TEN

848 112 6
                                        

Haechan berjalan turun dari mobil Renjun, disusul Jeno Jaemin dan Renjun sendiri. Berhubung mereka satu kelas, tujuan kaki mereka melangkah pun sama. Sepanjang jalan mereka asik ketawa-ketawa ga jelas. Jangan tanya tawa siapa yang paling menggelegar. Tentu saja Haechan dan Jaemin. Mereka berdua yang paling heboh bercerita.

Kali in Jaemin mengadu pada kedua temannya kalo semalam itu Haechan dimarahin bundanya karna kedapatan makan keripik yang banyak micin nya. Jaemin juga meraktekkan raut wajah Haechan yang ngambek karna dimarahin.

"Dih si anak mami, sok gemesin lo!" Ledek Renjun. Mereka bertiga kontan saja tertawa saat mendengar umpatan keluar dari mulut Haechan.

"Anjing lo pada."

Setelahnya mereka kembali bercerita. Tak peduli dengan sekitar yang tengah asik menatap mereka dengan pandangan kagum. Beberapa siswi bahkan sampai menggigiti kukunya sanking terpananya melihat geng Haechan yang baru saja lewat.

"Kenapa sih mereka satu kawanan pada ganteng semua?"

"Kenapa senyum kak Haechan manis banget? Jadi iri sama kak Somi."

"Duh adem banget hati gue liat mereka senyum."

Kenapa

Kenapa

Kenapa

Kenapa

"Gue jadi pengen culik Haechan." Teman-temannya tertawa. Terdengar seperti gurauan memang, tapi sebenarnya dia serius mengatakan itu.

"Iya sih Nan, gue juga pengen karungin kak Haechan sanking gemesnya." temannya menambahkan. Kali ini sangat terdengar nada candaan yang terselip disana. Berbeda dengan cewek yang dipanggil Nan oleh temannya tadi.

...

"Jadi menurut kalian gimana? Ini sumpah gue masih bingung kudu jelasinnya gimana?" Haechan mengacak rambutnya frustasi. Kini mereka tengah berada dikantin, sedang mendiskusikan bagaimana cara Haechan untuk minta kembali motornya pada sang ayah. Pasalnya Haechan tuh udah rada ga enak sama Renjun tiap hari di tumpangin mulu. Lain lagi soal Somi yang kadang mesti naik ojol tiap mereka mau ketemuan. Kan Haechan jadi merasa bersalah. Keliatannya kaya cowok ga modal aja. Meskipun Somi nya ga keberatan, tetap aja Haechan yang ga enakan.

Dia juga udah sembuh kalo itu yang dikhawatirin sama si ayah. Tapi masalahnya, gimana caranya ngeyakinin ke ayah yang punya kepala batu itu kalau Haechan beneran udah gapapa? Bingung mereka berempat tuh.

"Dan lagi Chan, ayah lo tuh kalo udah ngeputusin sesuatu ga bakal mau dia ubah sampe mati sekalipun." Penjelasan Renjun membuat Haechan semakin terkulai lemas.

"Gue juga tau Supraman." Kesalnya.

"Nah terus gimana?" Jaemin jadi ikutan greget.

"Ya makanya gue nanya kalian, ada saran ga?"

Jeno menggeleng santai. "Gue mah ga ada."

"Gue juga." Sambut Jaemin.

"Sama. Kalo soal bokap lo gue angkat tangan."

Haechan menyugar rambutnya kesal.

"Emang ga guna kalian jadi sahabat."

"Bodo Chan, lo juga ga guna bagi kita betiga." Renjun dan mulut sampahnya yang ingin Haechan robek sekarang juga.

Yeri yang baru saja datang melirik sinis kearah Renjun. "Lo tuh yang ga guna."

Haechan langsung bangkit dan memilih cabut dari kantin.

...

Yang lagi diluar rumah jangan lupa pake masker kaya Haechan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang lagi diluar rumah jangan lupa pake masker kaya Haechan. Jaga kesehatan juga, see ya

Tbc

Sun x Flower (HAECHAN) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang