Sora tidak bisa berkata apa-apa. Lidahnya kelu untuk menjawab pertanyaan Alam.
"Sora lo di skors?" tanya Alam sekali lagi.
"Hmm." gumam Sora menundukan kepalanya.
Alam memundurkan langkahnya menatap nanar Sora. Ia tidak menyangka Sora menyembunyikan hal itu darinya.
"Ayo pulang." ucap Alam datar kemudian meninggalkan Sora yang masih diam, rasa sesak menjalar ke dadanya. Alam kecewa bukan karena Sora yang di skors, tapi karena Sora menyembunyikan hal sepenting itu darinya. Bolehkah Alam kecewa sekarang pada Sora?.
Tidak terjadi pembicaraan apapun diantara keduanya, mereka bergelut dalam pikirannya masing-masing, Sora tidak ingin memulai pembicaraan begitupun Alam, hingga mereka sampai Sora langsung mengucapkan terima kasih dan masuk ke rumahnya.
Alam tidak habis pikir, bahkan Sora tidak mencoba menjelaskan alasan ia di skors, padahal dia adalah sahabat Sora. Sora yang ia kenal tidak pernah merahasiakan apapun darinya, bahkan kala Yeji mengganggunya Sora langsung mengadu padanya.
Sora memasuki rumahnya, ia langsung menuju kamar nya dan menutup pintu kamarnya. Sora menangis, ia tahu Alam pasti kecewa padanya, tapi Sora tidak tahu harus berbuat apa, ia tidak bisa menceritakan masalahnya pada Alam, karena Alam tidak akan paham, ia pasti tidak akan paham. Sora takut jika Alam tahu dirinya mengalami gangguan psikologis ia semakin menjauh darinya. Mungkin mulai sekarang Sora harus menjauhi Alam. Ia tidak ingin Alam kecewa padanya seperti Mahesa. Tapi apa boleh buat, takdirnya seperti ini. Somi akan selalu bersamanya. Sampai kapanpun.
Alam memasuki rumahnya dengan wajah yang kusut, melihat raut wajah tidak enak dari adiknya, Mahesa penasaran apa yang terjadi, bukannya Alam baru saja mengantar Sora pulang.
"Kenapa lo dek?" tanya Mahesa dengan pandangan masih terfokus pada laptopnya.
"Bang, Sora tuh emang semisterius itu ya dari dulu?" tanya Alam tidak tahan. Ia mencurahkan kekesalannya.
"Jadi, apa yang lo bilang di UKS itu serius lam? Lo sayang sama Sora?." tanya Mahesa memastikan.
"Maaf bang, gue sayang sama Sora. Bukan sayang sebagai sahabat." aku Alam pada Mahesa yang notaben nya mantan Sora.
"Jujur gue belum bisa move on dari dia, karena gue ga paham kenapa tiba-tiba dia mutusin gue tanpa alasan. Tapi gue udah ikhlasin dia, mungkin Sora bukan yang terbaik buat gue." jelas Mahesa pada adiknya.
"Jadi, lo ga apa-apa kalo gue deketin dia?" tanya Alam.
"Gue ga masalah Sora di deketin siapapun bahkan kalo itu adik gue."
"Tapi bang,, masalahnya itu Sora nutup diri dari gue, bahkan dia ga kasih tau gue alasan dia di skors." keluh Alam,
"Yeji bilang, Sora ketahuan ada di club malem-malem, apa gue harus percaya sama dia? Sora ga mungkin kaya gitu bang. Bahkan Yeji bilang Sora sampai mabuk, gue ga mau percaya itu, tapi diamnya Sora itu bikin semua terasa ambigu." jelas Alam kemudian mendesah panjang, ia tidak ingin mempercayai itu. Tapi Sora tidak memberikan penjelasan apapun.
"Terus kalo emang bener Sora kesana lo bakal apa?" tanya Mahesa
"Maksud lo, lo percaya kalo Sora kaya gitu? Gila lo bang, ini Sora bang bukan orang lain." Alam menatap kakaknya tidak percaya.
"Gue cuman nanya, apa yang bakalan lo lakuin kalo Sora emang kaya gitu?"
"......"
"Waktu kita pacaran, gue sama Sora kadang suka salah paham dan gue rada ga nyangka Sora saat itu bisa jadi gadis yang kasar. Gue ga punya kesempatan nanya kenapa dia bisa kaya gitu karena tiba-tiba Sora minta putus. Lo harus tanya dulu kenapa? Jangan sampe dia pergi dari lo tanpa lo tahu alasannya." saran Mahesa. Kemudian Mahesa beranjak masuk kekamarnya meninggalkan Alam yang masih bergelut dengan pikirannya. Ia tidak bisa diam saja, ia harus tahu alasan Sora, jika dia tidak ingin menceritakannya maka Alam yang harus bertanya padanya. Alam keluar menuju rumah Sora, ia mengetuk pintu itu berkali-kali namun tidak ada yang menjawab.
"Sora!! Ini gue, lo ada di dalam?" tanya Alam yang tak kunjung mendapat respon dari si pemilik rumah.
"Sora, lo baik-baik aja kan? Sora!!" panggil Alam panik.
Alam mencoba membuka pintu rumah itu. Terbuka! Pintu nya tidak dikunci, Alam langsung masuk menuju kamar Sora. Di ketuknya pintu kamar itu, tapi tidak kunjung mendapat respon. Alam membuka pintu kamar itu dan tidak menemukan siapapun didalamnya, Sora tidak ada di rumahnya, kemana dia? Ohh Sora benar-benar membuat Alan kalap.
"Sora? Lo dimana?" panggil Alam, ia mencari Sora ke setiap sudut rumah itu. Ia mencoba menelepon Sora, tapi ternyata handphone Sora tertinggal di ruang tamu. Ayah Sora, Alam harus menelepon ayahnya Sora.
"Halo om, om lagi sama Sora ngga?" tanya Alam
"Om belum pulang sama sekali, Sora tidak ada di rumah?"
"Iya om, setelah saya mengantar Sora, dia langsung masuk ke rumah. Tapi saat saya ke rumahnya dia tidak ada di mana pun, handphone nya juga ia tinggalakan di rumah om." jelas Alam mulai panik.
"Kemana anak itu, baiklah om akan pulang, kamu cari Sora ya Alam, kalau ada apa-apa beritahu om."
Panggilan ditutup, Alam langsung menuju rumahnya mengambil jaket dan kunci mobil. Mahesa yang melihat Alam yang tergesa-gesa merasakan ada hal yang tidak beres.
"Heii kalem, ada apa?" tanya Mahesa
"Bang....Sora ilang." ucap Alam lirih, Mahesa terkejut bukan main, dirinya sama khawatirnya dengan Alam.
"Ayo kita cari." ucap Mahesa, kemudian keduanya melajukan mobil mencari keberadaan gadis itu.
Sora tidak tahu kenapa dirinya bisa ada di atap gedung ini, hal terakhir yang dia ingat saat dia berada di rumah, ahh pasti Somi.
"Gue capek hidup kaya gini terus, apa gue nyerah aja ya." gumam Sora sambil melihat pandangan ibu kota dari atas gedung tua ini.
"Sora, lo bener ga suka gue ada di tubuh lo?" tanya Somi
"Gue ga tau, kadang lo bantuin gue kalo ada orang yang macem-macem sama gue, tapi kadang lo bikin masalah yang berdampak buruk ke gue. Bahkan sekarang semua semakin rumit karena lo, Alam tahu gue di skors, pasti Yeji yang ngasih tau dia, kemungkinan juga Yeji udah ngasih tau soal gue yang ke club." jelas Sora. "Lo benci gue ya?"
"Lo ga inget sama sekali Sora?" tanya Somi.
"Apa yang lo bilang itu bener? Gue bunuh nyokap?" tanya Sora balik
"...... Gue yang bunuh nyokap."
"Tapi kenapa??" ia sedikit menaikan nada suaranya.
"Karena dia udah di luar batas nyiksa lo. Mungkin selebihnya lo bisa tanya bokap lo." jelas Somi.
"......ayah gue bahkan menghindari gue....Gue boleh minta tolong? Jangan lukain siapa-siapa lagi Somi." pinta Sora. Tidak ada jawaban apapun dari Somi dirinya hilang tempat ini menjadi sunyi kembali. Sora menghembuskan napasnya lelah. Ia tidak ingin pulang dulu. Ia butuh waktu sendiri. Hari sudah petang, Sora dapat melihat matahari sore yang indah, dirinya sudah terhanyut menatap langit sore yang indah. Sangat menenangkan.
Aakkhh..!!!
Suara teriakan dibawah membuatnya terkejut, tubuhnya gemetar, seseorang sedang disiksa di bawah.
####
Kalian tim mana nih??
#Han-Sora
#Alam-Sora
#Han-itsuka
#merekajombloabadi.❤❤JANGAN LUPA KASIH BINTANG DAN ADD CERITA INI KE PERPUSTAKAAN KAMU❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
CITOSTATIM
Science Fiction*revisi setelah tamat cerita* "you must be fast" Han pikir, dengan dirinya yang kelewatan jenius, dia akan masuk fakultas kedokteran dengan mudah. Han pikir, dengan dirinya yang menutup diri dari segala interaksi sosial di sekolahnya, hidupnya akan...