"Jika dulu kamu bisa diandalkan, ibu tidak akan tersiksa dan pergi. Jangan sampai ada lagi yang seperti ibu untuk kedua kalinya kak."
"Hazel dengar ibu. Jika suatu saat nanti kau bisa melihat ingatanku, aku ingin kau tahu, kau adalah anakku. Anak dari sel telurku, aku sangat menyayangimu. Hiduplah yang baik di luar sana, kau akan bebas. Tak lama lagi, ibu janji. Setelah kau bebas jangan biarkan mereka berhasil menangkapmu kembali. Aku menyayangimu."
Han benar-benar dilema, dia tidak bisa mengambil keputusan apapun. Dia tidak ingin kembali, tetapi itu sangat tidak mungkin. Sekuat apapun ia menolak, orang-orang terdekatnya yang akan kena imbasnya. Ia sangat menyayangi papahnya, sang idolanya, sosok yang menginspirasi Han untuk menjadi dokter. Ahh iya... mungkin Han tidak akan menjadi dokter. Han menghela napas gusar, ia tidak ingin seperti ini, bahkan kemampuannya belum meningkat sama sekali.
"Han lo ada masalah?" tanya Itsuka, sesampainya Han di gedung untuk pernikahan orang tuannya ini, Han hanya duduk dan melamun, Itsuka yang memperhatikan raut wajah Han menjadi penasaran, apa yang sedang dialami anak jenius ini.
Han tersentak, ia lupa bahwa sekarang ia bukan berada di kamarnya atau ruangan praktikumnya, tempat biasa ia berfikir. Han menatap Itsuka ia kembali menghela napas.
"Saya pulang duluan." kemudian Han beranjak dari kursinya melangkah menuju pintu keluar gedung itu.
"Ehhh.. Han gue tanya sekali lagi ke lo, lo ada masalah? Atau lo ga ikhlas papah lo nikah?" Itsuka menghalangi jalan Han menuntut penjelasan pria itu.
"Tidak Itsuka." jawab Han lelah.
"Saya hanya lelah."
"Kalo ada sesuatu yang lo pikirin, lo bisa tanya gue, ga usah ditutupin gitu, kenapa? Orang-orang yang nyulik gue mau bahayain acara ini?" tanya Itsuka , Han tertegun kenapa tebakan Itsuka bisa benar seperti yang Han khawatirkan.
"Gue bener kan? Astagaa.. sampai kapan lo ga bakal cerita ini ke gue? siapa mereka? dan mau apa mereka sama lo?"
"Itsuka dengar.. Tidak akan terjadi apa-apa."
"Lo ngomong gitu tapi gue bisa liat muka lo yang ga yakin." Itsuka mulai kesal karena Han menyembunyikan sesuatu yang kemungkinan akan berdampak pada acara pernikahan mamahnya.
Han akhirnya harus mengalah "Mari kita bicara." Han mengajak Itsuka keluar gedung itu. Mereka duduk di kursi taman depan gedung itu. Itsuka menunggu Han memulai pembicaraan. Tetapi, Han hanya diam sambil sesekali menghela napas kembali.
"Lo mau gue tonjok lagi? Kenapa sih?"
"Mereka memang mengincar saya, ini berkaitan dengan masa lalu saya, dan saya tidak bisa menceritakan itu pada kamu. Saya tidak tahu apakah mereka telah berhenti atau mereka akan merencanakan hal yang lebih besar. Saya hanya mengkhawatitkan acara besok. Semoga saja tidak ada hal yang menggangu pernikahan papah." Itsuka menatap kasihan Han, siapa sangka manusia seperti Han nemiliki permasalahan yang rumit ini.
"Lo ga usah khawatir, gue ga akan biarin siapapun ngehancurin acara penting nyokap gue. Udah lah Han, seenggaknya lo bikin bokap lo bahagia liat lo bahagia sama pernikahan mereka, bukan merenung gini." hibur Itsuka.
Han menatap manik Itsuka melihat keyakinan dari gadis itu. Itsuka sedikit gugup ditatap begitu oleh Han. Ini orang kebiasaan apa ngeliatin segitunya? udah tau mata lo tuh indah Han. Ehh gue ngomong apa sih.
"Itsuka."
"Apa?"
"Kalo nanti saya pergi, jaga papah saya dan buat dia bangga sama kamu, karena saya ga akan bisa membanggakannya lagi." Itsuka terkejut dengan permintaan Han, Han bicara seolah-olah ia akan pergi jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
CITOSTATIM
Science Fiction*revisi setelah tamat cerita* "you must be fast" Han pikir, dengan dirinya yang kelewatan jenius, dia akan masuk fakultas kedokteran dengan mudah. Han pikir, dengan dirinya yang menutup diri dari segala interaksi sosial di sekolahnya, hidupnya akan...