PROLOG

350 71 41
                                    

PROLOG

"Mengapa aku terus berlari tanpa henti?
Mengapa di tempat ini masih begitu gelap?
Kata-kata bahwa waktu akan menjawabnya
Namun waktu tak bisa menyelesaikan nya" -Chronosaurus

####

"Detak jantungnya kembali normal dok!"

"Apa!! Bagaimana bisa?"

"Entahlah, setelah pasien menerima transfusi darah dari ayahnya, kondisinya mulai membaik dengan cepat, walau sempat mengalami kritis," jelas suster itu.

"Dimana ayahnya sekarang?"

"Ayahnya menghilang setelah memberikan darahnya, tidak ada pihak keluarga yang bisa dihubungi, sepertinya anak ini ditinggalkan olehnya. Anak yang malang," ucap Sang suster sembari menatap anak itu kasihan.

"Siapa nama pasien?" tanya dokter muda itu penasaran.

"Hazel Angga."

Mendengar nama anak itu membuat dokter muda itu tertegun, "Nama yang bagus," gumamnya sambil menatap anak itu kasihan, bagaimana jika suatu saat anak ini sadar dan mengetahui keluarganya meninggalkannya. Pasti dirinya akan sangat terguncang.

"Dok? Anda baik-baik saja?" tanya seorang suster penasaran karena dokternya hanya diam dan melamun sambil menatap anak itu.

"Ahh..ya? Lanjutkan perawatan anak ini! Segala biaya administrasi akan saya tanggung," putus dokter itu.

"Apa Anda mengenal anak ini dok?" tanya suster itu.

"Tidak, tapi Anda bilang keluarga pasien meninggalkan nya kan? Untuk sementara waktu saya yang akan jadi walinya."

Kemudian diusapnya kepala anak itu olehnya penuh kasih sayang, "Saya akan melanjutkan pekerjaan saya. Suster, laporkan setiap perkembangan anak ini pada saya! Beri tahu saya jika dia sudah siuman! Saya yang akan menjelaskan apa yang terjadi padanya dan dimana keluarganya."

****

"Halo dokter! Anak ini sudah siuman, kini ia terus menangis dan kami tidak bisa menenangkannya. Dia selalu berontak dan ingin pergi, dia selalu memanggil nama ibunya."

"Baiklah saya segera kesana."

Dengan langkah tergesa Dokter itu menuju ruang rawat anak itu, jantungnya berpacu ada rasa bahagia setelah mengetahui anak itu telah siuman, namun ada rasa sedih saat tahu anak itu menangis. Dibukanya pintu ruang rawat anak itu, pandangannya tertuju pada anak laki-laki yang meringkuk di tempat tidurnya sambil memegang kepalanya dan menangis. Disana ada beberapa perawat yang mencoba menenangkannya, namun anak itu makin histeris dan minta untuk dijauhi.

"Tenanglah, Nak. Kau aman disini," ucap dokter itu sambil mendekat. Diusapnya kepala anak itu dengan lembut dan hangat.

"Aku Dokter disini, dan mereka adalah para perawat di rumah sakit ini," jelas dokter itu. Anak itu masih menangis dan menyembunyikan tubuhnya dalam selimut sambil meringkur kesakitan.

"Kau akan baik-baik saja disini," hiburnya.

Ajaib.... Anak itu berhenti menangis dan matanya menatap dokter itu, mencari celah kebohongan di mata dokter itu. Merasa ditatap curiga, dokter itu menarik anak laki-laki itu kedalam pelukannya, cukup membuat anak itu tertegun, hatinya menghangat merasakan kehangatan dari pelukan seorang ayah. Ahh... Iya, ayah......

"Kau sudah lebih baik, Nak?" tanyanya pada anak itu kemudian melepaskan pelukannya.

"Terimakasih," ucapnya dengan suara yang menggemaskan,

"Mari kita bicara sekarang, aku Dokter Donghae, siapa namamu?"

"Hazel... Hazel Angga Nirwana."

"Nama yang bagus, tapi mulai sekarang kau akan aku panggil Han."

CITOSTATIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang