chapter 15

214 29 3
                                    

EGOIS
.

.

.


Ino bersiap keluar dari mobil sport hitam sasuke "makasih pantat ayam,"

Sasuke menatap ino sekilas "hn, keluar."

"EH ANDA NGUSIR?" Ino kesal pada sasuke, ya kali nadanya kayak ngusir orang.

"Iya, keluar. Masuk rumah." Sasuke menatap ino datar.

"Tambah nyebelin aja ni orang," ino menatap sasuke dengan kesal lalu keluar dari mobil sport itu.

"HUSH HUSH PERGI DARI HALAMAN RUMAHKU!" Teriak ino melewati jendela mobil sasuke yang terbuka.

"Oke," sasuke puas mengerjai ino. Sangat puas.

.

.

Di lain tempat

"Nih," ucap gadis pink itu melemparkan sesuatu.

"Apaan?" Sasori terbangun dari acara malas-malas an.

"Liontin? Ketemu?" Antara kaget dan senang sasori bangun dari tidurnya.

"Ya iyalah gimana enggak? Ino nyariin liontin itu dalam 3 hari, and waktu itu juga dia lagi sakit. Kau itu egois tau nggak?" Sakura meninggikan nada suaranya. Sakura cukup tau pentingnya liontin itu bagi kakaknya, tapi jika penting nya liontin itu membuat kakaknya egois, sakura tidak bisa tinggal diam. Apalagi menyangkut sahabatnya.

"Egois?" Sasori tak mengerti.

"Iya, egois banget. Aku  tau nii-chan liontin itu penting buat nii-chan. Tapi nggak gini juga, kau membuat ino tersiksa tau nggak?. Akibat kata-katamu yang merendahkan ino di depan banyak orang. Ino jadi jadi bahan bully."

"Dimana aja ino pasti ada orang yang bully dia! Dan itu semua gara-gara sasori-nii. Kaki dia sakit susah buat jalan, juga gara-gara nii-chan juga tau nggak!" Sakura tidak bisa menahan emosinya.

"Gara-gara gue?" Sasori tidak mengerti,

"Dia rela-rela in berangkat pagi-pagi demi bisa nyari liontin gak berguna itu!. Seharusnya kaki dia udah sembuh sekarang. Tapi karna liontin itu! Dia bikin kaki dia tambah sakit. Bukan cuma kaki, hati dia sakit tau nggak? Gara-gara fans fans mu yang gak tau sopan santun?"

"Bodohnya, dia tetep nyari liontin itu meski kaki sakit, harga dirinya yang direndahin orang lain!" Sakura semakin menjadi-jadi. Tentu saja, sakura juga bisa merasakan sakit hati ino saat di kata-katai.

Sasori terdiam, ia berusaha mencerna kata-kata adiknya.
"Kau suka ino kan? Sasori-nii." Sakura menatap kakaknya dengan tatapan yang tak biasa. Berasa pengen mati aja liat tatapannya.

"Ha?! lo itu ngomong apa sakura," Sasori tak terima jika dikatai menyukai cewek babi itu.

"Kalo nii-chan gak suka, nii-chan gak bakal masalah kalo INO DEKETIN GAARA SAMA SASUKE! aku tau itu gak bener, ino gak deketin mereka." Sakura meninggalkan kakaknya sendiri dikamar.

'Yamanaka ino,' batin sasori.

.

.

Sabtu pagi di konoha, murid kehs tetap berangkat menuju sekolah walaupun tidak melakukan kegiatan belajar mengajar.
Meski begitu, hampir semua murid tidak absen.

Kalian pernah merasakan bukan?
Lebih baik berangkat sekolah tanpa ada kegiatan, daripada diam dirumah.
Keinginan bertemu wajah-wajah teman yang menyebalkan.

Mungkin itu yang dirasakan gadis pirang yang tengah berjalan menuju kelasnya dengan gembira. Kakinya sudah sembuh semalam setelah tou-san nya mengobati, selain itu dia sudah tidak mempunyai tanggung jawab mencari-cari barang tidak berguna. U know lah.

Saat ino melewati kelas para senpai nya, ino tersandung salah satu kaki siswi yang sedang berdiri bersama teman-temannya. Aneh bukan?

"Ah. Maaf senpai," Gadis pirang itu membungkuk lalu menatap kakak kelasnya itu.

"Hah? Maaf lo bilang?. Wait wait si pirang ini toh. Yang ke ganjen an deketin cowok-cowok itu kan?" Jawab siswi berambut merah berkacamata, dia adalah orang yang sengaja? Membuat ino menyandung kakinya.

"Wajah nya gak seberapa aja," ujar gadis disampingnya, jika dilihat dia mungkin seangkatan dengan ino.

"Ahahahaha" gelak tawa memenuhi gerombolan siswi yang hanya berani jika bersama banyak orang. Jika sendiri? Hah ciut nyalinya.

Ino muak dengan ini, "Kalau begitu, lebih baik aku yang mendekati mereka ditanggapi. Daripada kalian yang mengejar-ngejar dan 'memuja' mereka tapi tidak dihiraukan. Menyedihkan." Ino menatap mereka satu-persatu dengan tatapan prihatin.

Ino beranjak pergi, namun tangan salah satu dari mereka menarik rambut pirang ino.

"Hahaha, lo berani sama kita?" Tanya gadis berambut coklat, kalau tidak salah namanya matsuri.

Dia menjambak rambut ino.
"Ini nih? Yang katanya rambut paling cantik di khs?"

"Ahahahaha." Gelak tawa mereka sangat menyedihkan.

Ino melepaskan tangan menjijikan itu dari rambutnya dan memutarnya.
"Ya, mat-su-ri. Ini adalah rambut sang yamanaka ino. Dan tangan mu yang menjijikan ini tidak pantas menyentuh sehelai pun." Ino menatap matsuri datar.

Benar kan? Mereka hanya berani merendahkan seperti buaya yang melihat mangsanya.

Ino melepaskan tanganya dan beranjak dari situ.
Ia menuju toilet perempuan yang berada dekat kelasnya.

'Alright ino. Jangan takut,' ino sedari tadi menahan rasa takutnya. Ia tidak salah, ia tidak boleh takut.

.

.

.

Maaf ya kalo pendek
Gue besok jadi panitia graduationnya kakel.

Karena besok kayaknya nggak update. Jadi ku usahain hari ini walaupun pendek.

Thanks🐧

Story of my lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang