Disudut ruangan seorang gadis berkaca mata membaca buku yang ia beli kemarin sore, tak ada yang unik dari gadis itu. Tampak normal jika dilihat dari sudut pandang depan.
Namun, jika diperhatikan lebih teliti mata yang di tutupi kaca bening itu tak memandang buku yang ia baca. Ia memandang sebuah ponsel yang ditutupi oleh buku.
Padahal jam kosong sedang berlangsung, kenapa ia harus menutupinya?
Karna itu rahasia.
Banyak siswa melakukan kegiatan masing masing, dari yang bermain game bersama, menggosip ria dan tutor make up.
Kenapa ia tak bergabung bersama yang lain?
Karna ia tidak ingin, atau lebih tepatnya ia tidak mau.
Tak ada yang berani mengganggunya. Tidak satupun dari mereka yang berani.
Bukan karena ia yang galaknya minta tolong. Namun karna sebaliknya. Ia sangat pendiam.
"Gais, kita ada kedatangan murid baru" kata Upa yang baru masuk kelas.
"Cowok Cewek?" tanya Doni yang baru mematikan ponselnya.
"Cowok" jawab Upa lemas.
"Ganteng gak?" tanya Tria yang selesai mengerjakan PR.
"Manis sih, punya lesung pipi, tapi pake kaca mata" Upa menuju ke arah bangku miliknya.
"Wah, jadi pengen lihat dimana dia sekarang?" kali ini Janny yang bertanya.
"Tadi sih pas gue dari toilet dia menuju kantor" setelah mengatakan itu anak anak yang berada diluar kelas bergegas masuk.
Seorang guru paling disegani memasuki kelas dengan diekori seorang lelaki dibelakangnya.
"Selamat Siang anak anak" suara guru itu tak lebih kuuat daru suara yang dimiliki Upa tadi.
"Sekarang kalian memiliki teman baru, nak Saka perkenalkan nama kamu" pak guru mempersilahkan anak baru itu memperkenalkan diri.
"Hai semua, saya Asaka abimanyu akan bergabung dengan kamu untuk belajar bersama, mohon bantuanya" kata Saka sambil tersenyum memperlihatkan lesung pipi miliknya.
Seorang cowok menaikan tangan tanda ingin bertanya.
"Sak katanya lo kelas IPA, kok bisa nyasar ke IPS?" tanya Guntur si ketua kelas.
Saka tersenyum masam mendengar hal itu. Ia mencoba memberi senyum namun malah nampak wajah yang kurang senang.
"Karna kemarin saya salah mengambil jurusan, dan ibu saya menentang jurusan yang saya ambil kemarin" jawab Saka dengan ragu.
Mendengar itu Guntur tersenyum miring.
"Ada pertanyaan lagi?" tanya pak guru ingin mengakhiri.
"Nomor HP lo berapa sak?" suara Janny membahan.
"Kalau pribadi kamu bisa bicara secara pribadi janny" kata pak guru memperingati dengan nada datar.
"Baiklah Saka kamu duduk di disamping Caroline yang ada di sudut sana" kata pak guru sambil menunjuk gadis berkacamata di sudut ruangan.
"Baik pak" jawab saka menunduk sopan sambil berjalan menuju kearah Caroline.
"Baik anak anak, karena guru akan mengadakan rapat. Diharapkan kalian tidak ada yang keluar dari lingkungan sekolah"
"Baik pak" jawab murid dengan semangat. Akhirnya suasana tak terkendali terjadi lagi didalam kelas.
"Hai, aku Saka" sapa Saka mencoba ramah dengan tetangga bangkunya.
Sapaan Saka hanya di lirik sekilas oleh Caroline.
'Sombong sekali gadis nerd ini' celetuk Saka dalam hati. Ia melirik dada kiri Caroline berharap ada name tag disana namun nihil. Tak ada name tag sama sekali.
'Apa ia melepasnya?' tanya Saka lagi didalam hati.
Karna tidak direspon Saka membenarkan kaca matanya yang sedikit melorot. Ia beralih memgambil buku dari dalam tas miliknya.
"Hei anda" panggil Caroline, Saka menoleh dan tersenyum manis akhirnya ia notice.
"Saya tidak sejenis dengan anda" setelah mengatakan itu Caroline berjalan menuju ke arah pintu.
Saka?
Terdiam tak mengerti, sejenis apa maksudnya? Lamunanya buyar saat Janny menghampirinya.
"Saka" Janny mengaggetkanya dengan muncul di belakang.
"Ah ya" Saka yang terkejut langsung menoleh ke asal suara.
"lo jangan dekat dekat Caroline, dia itu aneh, nanti lo ikutan aneh" kata janny langsung padanya.
"Emang kenapa?" tanya Saka mengerutkan alis.
"Dia itu...." janny menjeda ucapanya sambil melirik kesana kemari seolah melihat situasi.
"Dia itu..."
Saka ketar ketir menunggu kelanjutan ucapan Janny.
"Pokoknya lo jauhi dia" janny buru buru kembali ketempat duduknya saat melihat Caroline dari jendela menuju pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycopath Girl
FantasyJangan baca work ini... Author gak tanggung jawab jika kalian sakit mata baca typo SAYA BILANG JANGAN BACA YA JANGAN BACA!!!!!!