Gadis kecil dikursi taman mengerjap, memperhatikan anak anak lelaki yang menyodorkan coklat kepadanya.
"Nih, buat kamu" ucap anak lelaki itu pada si gadis kecil.
"Buat aku?" tanya gadis kecil tak percaya.
"Ia, rumah aku disana, disamping rumah kamu" tunjuk sang anak lelaki menunjuk rumah bercat abu abu disamping rumah bercat putih.
"Mau main bareng aku?" tanya anak lelaki itu.
"Mau" sang gadis langsung menyambar coklat yang disodorkan anak lelaki yang baru ia kenali itu.
Mereka berjalan ke belakang rumah anak lelaki itu dengan mengendap endap.
"Kita mau ngapain?" tanya gadis itu heran, kenapa mereka harus sembunyi, padahal itukan rumah mereka.
"Kita mau main" mereka berjalan kearah kandang kelinci di belakang rumah.
Sang anak lelaki mengambil seekor kelinci berwarna hitam dari kandanganya.
"Ayo ayo" kata anak lelaki berjalan kearah dapur. Mereka memasuki kamar mandi. Sang anak lelaki menenggelamkan kelinci hitam itu.
"Kenapa dimasukin?" tanya gadis itu panik, mencoba menghentikan ulah anak lelaki itu.
Kelinci yang ditenggelamkannya berontak sekuat tenaga.
"Ini yang menyenangkan, kamu mau coba?" sang anak lelaki masih sibuk dengan kegiatanya.
"Kelincinya kasihan" ucap sang gadis sedih.
"Gak ada kasihan, sini deh coba" Sang anak lelaki memberi kelinci yang kehabisan napas kepada gadis kecil itu.
"Apa gak papa?"
"Gak papa, coba aja deh" sang anak lelaki memberi tempat untuk Gadis kecil itu mencobanya.
Gadis kecil itu berjalan ragu, memasukan kelinci yang berontak kedalam air. Setelah kelinci itu masuk ke air sebuah senyum terbit di bibir kecil gadis manis itu.
***
Dalam kamar kecil itu, gadis kecil sedang tidur dipelukan sang Mama. Terlalu lelap sampai tak dapat mendengar isakan sang Mama yang memilukan.
Sang Mama bangkit mengambil ponsel dinakas samping tempat tidur. Memandang kontak yang ada didalamnya kemudian menatap wajah sang putri yang damai.
Sekali lagi air matanya tak terbendung, ia harus melakukan ini.
Dengan sekali tekan ia menghubungi seseorang yamg sedang terlelap disana dengan keluarga bahagia mereka.
***
Pagi menjelang, cahaya matahari mengintip dari balik kaca jendela yang tidak ditutupi tirai jendela. Gadis kecil yang awalnya terlelap terganggu dengan hal itu.
Kenapa sang mama tak membangunkannya untuk pergi kesekolah?
"Ma..." panggil gadis kecil itu serak.
Ia bangkit dari tidur, menoleh kearah jam yang menunjukan jam sembilan.
Apa mamanya lupa kalau ia harus sekolah? Kalau iya maka akan sangat bahagia.
Dengan langkah riang sang gadis kecil melangkah keluar dan pemandangan yang ia temukan adalah...Sebuah kaki pucat menggantung di ruang tamu,gadis kecil itu bingung. Kenapa mamanya bergelantungan?
"Ma...?" panggil gadis kecil itu meraih kaki dingin Mamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycopath Girl
FantasyJangan baca work ini... Author gak tanggung jawab jika kalian sakit mata baca typo SAYA BILANG JANGAN BACA YA JANGAN BACA!!!!!!