry."
...
Heejin.
Butuh banget kritik yang membangun dan bisa nambah semangat buat nulis dari para readers :((
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Sun x Flower (HAECHAN) (END)
Conto"Semuanya tuhan ciptakan berpasangan. Itu kenapa kamu dan aku terlahir." "Tapi tuhan juga menciptakan pertemuan dan perpisahan, Chan."