PART 32

45 8 2
                                    

"Jadi, seperti itu?"

"Iya, kau tahu? Aku dan keponakanku tidak pernah bertemu selama 6 tahun. Ia pergi bersama kedua orang tuanya, kemari. Kemarin, gadis itu meneleponku dan mengatakan ia pergi dari rumah karena ayahnya tidak memperlakukannya dengan baik. Oleh karena itu aku menjemputnya ke sini untuk membawanya ke Cina, lagi pula aku membutuhkan karyawan untuk restorant mie ku di Sanghai," jelas Robert setelah menjalani pemeriksaan jantung. Kini ia berada di ruang kerja Donghae untuk mengobrol karena sudah lama mereka tidak bertemu.

"Gadis itu... Eumm.. Somi, punya saudara?" tanya Donghae hati-hati.

"Iya, saudaranya bernama Sora. Namun gadis malang itu telah meninggal saat Somi dan Sora berumur 4 tahun. Aku masih ingat bagaiaman sedihnya Somi saat Sora dimakamkan kala itu,"

"Kau bilang, Somi meninggal? Kau yakin? Sebelumnya aku ingin bertanya, siapa nama ayah Sora dan Somi?"

****

Millie menatap tubuh Han yang tak sadarkan diri di ruang perawatan khusus. Setelah percobaan yang mengerikan itu, Han kehilangan kesadarannya. Millie menangis melihat kondisi kakaknya, ia marah dengan semua orang, ia marah dengan takdir yang tuhan berikan kepadanya dan kakaknya. Ia membenci dirinya yang dilahirkan untuk menjadi senjata pembuhun para
Birokrat politik negara.

Jika Han tahu tugas apa yang menantinya saat semua sudah siap. Han pasti akan lebih terguncang, sama halnya ketika Millie mengetahui kenyataan pahit itu. Saat itu ia hampir menguraikan atom carbon pada tubuh suster perawat yang ingin menenangkannya.

*****

Han berada di ruangan itu lagi, ruangan yang sangat gelap dengan lantai berair semata kakinya. Ia terus berjalan tanpa arah, dirinya bingung mengapa ia bisa berada di tempat ini. Kemudian ia menemukan seorang gadis kecil kembar sedang bermain. Han menghampiri kedua gadis itu, tetapi kemudian, salah satu gadis memegang dadanya kesakitan, membuat kembarannya menangis dan memanggil-manggil ibunya. Ibunya datang dengan amarah kemudian menampar pipi gadis itu.

"Kau apakan kakakmu? Anak tidak berguna."

"Kak Somi tiba-tiba seperti itu ibu," ucap gadis itu sambil menangis, ayah gadis itu datang kemudian menggendong kakaknya yang sudah tidak sadarkan diri.

Tiba-tiba keadaaan kembali gelap, gadis kembar dan orang tuanya itu menghilang. Han berteriak memanggil nama gadis yang ia kenal itu. Tidak mungkin! Somi dan Sora adalah anak kembar. Lantas siapa yang sebenarnya alter ego dari tubuh itu. Han terus berlari mencari di ruangam yang gelap bagai berada di dalam terowongan tanpa cahaya itu. Ia terus memanggil nama Sora dan Somi bergantian.

Han berhenti di sebuah jam pasir raksasa di depannya, napasnya tersengal-sengal. Di samping jam pasir raksasa itu terdapat sebuah elevator yang terbuka. Han bimbang, apakah ia harus masuk dan naik ke elevator itu atau tidak dan berbalik arah.

"Lo takut?" sebuah suara mengejutkannya di belakang. Han berbalik ke arah sumber suara itu, ia mendapati Sora yang tersenyum kearahnya. Han mengucek matanya memastikan bahwa gadis di 50 meter darinya adalah Sora.

"Gue Sora. Lo katanya sayang sama gue, tapi masa lo gak bisa bedain gue sama sodara gue sih," ucap Sora sambil terkekeh, yah itu benar Sora. Entah mengapa ia bisa bertemu Sora dalam dimensi lain.

"Kamu bisa ada di sini?" tanya Han, ia masih menjaga jarak dengan Sora. Ia masih ingat kala itu Somi menusuknya dengan pisau yang Han kira ia adalah Sora yang melakukannya.

"Lo gak mau peluk gue dulu gitu? Gak kangen lo sama gue?"

Han menatap ragu gadis itu, ia perlahan mendekat ke arah Sora. Sora tak sanggup menggontrol detak jantungnya. Ia menatap mata hazel pemuda di depannya, Sora sendiri tak tahu bagaimana mindroom nya bisa dimasuki Han. Saat ia hilang kendali atas tubuhnya, Sora berada di tempat ini. Kemudian ia tidak ingat apa yang terjadi saat Somi mengambil alih pikiran dan tubuhnya saat ia tersadar kemudian.

Han semakin dekat dengan Sora, kini jarak keduanya hanya satu meter.

"Kita terikat?" tanya Han retoris.

"Entahlah, lo selalu ada dimana-mana." ucap Sora sambil terkekeh pelan. Han tersenyum lebar, senyuman sehangat matahari pagi dan seindah senja pada sore hari. Senyuman yang hanya ia berikan pada Sora. Gadis yang ia cintai.

"Gue tunggu lo di Cina, lo harus cepat. Karena disana mungkin ada alasan kenapa kita terikat," jelas Sora. Petualangan barunya dengan Han baru saja akan dimulai. Di negeri tirai bambu itu, tempat dimana ada sejuta rahasia antara ia dan Han di masa lalu.

"Statim?"

"Haah Statim? Apa itu?"

"Ini kode aku, artinya segera."

"Ahh iya, segera, lo harus segera kesana. Jangan sampai Profesor Petra tahu dan kenal gue."

Han tersenyum kemudian mengangguk, ia menarik Sora kedalam pelukannya. Sora membalas pelukan Han. Ia tidak ingin melepaskannya, karena bahaya dan rahasia masih menghantui mereka dan meminta mereka untuk memecahkannya.

"Jangan hilang, tanpa sepengetahuan aku." ucap Han, ia melepaskan pelukannya memandang Sora lekat.

"Lo akan selalu bisa tahu dimana gue. Lo itu berbeda Han, lo sempurna."

"Gak ada manusia yang sempurna Sora,"

"Bagi gue lo udah sempurna," ucap Sora.

"Sora? Siapa Somi?" tanya Han. hanya satu pertanyaan lagi yang ia butuhkan untuk menjawab kepingan misteri ini.

"Dia kakak gue, dia meninggal karena gagal jantung. Orang tua gue menyalahkan gue atas kematiannya. Sampai-sampai mereka mengatakan kepada publik bahwa gue yang mati. Bukan Somi." Jawab Sora.

"Bagaiamana bisa dia jadi alter ego kamu?"

"Setelah kematian Somi, gue sangat berduka, gue selalu berharap Somi hidup lagi dan hadir menemani gue. Karena orang tua gue selalu melakukan kekerasan ke gue. Entah kapan tepatnya, Somi hadir dalam ilusinasi gue dan menjadi seperti sekarang," jelas Sora.

Han menganguk paham, ia memegang tangan Sora menatap Sora dalam. Takdir membuat kedua orang ini terikat. Menciptakan dimensi khusus untuk mereka. Dunia Sora dan Han baru saja dimulai, dimana bahaya dan kematian menjadi taruhan untuk mereka bertahan. Sora pergi meninggalkan masa ramajanya yang terasa indah begitu juga dengan Han. mereka harus cepat, karena segala konspirasi dan siasat keji menunggu mereka dan menari-nari dalam takdir yang tuhan berikan kedalam hidup mereka berdua. CITOSTATIM.

End.....
*****

Uwuuuuu hahahaha mampus lo pada wkwkwk.......

Sampai jumpa di Epilog.

❤❤JANGAN LUPA KASIH BINTANG DAN ADD CERITA INI KE PERPUSTAKAAN KAMU❤❤😍😍

CITOSTATIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang