TWELVE

736 98 3
                                    

Haechan menoleh kebelakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haechan menoleh kebelakang. Kearah sumber suara yang memanggilnya. Senyumnya terbit perlahan tatkala melihat sosok Somi yang kini tengah berjalan mendekat dengan senyuman yang juga terpatri pada wajah gadis itu.

"Kok bisa disini?" tanya Haechan bingung melihat kehadiran Somi yang mendadak ada didepan rumahnya. "Kamu kemana aja? Pesan aku kok ga ada yang dibalas?"

Bukannya menjawab Somi malah melemparkan pertanyaan balik. Kebiasaan gadis itu.

"Aku abis terapi. Kalo terapi hp nya kan emang dimatiin." jawab Haechan lembut. Mencoba memberi pengertian pada Somi yang kini tengah merengut dihadapannya. "Kan bisa tuh sebelum terapi kamu ngabarin aku dulu. Jadinya ga perlu kecarian akunya."

Haechan baru tersadar. "Jadi kamu kemari buat nyariin aku?" Somi mengangguk membuat Haechan jadi merasa bersalah.

"Terus kok ga nunggu dirumah aja?" Haechan kembali bertanya. Matanya masih menatap manik Somi dalam sementara gadis itu sudah tertunduk sambil menghela nafasnya.

"Belum berani buat ketemu sama ayah kamu."

...

Somi keluar dari dalam supermarket sambil menenteng tas belanjaan dilengan kiri dan es loli berwarna merah ditangan kanannya. Dia berjalan santai menuju rumahnya yang hanya membutuhkan waktu 10 menit dari supermarket. Sesekali Somi menyesap es nya sambil pandangannya menerawang kesekitar. Somi tersenyum saat tak sengaja matanya menangkap pemandangan cantik taman depan kompleknya. Dulu, dia sering menghabiskan waktu bareng Haechan disana. Dulu sekali, saat keduanya masih asik memikirkan tentang pelajaran daripada perasaan.

Perlahan kaki Somi membawanya mendekat ketaman. Disana ada beberapa bocah laki-laki yang tengah bermain bola dan juga seorang gadis kecil yang tengah bermain ayunan. Somi mendekati sang gadis.

Somi tanpa aba-aba duduk di ayunan yang satunya. Berhasil mendapat tatapan penasaran dari anak disebelahnya.

"Kakak lagi sedih juga?" anak kecil itu tanpa takut pada orang asing, langsung bertanya pada Somi. Wajah kecilnya yang lucu berhasil membuat Somi merasa gemas. Somi lantas menggeleng. "Engga, kakak ga lagi sedih."

Somi memutar tubuhnya. "Kok adek nanyanya gitu?" gantian Somi yang bertanya. "Soalnya aku kalo lagi sedih suka naik ayunan gini." dalam hati Somi ingin bertanya lagi namun dia urungkan. Alih-alih bertanya, Somi justru mengajak nya main hingga gadis kecil tadi lupa akan kesedihannya.

Somi ikut tersenyum, terbayang saat dulu Haechan yang menghiburnya seperti apa yang dilakukannya pada gadis kecil didepannya saat ini. Mengajaknya bercanda dan mendorongkan ayunan yang dinaikinya. Somi kangen dulu.

...

Koridor masih terbilang sepi saat Somi berjalan menuju kelasnya. Dengan telinga yang tertempel earphone, Somi ikut bersenandung kecil mencoba memulai harinya dengan ceria.

Dari arah berlawanan Somi melihat Yeri yang datang bersama Renjun. Seperti biasa, mereka terlihat tengah adu mulut disepanjang koridor yang mereka lewati. Somi tergelak ditempatnya.

Mereka tiba dihadapan Somi dan langsung menyapa gadis itu dengan senyum cerah, seakan lupa dengan perdebatan yang mereka lakukan beberapa waktu lalu.

Keduanya hendak pamit saat langkah Yeri mendadak berhenti dan kembali bertanya pada Somi. "Eh Som, lo kenal Heejin kan?" Dengan cepat Somi menganggukkan kepalanya.

"Kenal. Kenapa dengan Heejin?"

Yeri menepuk pundak Somi. "Saingan lo tuh. Dia udah lama suka sama Haechan tapi doi nya ga peka-peka. Gue mau ngasi tau aja, besok dia pindah kesekolah kita. Dan gue yakin 100 persen, itu semua pasti karna Haechan."

Tbc
part nya kependekan ga sii?

Sun x Flower (HAECHAN) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang